Jarak yang cukup jauh dari perkotaan Desa Tepek sendiri memiliki keamanan yang cukup ketat karena tidak semua orang bisa memasuki Desa tersebut, di jaga oleh beberapa lelaki kekar dan bergairah di pintu gerbangnya yang membuat Zuzu mengingatkan akan badan dari sang utusan.
Datang dan menghampiri para penjaga Zuzu pun di tanyakan oleh penjaga tersebut, "Urusan apa yang membawa nona kemari?" Tanya penjaga kepada Zuzu.
"Aku datang ingin bertemu kepada sang Utusan dari desa kalian" Jawab Zuzu dengan tegas kepada penjaga itu.
"Apakah nona sudah mengatur janji sebelumnya?"
"Belum, buat apa aku harus repot-repot seperti itu untuk berkunjung ke desa mama ku berasal" Jawab Zuzu sambil menberikan raut wajah mengesalkan kepada penjaga.
"Baik jika benar nona adalah salah satu keturunan dari wanita yang berasal dari Desa Tepek, bisa di bantu untuk menyebutkan nama ibu mu yang berasal dari Desa Tepek dan juga alamat tinggal mu saat ini?" Ujar penjaga kepada Zuzu.
Setelah menyebutkan nama dan juga alamat tinggal Zuzu, para penjaga tersebut mengkonfirmasi kepada bagian Administrasi di desa dan memberikan ijin Zuzu untuk masuk kedalam Desa Tepek, Zuzu dengan polos dan sedikit gugup ketika gerbang yang tinggi di bukanya di depan wajahnya langsung.
Berjalan secara perlahan dan sambil melepaskan napas lalu dilihatnya sekitar sekelilingnya ada beberapa kegiatan masyarakat yang hidup dengan cara bertani dan tersenyum secara bersama seperti kegiatan normal di kota namun di desa tersebut masih terlihat asri.
Zuzu yang awalnya masih ragu ketika berpapasan dengan orang baru akhirnya memberanikan untuk bertanya kepada salah satu warga disana yang mana mempertanyakan kederadaan lokasi dari kepala Desa Tepek untuk meminta petunjuk dari lokasi dari sang utusan.
Pergi menuju lokasi kepala Desa Tepek yang berada tepat di lokasi pertengahan desa, masuk dan memberi salam yang mana kebetulan sang kepala desa sedang memberikan makan Ikan Koi di kolam rumahnya.
"Halo apakah benar ini dengan rumah kepala Desa Tepek?" Ujar Zuzu sambil memberikan senyum manis kepada kepala Desa Tepek.
"Benar nona, saya sendiri kepala Desa Tepek. ada prihal apa nona mencari saya?" Jawab kepala Desa kepada Zuzu.
"Saya ingin mencari sang utusan yang pernah mendatangi saya sebelumnya di rumah saya, apakah bisa kiranya Bapak membantu saya untuk memberikan informasi dan tempat tinggalnya saat ini?" Ujar Zuzu kepada kepala desa.
"Baiklah, silakan masuk terdahulu nona tidak baik menerina tamu berbicara di luar" Ujar kepala desa kepada Zuzu sambil mempersilakan masuk kedalam rumahnya.
Masuk dan disediakannya teh dan beberapa cemilan kepada Zuzu lalu sembari menceritakan tentang tujuan dari Zuzu datang ke Desa Tepek, kepala Desa pun memberikan ijin untuk bertemu dengan sang utusan namun kepala desa terakhir memperingati kepada Zuzu untuk tidak berekpektasi tinggi karena hanya beberapa orang saja yang bisa menemui sang utusan di Desa Tepek.
Pergi dan mengucapkan salam kepada kepala desa Zuzu pun memberanikan diri dan menyiapkan mental yang tinggi untuk bertemu sang utusan di rumahnya saat ini.
Tidak jauh dari lokasi rumah kepala Desa Tepek Zuzu akhirnya menemukan rumah sang utusan.
"Haloo.. apakah ada orang di dalam?? saya datang untuk bertemu dengan sang utusan dari desa Tepek" Ucap Zuzu di depan rumah milik sang utusan.
Beberapa menit Zuzu memanggil di depan rumahnya namun tidak seorang pun datang atau keluar dari rumah itu, akhirnya Zuzu nekat masuk secara diam-diam lalu masuk kedalam pintu rumah yang mana kebetulan tidak terkunci.
Masuk kedalam rumah Zuzu mendengarkan suara dengkur seorang pria yang tertidur lelap di dalam kamar bersama seorang anak kecil dan tak salah lagi yaitu sang utusan yang tertidur di atas ranjang tersebut bersama anak itu, sekilas setelah Zuzu memperhatikan sang utusan yang tertidur lelap dengan menggunakan Boxer saja sambil telanjang dada yang membuat Zuzu menjadi seketika itu bergairah ingin memeluknya dari belakang.
Tak kuasa Zuzu menahan nafsunya akhirnya di taruhkannya tas yang di bawa Zuzu di bawah setekita itu juga Zuzu melepas Bra-nya lalu menuju ke arah sang utusan dan menarik boxernya dan di sentuhnya penis sang utusan lalu di masukan kedalam mulut Zuzu yang mungil dan merona itu.
Di masukan dan di emutnya dalam kenikmatan sehingga membuat penis sang utusan tegang dan terbangun dari tidurnya, seketika itu juga sang utusan melihat ke arah penisnya dan menyadari bahwa Zuzu sedang menikmati penisnya di dalam mulutnya.
Bangun dan langsung menarik Zuzu untuk berdiri dan berpindah ke kamar lainnya sang utusan pun mulai birahi atas hal yang di lakukan Zuzu saat itu dan sang utusan mulai mencium bibir Zuzu sambil memeras payudaranya lalu di jatuhkannya Zuzu ke ranjang sambil mengkunci kamar tersebut.
Tak kuasa menahan birahi mereka berdua akhirnya memulai ritual sucinya, dimulai dari saling mencium bibir dan di jilati leher Zuzu kepada sang utusan hingga di telinganya yang membuat Zuzu semakin kenikmatan dalam ritual suci tersebut.
Setelah hampir seluruh tubuh Zuzu dijilati oleh sang utusan lalu di tariknya celana dalam Zuzu lalu di masukannya penis tersebut kedalam vagina milik Zuzu, tanpa adanya gerakan lambat atau gerakan pemula sang utusan langsung mengambil gerakan cepat dan membuat Zuzu berteriak kenikmatan seolah rasa gatal dari vaginanya merasakan rasa kenikmatan tiada tara.
Berganti posisi dari yang mula saling berhadapan sang utusan menarik bangun Zuzu memintanya Doggie Style lalu dirapatkannya paha Zuzu seolah supaya penis sang utusan terjepit lembut oleh vagina Zuzu, gerakan yang semakin cepat dan goyangan dari sang utusan dengan penisnya yang panjang dan berurat itu membuat Zuzu bertiak kenikmatan sampai mata Zuzu solah-olah sedang setangah sadar dibuat oleh sang utusan.
Di lepaskannya penis sang utusan dan menyuruh Zuzu untuk berbalik kearah sang utusan sambil ditariknya ke arah dekat luar ranjangnya lalu di masukan kembali dan Zuzu pun di tarik keatas dadanya lalu digendong dan diarahkannya ke dinding sambil menggoyangkan badan sang utusan ke Zuzu dengan gerakan cepat yang membuat akhirnya Zuzu pun mengeluarkan air sucinya sangat deras hingga menarik penis sang utusan yang masih dalam keadaan yang sangat tegang keluar dari vagina Zuzu.
Keluarnya air suci milik Zuzu membuat penis sang utusan terasa geli dan semakin bergairah untuk melakukan kegiatan ritual suci tersebut, setelah keluarnya milik Zuzu sang utusan pun memasukan kebali penisnya kedalam vagina Zuzu tanpa rasa ragu sang utusan memulai dengan gerakan cepatnya kembali.
Hampir 30 menit sang utusan melakukan gerakan tersebut sambil mencium bibir Zuzu juga dalam posisi di gendong dan di tempelkanya ke tembok, sang utusan tetap menciumnya dengan rasa penuh kebirahiannya sehingga tak lama kemudian sang utusan pun mengeluarkan air sucinya di dalam vagina Zuzu sangat deras sehingga Zuzu merasakan sesuatu yang sangat nyaman di semprotkannya kedalam vaginanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAIRAH SEORANG JANDA
FantasyAwal dari perjalanan seorang wanita Janda yang bosan dengan adanya hubungan yang terikat kepada seorang lelaki karena baginya setiap lelaki memiliki rasa dan gairah yang berbeda saat berada di ranjang ketika melakukan ritual suci yang dianggap surg...