PENCARIAN BIRAHI CHAPTER 1

729 3 0
                                    

Rintik hujan berjatuhan diatas atap rumah Zuzu di pagi hari yang mana membuat mata untuk terbuka kembali untuk melakukan kegiatan sehari - hari, namun tiba - tiba Zuzu masih teringat dengan sentuhan dari sang utusan yang dia lakukan sebelumnya.

Memulai kegiatannya dengan merapikan kasurnya lalu pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi dan membasuh muka, setelah itu zuzu keluar dari kamarnya dan turun menuju dapur untuk menyiapkan sarapan untuk paman Penas.

Secangkir Kopi hitam untuk paman Penas dan secangkir teh melati untuk Zuzu yang selalu dipersiapkan ketika di pagi hari dan juga untuk beberapa roti panggang dan telur goreng juga selai buah, ketika semua sudah di hidangkan dalam meja oleh Zuzu kemudian paman Penas datang dan menyambut senyum kepada Zuzu. 

Mereka pun memulai sarapan pagi dengan keadaan yang fresh di pagi itu, tak lama paman Penas memakan beberapa roti panggang dan telurnya paman Penas pun berkata kepada Zuzu "Sepertinya ponakan paman sedang terlihat memikirkan sesuatu ya? Hayoo apa yang membuat mu terlihat seperti rasa ingin tahu mu sampai seperti itu Zuzu??" Tanya paman Penas kepada Zuzu sambil senyum menggoda.

"Tidak paman, aku hanya sedang memikirkan sesuatu tentang pernikahan itu saja" Jawab Zuzu dengan polos kepada paman Penas.

"Loh rupanya ponakan paman yang satu ini sudah mulai beranjak dewasa ya, sudah memikirkan tentang pernikahan saja haha" Ucapnya kepada Zuzu sambil tertawa gembira.

"Di umurku yang saat ini sudah memang sepantasnya untuk menikah kan paman? karena tidak baik juga jika aku terlalu membebankan tanggung jawabku kepada paman Penas selalu" Ujar Zuzu kepada pamannya.

"Kau tidak perlu memaksakan dirimu untuk menjadi dewasa sejak dini namun paman hanya ingin melihat ponakan paman yang manis ini selalu bahagia dan tersenyum selalu" Jawabnya sambil tersenyum lega kepada Zuzu.

Semenjak dari percakapan di sarapan pagi hari tadi bersama paman Penas, Zuzu mulai berpikir untuk menikah dengan sang utusan dengan harapan paman Penas harus membantunya untuk bertemu dengan sang utusan kembali.

Pergi berpakaian rapi dan membantu paman dalam megurus beberapa laporan untuk kebutuhan pabrik Zuzu pun mulai merasakan rasa kangen yang semakin dalam kepada sang utusan, hujan pun mulai reda namun cuaca yang mendung dan angin yang sejuk membuat Zuzu kembali ingin melakukan ritual sucinya dengan sang utusan.

Tak tahan dengan cuaca saat itu dan ia pun izin kepada paman Penas untuk kembali terlebih dahulu ke rumah karena merasa ingin istirahat, pergi pulang ke rumah lalu setibanya di rumah Zuzu langsung pergi ke kamar Penas untuk mencari tau informasi tentang keberadaan Desa Tepek untuk mencari tahu lebih dalam tentang tempat tinggal sang utusan.

Tak lama ketika Zuzu mencari-cari keberadaan tentang Desa Tepek namun tidak ada bukti lengkap atau pastinya informasi tentang sang utusan, lalu Zuzu pun pergi ke ruang kerja paman Penas dan membuka komputer di ruangan itu untuk searching tentang lokasi tepatnya Desa Tepek itu.

Akhirnya Zuzu menemukan lokasinya dan mulai mencari-cari beberapa berita tentang Desa Tepek, mulai dari isu negatif yang diberikan kepada para warga Desa Tepek dan beberapa kasus pemaksaan yang dilakukan Desa Tepek kepada warga lain yang menikahi warga dari Desa Tepek.

Jarak tempuh dengan perjalanan 4 jam dari lokasi Zuzu saat ini yang akhirnya membuat Zuzu pergi ke Desa Tepek untuk mencari sang utusan, menggunakan Bus dari lokasinya dan pamit dengan paman Penas untuk pergi berlibur dengan teman sekolah namun sengaja berbohong kepada pamanya karena takut membuatnya khawatir.

Berpamitan untuk pergi dalam 3 hari dengan beberapa pakaian dan juga tas yang dibawa Zuzu akhirnya tiba di Desa Tepek yang mana terlihat sangat asing dan mencurigakan dari pintu masuk Desa terpantau tertutupi dengan tembok besar juga tinggi di sekeliling perbatasan desa yang membuat seolah-olah terlihat seperti memasuki kawasan kerjaan dari Desa Tepek itu sendiri.


GAIRAH SEORANG JANDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang