Tak lama dari rasa lelah yang begitu menyenangkan Zuzu akhirnya terbangun dan melihat wajah Sang utusan yang bersender di depan wajahnya, terasa hangat dan sangat membuat Zuzu ingin merasakan kehangatan dari sang utusan setiap hari. Wajah yang terlihat lelah namun masih terlihat manis dengan lesung pipi yang ada pada wajah sang utusan.
Melihat pesona wajah yang begitu menyegarkan bagi Zuzu membuatnya semakin memeluk erat tubuh sang utusan seolah tak ingin tinggal jauh darinya, namun Zuzu sadar jika harus kembali dan bertemu dengan Paman karena zudah cukup lama ia meninggalkan rumah untuk mencari sang utusan di desa Tepek ini.
Suara ayam yang mulai bersuara dan mentari yang mulai datang menyapa mengingatkan Zuzu segera bergegas untuk bersiap pergi kembali ke rumah paman, Bangun dan pergi ke kamar mandi sambil melihat sang utusan yang masih tertidur lelap di kasur itu.
Keluar dari kamar mandi Zuzu melihat sang utusan telah bangun dan membuat sarapan untuknya dan anaknya, terdiam sejenak sambil bersender di depan kamar melihat sang utusan sedang memasak seolah-olah Zuzu menginginkan dan memiliki keluarga lalu hidup seperti saat ini.
Duduk dan sarapan dengan keluarga sang utusan sambil mengucapkan pamit jika Zuzu akan kembali pergi ke tempat asalnya.
"Makanlah dengan lahap Nona manisku supaya kau tak kelaparan di perjalanan jauh mu nanti" Ucap sang utusan kepada Zuzu.
"Aku tak perlu memakan semua hidangan ini untuk membuat perutku kenyang, cukup dengan senyuman dan ciuman mu yang membuatku kuat menghadapi perjalanan panjangku ke rumah nanti" Jawab Zuzu dengan wajah tegas sambil menggigit bibirnya.
Sang utusan membalas senyum manis kepada Zuzu lalu berkata,
"Nona jika sudah sampai di rumahmu nanti mohon lupakan kejadian semua yang kita lakukan selama ini, Aku tau ini berat tapi tujuan awalku bukan untuk menikahi mu namun untuk melepas rasa birahi mu yang terpendam selama ini" Ujar sang utusan kepada Zuzu
"Kenapa aku harus melupakan semua kenangan indah ku kepada mu tuan? bukankah semua orang ingin mengenang semua kenangan mereka supaya semangat dalam menjalani hidup??" Tanya Zuzu kepada sang utusan.
"Aku hanya tidak ingin nantinya kamu akan sulit untuk melupakan ku, tujuan ku sebagai utusan hanya bisa melakukan apa yang di tugaskan oleh Kepla Desa Tepek kepada ku dan mengingat tugas dan tanggung jawab ku sangatlah susah jika kau harus mengenang semua perbuatan kita selama ini" Jawabnya kepada Zuzu.
"Baiklah jika tuan menginginkan hal tersebut namun mungkin tidak secepat yang seperti engkau kira untuk melupakan semua kenangan itu tuan, kemungkinan aku harus mencari orang lain yang bisa menggantikan mu dahulu baru aku bisa perlahan melupakannya" Ujar Zuzu sambil berkaca-kaca di matanya.
"Aku tahu itu tidak mudah, maka mulailah berbaur dengan teman lelaki mu untuk mencari sosok pengganti nantinya" Jawab manis dari sang utusan.
Melanjutkan hidangan sarapan dengan keluarga sang utusan, Zuzu pun terlihat sedih dan bingun karena masih sangat berat baginya untuk pergi meninggalkan rumah itu dan terlebih lagi ucapan sang utusan untuk melupakan semua kejadian yang telah dilalui membuatnya merasa tertekan.
Makanan yang tiba-tiba terasa hambar juga perut yang menolak menambah makanan dan tubuh yang tiba melemas seakan tidak ada tenaga untuk melakukan segala hal yang ingin dilakukan di saat itu. Seketika itu sang utusan menyadari gesture wajah pada Zuzu dan memegang pipi lembut Zuzu lalu berkata,
"Kenapa kau tiba-tiba terhening dan lemas begitu nona manisku?? lanjutkanlah makan mu jangan sampai aku membuang sisa dari piringmu" Ujar sang utusan dengan wajah manis nya kepada Zuzu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAIRAH SEORANG JANDA
FantasyAwal dari perjalanan seorang wanita Janda yang bosan dengan adanya hubungan yang terikat kepada seorang lelaki karena baginya setiap lelaki memiliki rasa dan gairah yang berbeda saat berada di ranjang ketika melakukan ritual suci yang dianggap surg...