📌Don't forget to vote and commentnya bestii.
Happy Reading All🤎
________••V••________
Hari ini seperti biasa Lexxa berangkat ke sekolah bersama Alex, tak lupa ia membawa headset kesayangan miliknya untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu ada hal yang tak ingin didengarnya ia bisa menggunakan earphone itu untuk menyumbat telingannya.
Lexxa tau persis bahwa setelah kejadian kemarin pasti ia akan mendapat banyak kritikan atas perbuatannya, walaupun bukan sepenuhnya kesalahan dari dirinya tetapi tetap saja mereka hanya ingin berbicara apa yang ingin mereka bicarakan.
Tepat seperti dugaan, baru saja memasuki gerbang sekolahan itu mereka langsung disambut oleh sorot mata para siswa-siswi yang sudah pasti mengetahui tentang kejadian kemarin.
Lexxa memejamkan matanya sejenak mencoba untuk meyakinkan diri bahwa ia bisa bersikap seperti biasanya, disisi lain Lexxa juga merasa takut karena ia belum pernah menghadapi situasi yang seperti itu sebelumnya, situasi yang membuatnya merasa gelisah sekaligus khawatir.
Alex mengelus pelan puncak kepala gadis itu. "Gak usah takut, selagi masih ada gw di sini lo aman."
Mata yang tadinya tertutup rapat kini terbuka lebar begitu menyadari bahwa masih ada sahabatnya yang selalu setia untuk menemaninya dalam situasi apapun itu.
Lexxa tersenyum simpul begitu mendengar ucapan Alex yang mampu menghilangkan kekhwatirannya."Ayok masuk, mau sampe kapan lo bediri di sini? sampe lumutan?" Tangan kekar yang semula berada di kepala gadis itu kini beralih turun untuk menarik tangan mungilnya.
Lexxa mengangguk, gadis itu kini berjalan setengah berlari untuk mensejajarkan langkah kakinya dengan pria yang menarik tangannya itu.
Sesampai dikelas~'
Gadis itu berjalan menuju kursi yang terletak dideretan paling belakang, matanya membulat lebar begitu melihat meja yang ditempatinya sudah di penuhi coretan-coretan spidol yang bertuliskan kata-kata umpatan.
Seketika tubuh gadis itu terpaku selama beberapa menit, tak pernah terlintas sedikitpun di benaknya bahwa ia akan menjadi korban pembulian disekolah itu.
Suasana kelas yang semula bising seketika menjadi hening begitu menyadari kehadiran gadis tersebut, begitupun dengan Devano dan Zea yang tengah sibuk menggosok-gosok tulisan itu menggunakan minyak dan tisu. Gerakan keduanya terhenti begitu melihat Lexxa yang sudah berdiri di hadapan mereka sambil menatap lurus ke arah meja itu.Zea menatap Alex yang sedang berdiri di belakang Lexxa, ia mengisyaratkan pria itu untuk mengalihkan perhatian Lexxa.
Dengan cepat Alex langsung memegang kedua bahu Lexxa dari belakang dan mendorongnya pelan ke arah loker milik gadis itu."Eee.. mendingan lo ambil buku aja dulu Lexx, soalnya itu, em.. anu meja lu lagi direnov hehe."
Tidak ada jawaban dari Lexxa, gadis itu hanya menuruti perkataan Alex. Emangnya apa lagi yang harus ia lakukan? Memberontak? Tentu saja hal itu akan dilakukannya, tapi nanti setelah ia mengetahui siapa oknum dibalik peristiwa itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sefrekuensi {ON GOING}
Teen FictionTentang seorang gadis yang memiliki trauma kerena kejadian di masa lalunya. Tentang seorang gadis yang berasal dari keluarga broken home yang membuat kehidupnya tidak berwarna. Tentang seorang gadis yang hanya memiliki satu sahabat yang sangat tulus...