27.Berubah

18 5 20
                                    

📌Jangan lupa vote and Commentnya bestiii

Happy Reading All🤎
________••V••________

Setelah kejadian hari itu hubungan persahabatan antara Lexxa dan Alex menjadi renggang, sedangkan hubungan antara gadis itu dengan Rayn menjadi semakin dekat, entah mengapa akhir-akhir ini pria itu sangat suka sekali mengekorinya kemanapun ia pergi.
Bahkan Lexxa pun sekarang lebih sering bermain dengan teman-teman Rayn ketimbang teman-temannya sendiri.
Lexxa tidak bermaksud untuk menjauhi teman-temannya yang lain hanya karena masalah pribadi antara dirinya dan Alex.
Tetapi sulit sekali bersama mereka ketika Alex ada di antaranya, hal itu membuat Lexxa secara otomatis lebih sering menyendiri di dalam kelas, atau mungkin berada di rofftop tempat favoritnya, dan di saat seperti itulah Rayn beserta kawan-kawannya selalu muncul untuk mengajaknya bermain bersama. Entah itu mengajarinya bermain basket ataupun hanya sekedar ngumpul-ngumpul.

Awalnya Lexxa sangat risih dengan mereka semua, untuk seorang introvert seperti dirinya rasanya sulit sekali bisa menyesuaikan diri dengan mereka.
Namun seiring berjalannya waktu Lexxa sudah mulai terbiasa, ternyata bersama mereka tidak seburuk yang ia pikirkan.

Kini Lexxa pergi ke kantin bersama Rayn dan juga kawanan pria itu.
Kedatangan mereka sudah pasti menjadi sorotan dari siswa-siswi yang masih berada di sana, termaksud Devano dan Zea.

Zea melambaikan tangannya berniat menyapa Lexxa, namun belum sempat ia memanggil gadis itu tangannya sudah ditarik turun oleh Devano.

Devano menggelengkan kepalanya pelan melarang Zea untuk menyapa gadis itu.

"Bukan waktu yang tepat." Ucap Devano begitu melihat raut wajah kecewa Zea.

Cukup lama Devano dan Zea mengamati tingkah Lexxa, melihat Lexxa lebih banyak tertawa saat bersama mereka membuat keduanya merasa sedih.

"Mau sampe kapan lo diem-dieman sama Lexxa."Tanya Devano membuka percakapan di antara mereka bertiga.

"Seharusnya pertanyaan itu lo kasih ke dia, bukan gw." Jawab Alex tanpa menatap orang yang sedang menanyainnya.

Zea menghela napas kesal, matanya kembali tertuju ke pria yang ada di hadapannya itu. "Sebenarnya kalian kenapa sih? sudah mau tiga minggu loh kalian begini? jujur gw jadi risih Lex, gak enak banget yang biasanya bareng tiba-tiba jadi begini, sumpah gw gak ngerti sama kalian berdua, jangan karena ego kalian persahabatan kita jadi berantakan begini."

Devano menepuk pelan punggung gadis itu untuk menenangkannya agar suasana tak menjadi kacau.

Beberapa menit Alex terdiam, menatap kosong ke depan sambil mengaduk-ngaduk segelas orange juice yang ada di hadapannya.

"Gw Conffes ke dia."

Ucapan datar pria itu sukses membuat Zea dan Devano terdiam sangking terkejutnya, mereka sama-sama tak menyangka jika akhirnya pria itu menyadari perasaannya sendiri.

Sebenarnya Devano tidak seterkejut itu, ia sudah menduga bahwa cepat atau lambat hal ini pasti akan terjadi.
Tetapi berbeda dengan Zea, gadis itu terlihat shok, selama ini ia berfikir bahwa ucapan Alex yang mengatakan bahwa Lexxa hanyalah sahabatnya itu sebuah kebenaran, ia selalu percaya dengan apapun yang dikatakan Alex, namun ternyata semua itu salah.
Entahlah ia sendiri bingung mau menyalahkan siapa, dirinya yang terlalu naif atau pria yang telah membohinginya itu?, yang jelas secuil harapan yang ia punya sampai saat ini telah hilang.
Salahkah jika ia masih mengharapkan Alex untuk menjadi miliknya?
Salahkan jika ia masih menunggu pria itu selama 5 tahun?
Dan bolehkan kali ini ia egois untuk kebahagiaannya?
Semua pertanyaan-pertanyaan itu seketika muncul dalam benaknya.

Sefrekuensi {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang