📌Dont forget votmentnya yaa bestii.
Happy Reading All🤎
________••V••________Rayn sedari tadi hanya sibuk memainkan bola basketnya secara kasar, melampiaskan amarah yang sudah sedari tadi ia pendam. Sudah tak heran lagi bagi anggota team lainnya melihat tingkah Rayn yang seperti itu, mereka hanya duduk di pinggir lapangan menyaksikan kegilaan yang dilakukan oleh pria itu.
Tak ada satu pun di antara mereka yang mau menemani Rayn, padahal pria itu sudah berkali-kali meminta mereka untuk bermain bersama.
Bukan tanpa alasan, mereka hanya tak ingin menjadi sasaran empuk untuk Rayn melampiaskan emosinya.Sudah kurang lebih satu jam Rayn bermain, sebelum pada akhirnya pantulan terakhir ia layangkan secara kuat dan membuat bola itu melambung bebas tak tentu arah.
"LEXXA AWASS!!!"
Gadis itu menoleh ke arah yang Zea tunjuk,
belum sempat ia menghindar bola itu sudah menghantam wajahnya dengan sangat keras hingga membuat gadis itu jatuh tersungkur ke lantai.Lexxa memegangi hidungnya yang terasa sangat sakit, ia merasakan ada sesuatu yang mengalir dari dalam sana.
Dan tepat seperti dugaan, gadis itu mimisan akan tetapi ia berusaha agar tidak terlihat panik walaupun sebenarnya ia sangat takut sekali melihat darah.Zea berlari menghampiri gadis itu, membantunya untuk berdiri "Lo gak papa xa?"
"Gw gak papa kok." ucap Lexxa tenang sambil mengusap kasar darah yang mengalir dari hidungnya.
Mata Zea membelalak begitu melihat darah yang berceceran ke lantai. "Gak papa gimana?! Itu lo mimisan xa, ayok kita ke UKS sekarang." Lexxa menuruti perkataan Zea, gadis itu berjalan pelan sambil sesekali mengusap darah yang keluar dari hidungnya.
"Udah sini biar gw bantu." Tanpa minta persetujuan dari gadis itu, Zea langsung membopong Lexxa, membantunya untuk terus berjalan menuju UKS.
"Entar Ze kepala gw sakit banget." Rintih Lexxa sambil memegangi kepalanya.
Gadis itu kini berjongkok sebentar sebelum pada akhirnya ia kembali berdiri, matanya memencar melihat ke sekeliling, pandanganya memburam, ia mengedipkan matanya berkali- kali untuk memperjelas penglihatannya.
"Xa lo kuat?" Pendengaran gadis itu mulai memudar, tatapannya pun kosong.
"Lexxa?" Zea menepuk-nepuk pelan pipi gadis itu.
"Xa?" Gadis itu menoleh, sebelum pada akhirnya..
BRUKKKK
"LEXXA!!!"
Tubuh gadis itu tumbang, semua mata kini tertuju ke mereka berdua, termaksud Rayn.
Lelaki yang tadinya sudah berada jauh di depan kini berlari menghampiri mereka.Tanpa banyak tanya Rayn langsung menggendong tubuh mungil gadis itu.
"Ray stop. Gw panggilin Alex aja biar dia yang bawa Lexxa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sefrekuensi {ON GOING}
Teen FictionTentang seorang gadis yang memiliki trauma kerena kejadian di masa lalunya. Tentang seorang gadis yang berasal dari keluarga broken home yang membuat kehidupnya tidak berwarna. Tentang seorang gadis yang hanya memiliki satu sahabat yang sangat tulus...