PJ • Enam belas

1.1K 154 18
                                    


   Asahi tidak tahu bahwa hidupnya selama ini selalu menyedihkan. Sejak kecil ia tidak pernah mendapatkan kasih sayang ataupun perhatian dari orangtuanya.

Hidupnya terasa kesepian tanpa adanya orang-orang yang menyayanginya. Lalu sosok Arin datang dan membuatnya merasakan kasih sayang gadis itu.

Ia merasa bahwa hidupnya yang suram sekarang menjadi berwarna karena kehadiran Arin. Ia bahagia karena gadis itu.

Tetapi kenapa Tuhan tak memberinya kebahagiaan lebih lama?

"Asahi, mama sama papa mau cerai." Suara ayahnya yang berat terdengar saat ia memasuki rumah.

Asahi sudah menduga hal ini akan terjadi. Mana ada kedua orang yang tidak saling mencintai masih mau bertahan? Jikapun selama ini mereka bertahan itu hanya karena dirinya dan setelah mereka muak maka mereka memilih mengakhiri.
Walau begitu kenapa ia merasa dadanya sakit?

Padahal baru beberapa menit yang lalu dirinya pulang dari sekolah tetapi kenapa ia malah mendengar hal ini?

Matanya menatap sebuah koper besar  yang berada di sebelah ibunya. Asahi menghela nafas, berusaha bersikap biasa.

"Terserah." Ia tak peduli dengan keputusan kedua orangtuanya, bila mereka ingin bercerai ia tak akan melarang. Tanpa pikir panjang ia memilih pergi ke kamarnya dengan perasaan sesak yang membelegu.

****

  Ada banyak hal yang ingin sekali Asahi coba. Seperti anak dan orangtua pada umumnya. Ia ingin merasakan bagaimana rasanya makan bersama keluarga dalam satu meja makan dan saling melontarkan candaan hangat. Ia ingin tahu rasanya dielus dengan penuh kasih sayang oleh Ibunya. Ia juga ingin tahu bagaimana rasanya bercanda bersama Ayahnya sambil menonton bola.

Hanya permintaan sederhana itu yang ia inginkan. Tetapi kenapa untuk mendapatkannya saja rasanya tidak mudah? Bahkan ia yakin sekarang bahwa semua keinginannya tidak akan bisa terkabul.

Entah kapan terakhir kali ia menangis. Mungkin saat dirinya masih duduk di bangku sekolah dasar saat teman-temannya mengejek bahwa ia tidak mempunyai orangtua.

Dan sekarang ia tidak akan pernah menangis walaupun mengetahui bahwa orangtuanya akan bercerai.

Saat berkelut dengan pikirannya, pintu kamarnya terbuka. Sosok Ayahnya muncul.

"Keluar. Ada yang mau ayah bicarakan."

Lalu pintu itu kembali tertutup. Asahi lagi-lagi menghela nafas. Sebenarnya apa yang ayahnya inginkan darinya? Lelaki itupun akhirnya memilih menemui ayahnya.

Saat ini Asahi duduk di sofa yang berhadapan dengan Ayahnya.

"Besok kamu akan ayah jodohkan dengan anak teman ayah." Tanpa basa-basi pria paruh baya itu berucap hingga sukses membuat Asahi terkejut.

Belum ada dua jam sejak ayah dan ibunya ingin bercerai tetapi sekarang ia dikejutkan dengan ucapan ayahnya bahwa ia akan dijodohkan?

"Kalau Asahi tidak mau?"

"Kamu tidak bisa menolak, ini sudah keputusan final."

Tangan Asahi terkepal kuat. Kenapa ayahnya tiba-tiba begini?

"Asahi gak mau dijodohin!"

"Percuma kamu menolak. Ayah akan tetap jodohin kamu."

"Apa jangan-jangan karena pacar kamu?" Asahi tersentak, darimana ayahnya tahu bahwa ia punya pacar? Apa ayahnya mencari tahu segala hal tentangnya?

"Darimana Ayah tau?"

"Itu gak penting. Putusin pacar kamu dan terima perjodohan ini."

Asahi mengerut mendengarnya. "Gak bisa! Asahi cinta sama Arin!"

Pacar Judes || ASAHI TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang