PJ • Lima

1.8K 275 24
                                    

Hai pembaca PJ, ketemu lagi sama aku. Maaf atas keterlambatan update. Silahkan dibaca, tapi jangan lupa vote dan komennya. Terimakasih.

•••


  Somi mendengus kesal, dirinya menjadi kesal karena Arin. Bagaimana tidak kesal bila sahabatnya itu terus menangis dan bergumam seperti orang gila.

Sejak kejadian hari putus Arin tampak uring-uringan, kadang suka menyendiri dan berbicara sendiri. Atau kadang menangis di kelas sampai menghabiskan tisu satu pak.

Hal itu bukan hanya Somi yang kesal, melainkan seluruh siswa di kelas. Selain tangisan Arin yang menganggu, suara sisi Arin juga sangat mengganggu. Mereka semua jadi merasa jijik dengan hal itu.

Seperti saat ini contohnya, ketika istirahat gadis itu menangis bila mengingat kejadian beberapa hari yang lalu.

"Astaga, Rin. Bisa gak sih jangan nangis mulu? Mata lo jadi bengkak tuh kek di sengat tawon," ujar Somi yang mulai jengah.

"Hiks ... lo gak tau betapa sakitnya hati gue gara-gara Asahi," balasnya sambil mengelap ingusnya dengan tisu. Kini mejanya penuh dengan tisu yang penuh dengan ingus dan air mata.

"Lagian lo aneh amat sih, waktu itu ngomong kalo lo siap mutusin dia. Giliran disetujuin kenapa lo jadi kek gembel gini?"

"Jahat ih, ngatain temennya gembel!"

"Fakta cuk. Lo aja kek mayat idup, gak ada semangatnya sama sekali. Gue perhatiin si Asahi setelah putus sama lo malah biasa aja tuh, keknya dia emang gak ada rasa ke elo. Dan seharusnya lo bisa lah move on dari dia bukannya malah ngetarain kalo lo keliatan cinta banget sama dia."

"Itu, kan fakta kalo gue emang cinta sama dia."

"Tolol! Udah sering disakitin masih aja nyimpen rasa. Sumpah tololnya nyampe ke DNA."

"Kok malah ngatain gue, sih? Harusnya lo hibur gue kek."

"Males, udah dinasehatin masih aja gak nurut. Jadi males temenan sama elo."

"Ih, kok gitu! Jahat banget sih lo, Som. Huaaaa ...."

Somi menutup telinganya karena tangisan Arin tambah kencang.

"Gue bercanda, njir."

"Jahat amat bercandaanya," balasnya sambil mengerucutkan bibirnya.

****

   Asahi mengelap keringatnya yang bercucuran di dahinya menggunakan handuk kecil. Saat ini dirinya dan teman-teman basketnya yang lain tengah beristirahat sejenak sebelum lanjut main.

"Bang, lo kenapa mainnya gak kek biasanya?" tanya Haruto pada kakak kelasnya itu.

"Iya, kinerja main lo makin menurun aja gue liat," sahut Mashiho kemudian.

Asahi hanya diam, dirinya juga tidak tahu kenapa akhir-akhir ini pikirannya jadi kacau. Bahkan saat bermain basket dirinya tidak bisa fokus sampai dimarahi oleh pelatih mereka.

Jaehyuk yang tidak jauh dari mereka bertiga hanya diam, walau begitu dirinya tahu alasan dibalik kacaunya sahabatnya itu.

"Gue cuma ngerasa capek aja," balas cowok itu lalu menegak sebotol air mineral.

"Gue denger lo udah putus sama Kak Arin, ya?" tanya Haruto lagi. Asahi hanya bergumam sebagai jawaban.

"Asik, gue ada kesempatan buat ngedeketin, nih."

Asahi melirik cowok itu. "Jangan macem-macem lo, gue tau lo cowok playboy jadi jangan deketin Arin," ujarnya.

Mashiho dan Jaehyuk sempat terkejut mendengar ucapan dari Asahi.

Pacar Judes || ASAHI TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang