Rasa sayangmu bahkan mampu menghancurkan egomu, percuma saja menahan. Kau akan ketauhan.
-
Setelah pertemuan mereka beberapa Minggu yang lalu, Clara dan Raga kembali disibukkan dengan pekerjaannya masing-masing. Biasanya mereka tetap saling terhubung lewat via chat WhatsApp, kadang-kadang juga video call. Namun sudah 3 hari Raga tiba-tiba tidak mengirim pesan chat, ingin bertanya tapi gengsi, itulah Clara.
"Raga apa kabar ya? Tumben banget ga chat gw." Gumamnya.
Clara benar-benar gelisah saat ini, untuk 1 hari mungkin masih ia maklumi, tapi ini sudah 3 hari? Ada apa dengan pak Raga Prakasa? Mengapa dia membuat cemas pujaan hatinya. Sungguh tega dirimu pak Raga, sopankah menghosting anak gadis orang?
"Chat gak ya, chat gak ya..?" Clara bergumam lagi, inilah yang terjadi jika kita mengikuti ego dan gengsi, jadi cemas sendiri, kan?
Clara sebenarnya tidak gengsi, ia hanya takut menganggu pekerjaan Raga, itu saja. Ia takut fokus Raga ambyar jika tiba-tiba ia menghubungi Raga disaat bekerja. Raga biasanya mengubungi Clara disaat jam makan siang. Namun sekarang sudah siang. Namun tetap saja Clara tidak punya nyali untuk menghubungi Raga.
"Apa dia lupa? Atau lembur?" Gumamnya lagi, ia mengurut keningnya yang terasa sakit akibat terlalu banyak pikiran. Meski begitu, ia tetap saja tidak jadi menanyakan kabar Raga.
Clara akhirnya menghubungi Tio, teman dekat Raga. Berharap semoga Tio tau tentang kabar Raga.
"Halo, bg Tio."
"Eh, Clar, tumben nelpon?"
"Hmm, anu.."
"Ada apa, Clar?"
"Abang lagi sama Raga, gak?"
"Gak, emang kenapa?"
"Mmmm, kalian gak ada ngumpul-ngumpul gitu?"
"Dulu sih iya, tapi sekarang udah jarang banget Clar karna sibuk sama kerjaan masing-masing."
"Ohh, gitu, hmm kira-kira Abang tau gak kabar Raga gimana?"
"Wah, kurang tau Abang Clar, emang kenapa?"
"Hmm, gak ada bg, nanya aja."
"Ah, iya Abang baru ingat."
"Ingat apa bg?"
"3 hari yang lalu Abang habis jenguk Raga di RS,"
"Apa?!!"
"Dia kecelakaan kerja,"
"Abang, bisa shareloc RS nya dimana?"
"Ohh, oke Clar, nanti Abang kirim ya. Maaf bgt baru ngabarin, Raga sebenarnya udah amanahin ke Abang gak boleh kasi tau ke kamu, dia takut bikin kamu cemas, tapi Abang juga ga tega sama kamu karna kamu nanyain Raga ke Abang."
"Iya bg, gapapa, makasih banyak ya bg."
"Iya Clar, sama-sama."
~~~
Sesampai dirumah sakit Clara bergegas pergi ke ruangan tempat Raga di rawat, sampai-sampai ia tidak sengaja menabrak beberapa pengunjung dan perawat disana.
"Maaf mas, maaf mbak.." Ucapnya sambil berlari.
Setelah sampai didepan pintu ruang rawat, Clara langsung membuka pintu ruangan itu. Dilihat nya Raga sedang melihat pemandangan dari luar jendela rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ragala - Completed✓
Teen Fiction𝑫𝒊𝒃𝒖𝒏𝒈𝒌𝒂𝒎 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒌𝒆𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒅𝒆𝒘𝒂𝒔𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒌𝒆𝒂𝒅𝒂𝒂𝒏 Orang-orang datang lalu pergi dalam kehidupannya. Peliknya kehidupan membuatnya nyaris putus asa. Bahkan ketika ia menginginkan sesuatu, ia lebih me...