Kita tidak akan pernah tau dan tidak akan pernah mengerti perasaan orang lain sebelum kita merasakan hal yang sama.
-Clara begitu lega setelah mendengar Raga sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Sekarang ia tidak sabar menghampirinya dirumah. Clara begitu bersemangat.
"Assalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam, eh calon menantu. Ayo masuk." Jawab mama Raga dengan ramah.
Clara memegang pipinya yang mulai panas sebab ucapan mama Raga tadi.
"Kamu tunggu disini ya, mama mau panggil Raga dulu."
"Baik, ma." Jawab Clara.
Sambil menunggu Clara melihat foto-foto dirumah Raga yang tergantung Rapi di dinding ruang tamu. Clara merasa kagum melihat keceriaan dari gambar foto keluarga itu. Clara menjadi sedikit iri karena dia belum punya foto keluarga.
"Eh, ada bidadari datang."
"Hmm, mulai." Cibir Clara.
Raga duduk disebelah Clara sambil tersenyum melihat kedatangan Clara. Sementara target yang menjadi sasarannya merasa geli dan maaf, sedikit jijik.
"Ngapain senyum-senyum gitu?"
"Gak ada, seneng aja." Balas Raga.
Clara memutar kedua bola matanya, kemudian menyodorkan sebuah buah tangan yang ia beli diluar tadi saat hendak ke rumah Raga.
"Apa ni?" Tanya Raga penasaran.
"Makanan."
Raga mengangguk pelan, "enak gak nih?"
Astaga, pertanyaan macam apa itu? Ya kali Clara ngasi makanan yang gak enak. Terlihat jelas dari raut wajah Clara yang ingin menampol Raga.
Menyadari keberadaan aura negatif Clara, Raga langsung mengalihkan pembicaraan, "eh, bercanda atuh neng, ya pasti enak dong." Cengir Raga sambil melahap satu potong kue keju yang dibawa Clara.
"Hmm, ngeles aja teros."
Raga hanya cengengesan dengan santuy, sementara Clara menatap Raga datar.
"Clar?"
"Hm?"
"Jogja kuy?"
"Jogja?"
"Iya, ayolah sesekali kita keluar kota." Pinta Raga.
Jogja, sebenarnya kota Jogja adalah kota favorit Clara. Sudah lama Clara tidak kesana.
"Hmm, gimana ya."
"Gimana kenapa?" Tanya Raga lagi
Raga semakin penasaran dengan jawaban dari Clara, sementara itu orang yang ditanya malah menggantung jawabannya seolah dia tidak setuju.
Clara menarik nafas dan menghela nya, sedetik kemudian ia langsung teriak dan antusias menjawab, "KUYYY LAHHH AKU SUKA JOGJA!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ragala - Completed✓
Fiksi Remaja𝑫𝒊𝒃𝒖𝒏𝒈𝒌𝒂𝒎 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒌𝒆𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒅𝒆𝒘𝒂𝒔𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒌𝒆𝒂𝒅𝒂𝒂𝒏 Orang-orang datang lalu pergi dalam kehidupannya. Peliknya kehidupan membuatnya nyaris putus asa. Bahkan ketika ia menginginkan sesuatu, ia lebih me...