Untuk semua yang telah kita lalui, terimakasih untuk tetap terus bertahan. Meski pada nyatanya kau punya satu alasan untuk pergi, namun tetap saja pada akhirnya kau punya 1000 alasan untuk terus menetap. Terimakasih menjadi bagian dari kisahku yang paling indah.
-Setelah 2 Minggu di Jepang, mereka memutuskan untuk pulang ke tanah air. Saat di dalam pesawat, Clara selalu mengeluhkan pusing dan mual. Sudah berkali-kali ia bolak balik ke kamar mandi. Bahkan Raga sampai kewalahan setiap kali membopongnya ke kamar mandi.
"Aaa Raga, aku ga kuat."
"Tahan sebentar ya sayang, sekitar 30 menit lagi kita sampai, ya."
Clara lagi-lagi memuntahkan isi perutnya yang sudah tidak ada lagi sisa makanan. Bahkan hanya cairan bening yang tersisa. Namun tetap saja mualnya tak kunjung reda.
Saat kembali ke tempat duduk, seorang wanita paruh baya yang duduk disamping bangku mereka prihatin dengan kondisi Clara. Ia mencoba untuk menawarkan bantuan untuk mengecek kondisi Clara.
"Permisi, maaf ibu menganggu kalian, ibu seorang bidan. Barang kali ibu bisa bantu istri kamu yang sedang kurang sehat."
"Boleh buk, silahkan."
"Terimakasih."
Wanita itu mulai mengecek denyut jantung Clara dengan stetoskopnya dan memegang denyut nadi Clara. Tidak butuh waktu yang lama. Wanita itu sudah tau apa penyebabnya. Namun untuk memastikan itu, wanita tadi memberikan sebuah testpack kehamilan.
"Ibu melihat tanda-tanda kehamilan di kamu, cuman ibu takut salah dugaan. Untuk memastikan lagi. Kamu ambil testpack ini. Kebetulan ibu akan bertugas lagi di Indonesia dan kebutuhan bidan selalu ibu bawa kemana-mana."
Mendengar hal itu membuat mereka terkejut. Tanpa berfikir panjang Clara menerima testpack itu dan mencoba untuk memeriksanya.
Sesampai toilet, Clara mencoba testpack itu. Setelah ia celupkan ke urinnya dilihatnya perubahan pada testpack itu. Pertama tidak ada apapun, masih ada satu garis disana, namun lama kelamaan muncul satu garis lagi sehingga genap 2 garis. Clara yang melihat itu reflek membungkam mulutnya. Ia sangat senang melihat hal ini.
"Clar, gimana Clar? Apa udah selesai?" Tanya Raga yang sedari tadi sudah menunggu diluar.
Setelah itu Clara keluar, dilihatnya Raga disana dengan wajah yang penuh penasaran.
"Gimana?"
Clara tidak bisa menggambarkan rasa bahagianya saat ini, ekspresinya didepan Raga membuat Raga bingung. Ia seperti orang yang ingin menangis, namun bibirnya seperti menahan senyum.
Clara menarik Raga untuk langsung ke tempat duduk, sementara Raga hanya menurut dengan perasaan bingung.
Setelah sampai ditempat duduk, Raga menanyakan Clara sekali lagi.
"Gimana Clar?"
Clara yang tidak ingin membuat Raga semakin mati penasaran langsung menunjukkan testpack tadi ke Raga. Raga yang melihat testpack itu sedikit bingung karena ia tidak mengerti.
"Aku hamil."
"Ha? Serius? Demi apa????"
Wanita paruh baya tadi melihat hasil testpack itu langsung yakin dan memberikan selamat kepada Raga dan Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ragala - Completed✓
Fiksi Remaja𝑫𝒊𝒃𝒖𝒏𝒈𝒌𝒂𝒎 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒌𝒆𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒅𝒆𝒘𝒂𝒔𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒌𝒆𝒂𝒅𝒂𝒂𝒏 Orang-orang datang lalu pergi dalam kehidupannya. Peliknya kehidupan membuatnya nyaris putus asa. Bahkan ketika ia menginginkan sesuatu, ia lebih me...