Sudah tau dingin tetap saja ingin,
mau cari mati?
-Saat bekerja di toko, Clara terus kepikiran dengan perkataan Raga saat dikampus tadi. Memikirkan tentang apakah yang Raga katakan itu sebuah keseriusan atau bercandaan. Clara tidak mengerti tentang, mengapa ia begitu memikirkan hal itu? Padahal itu hanya sebuah ucapan. Lagi pula, Raga juga masih asing baginya. Hanya orang baru yang beberapa hari terakhir ini ia kenal.
"Bisa-bisanya ada buaya senekad itu." Gumam Clara.
Hari semakin sore, shift kerjanya sudah hampir selesai. Ia segera berberes dan mengganti baju seragamnya dengan baju biasa.
Setelah selesai, Clara berjalan kearah pintu keluar, sudah ada Nana disana yang menggantikan shift kerja.
Saat ia membuka pintu, dilihatnya dari kejauhan Raga sedang duduk berdua bersama seorang wanita cantik, mereka tampak sedang bercanda ria sambil tertawa bersama. Ya, tepat diseberang te amo florist ada sebuah coffe shop disana.
Entah kenapa ada perasaan sesak di dada Clara melihat pemandangan itu. Sedikit ada rasa kesal dan kecewa tetapi itu tak mungkin ia ungkapkan.
"Cih, buaya tetap aja buaya." Gumam Clara.
Clara berjalan menuju coffe shop tersebut untuk menyeruput segelas kopi hangat sambil mengangsur rangkaian bab skripsinya.
Clara tidak peduli Raga akan melihatnya, ia sudah cukup tau tentangnya.
Raga melihat seseorang dengan samar menuju ke coffe shop tempat ia kunjungi, orang itu sepertinya abis keluar dari te amo florist tempat dimana Clara bekerja.
Ternyata orang itu adalah Clara, ia perhatikan Clara berjalan menuju coffe shop sambil tersenyum, namun Clara mengacuhkannya sampai Clara duduk dimeja sambil mengeluarkan laptopnya.
Raga meminta izin kepada seorang wanita yang duduk bersamanya untuk menghampiri Clara dan wanita itu setuju.
"Hai!" Sapa Raga.
Clara mendengarnya, tapi tetap acuh. Ia hanya fokus berkutat dengan laptopnya.
Raga tau Clara itu cuek, tetapi setidaknya orang yang cuek tidak mungkin mengabaikan sapaan orang yang ia kenal.
"Aku ganggu ya?"tanya Raga.
Hening, tidak ada jawaban apapun dari Clara.
"Boleh aku duduk disini?"
"Ngapain duduk disini mas, masa ceweknya ditinggalin. Ck, kasian bgt gw sama ceweknya, mau-mau aja cowoknya deketin cewek lain." Jawab Clara tanpa melihat kearah lawan bicaranya.
"Ha?"
Raga sedikit bingung dengan perkataan Clara barusan, tapi setelah ia cerna, ia mengerti.
"Ya ampun Clar, dia itu...."
"Kakak lo? Adek lo? Sahabat lo? Sepupu lo? Saudara jauh lo? Gitu? Udahlah, mau gimanapun lo nyari alasan buat ngeles, gw tau cowo itu gak cukup sama satu cewe, jadi pliss tolong jangan libatkan gw dengan drama alay kehidupan lo, apalagi sampe ngomong-ngomong pengen seriusin gw, ewhh gak pantes tau gak lo ngomong gitu sementara lo gak bisa konsisten sama ucapan lo sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ragala - Completed✓
Novela Juvenil𝑫𝒊𝒃𝒖𝒏𝒈𝒌𝒂𝒎 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒌𝒆𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒅𝒆𝒘𝒂𝒔𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒌𝒆𝒂𝒅𝒂𝒂𝒏 Orang-orang datang lalu pergi dalam kehidupannya. Peliknya kehidupan membuatnya nyaris putus asa. Bahkan ketika ia menginginkan sesuatu, ia lebih me...