23. Kecemasan Raga

12 3 0
                                    

"Eh, mau kemana?" Tanya Rangga yang melihat mereka turun dari pelaminan.

"Ke kamar."

"Oh my God, oh my no, oh my wowww, kalian?? Astaga tunggu kek sampai kelar.."

"Berisik Lo bang, gak liat ni bini gue udah mau pingsan kek gini." Balas Raga.

"Ah? Iya kah? Clar, kamu kenapa?" Tanya Rangga.

"Pusing bang," Jawab Clara. Clara yang tidak sanggup menahan rasa sakit di kepalanya langsung ambruk dan pingsan.

"Clara!"

***

Raga sedari tadi tidak bisa tenang melihat Clara yang belum kunjung sadar. Sementara dokter memeriksa kondisi Clara untuk memastikan keadaannya.

Setelah selesai, Raga langsung menanyakan keadaan istrinya.

"Gimana keadaan istri saya, Dok?"

"Dia hanya kelelahan, ditambah lagi dia sedang datang bulan. Wajar saja daya tahan tubuhnya melemah."

Raga yang mendengar hal itu langsung bernafas lega, ia pikir Clara sedang sakit. "Baik, terimakasih ya, Dok."

"Sama-sama, biarkan istri anda beristirahat dulu."

Rangga mengangguk pelan sambil menggenggam tangan Clara.

"Baik, kalau begitu saya permisi dulu." Ucap Dokter sembari meninggalkan kamar hotel.

Sementara mama Raga menatap Raga dengan tajam. Raga yang melihat tatapan mamanya langsung bergedik ngeri.

"Raga, ikut mama."

Alamat sudah, tamat lah riwayatmu Raga. Raga yakin mamanya sudah mencurigai sesuatu.

"Baik, ma." Jawabannya sambil mengekori langkah mamanya ke sudut kamar.

Setelah berada di sudut kamar, tanpa ragu mama Raga langsung mengintrogasi Raga.

"Jujur sama mama, apa kamu sempat menelepon Clara atau ketemu sama dia?" Tanya mamanya dengan serius.

"A..anuu, emm.."

"Jawab mama, Raga."

Raga menghela nafas, "I..iya ma, Raga telpon Clara kemaren." Jawab Raga sambil menunduk.

"Kan, mama bilang juga apa."

"Tapi kan ga ada hubungannya, ma." Protes Raga.

"Raga, mama mengerti kamu masih tidak terlalu percaya tentang tradisi pingit ini. Tetapi coba kita ambil pelajaran orang-orang sebelumnya. Sudah pantangan bagi calon pengantin untuk bertemu apalagi berkomunikasi sebelum hari pernikahan. Ini lah kejadiannya jika kamu melanggar. Dan kamu masih bisa bersyukur karena Clara hanya kelelahan saja." Jelas mama Raga.

Raga yang diceramahi habis-habisan oleh mamanya hanya bisa pasrah dan tertunduk. Ia merasa bersalah karena telah mengabaikan perkataan mamanya.

Benar, H-1 sebelum pernikahan Raga menelpon Clara. Itupun cuma 1 jam. Cuman ya ga.

Bacot thor_-

Author _-

Raga tidak tahan untuk menghubungi Clara.

Flashback on

Raga tidak fokus bermain PS bersama abangnya karena galau memikirkan Clara.

Ragala - Completed✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang