Filemon menggeliat gelisah dan semakin erat memeluk Haga.
Haga sedari tadi mencoba membangunkan Filemon.
"Mimpi apa sih lo, Mon?"
"Mon, Mon, bangun," ucapnya dengan tutur kata yang lembut, juga tepukan halus pada pipi Filemon.
"Jangan tinggalin aku, Ga," gumam Filemon dalam tidur gelisahnya.
"Gue nggak ninggalin elo, Mon. Makanya bangun. Hey."
Kini Haga mulai mengguncang tubuh Filemon dengan sedikit kuat. Tapi Filemon tidak bangun juga. Ia tetap menggeliat layaknya ulat tak lupa menggumamkan permintaan agar Haga tidak meninggalkannya.
Pelukannya makin erat, Haga sesak.
"Mon, bangun anjing. Gue sesak, sialan."
"Jangan pergi, Haga. Jangan tinggalin aku sendiri."
"Gue nggak pigi bloon."
Dengan sekuat tenaga Haga mendorong tubuh Filemon yang masih memeluknya erat, tapi apalah daya bukan Filemon yang bergeser namun ia sendiri yang tejungkal ke belakang.
Gedebuk
Sukses, pantatnya merawanin lantai.
"Arkgh anjing. Emon babi," maki Haga sembari mengusap-usap pantatnya yang berdenyut dengan happy.
Haga menatap sinis Filemon yang masih terpejam kemudian satu senyuman manis hadir di bibirnya yang kering.
Dan dengan semangat ia melompat ke arah Filemon, targetnya ia adalah perut tapi malah...
"Arghh," teriak Filemon teebangun dengan kaget juga rasa perih.
Ditatapnya Haga yang kini terdiam sembari tersenyum pasrah. Ia salah target.
Tapi seketika senyum pasrahnya hilang. Ada yang bangun. Haga mengerjapkan matanya berulang kali.
"Mampus gue, bunda tolong adek."
Mau saja ia turun dari aset Filemon, namun tangan Filemon dengan cepat membawa Haga dalam pelukannya juga pangkuannya.
Haga terdiam, memejamkan matanya, menyembunyikan wajahnya yang entah nengapa bisa memerah di dada bidang Filemon.
Masih bangun.
"Jangan pergi, Haga," ucap Filemon sembari mengecup lembut pucuk kepala Haga. "Jangan tinggalin aku sendiri."
Haga mengehela napas lega, ia pikir Filemon akan marah karena membangunkan asetnya, yang menurut Haga tidak kecil itu. Astaga Haga kamu...
Dengan lembut pula Haga nengusap naik-turun punggung lebar Filemon. Ia pasrah.
"Gue nggak ninggalin elo, Mon. Gue di sini," sahut Haga pelan. Menenangkan Filemon yang tubuhnya kembali bergetar menahan tangis.
"Harusnya gue marah, harusnya gue pergi ninggalin elo sendiri Mon. Tapi kenapa gue nggak bisa, anjing?!"
Filemon mendorong pelan sedikit tubuh Haga dalam pangkuannya, ia melihat langsung ke mata Haga. Haga membalas tatapannya itu.
"Jangan pernah tinggalin aku, Haga."
Haga memutar bola matanya malas. Filemon ini apakah tidak mengerti bahasa manusia? Haga sedari tadi sudah bilang ia tidak akan meninggalkan dirinya. Dasar Filemon bego.
"Gue. Enggak. Ninggalin. Elo. Okey?" ucap Haga dengan penekanan setiap kata yang diucap. Semoga Filemon mengerti. Kalau tidak juga, Haga berjanji akan melempar Filemon ke jurang. Haga marah sekarang!
![](https://img.wattpad.com/cover/287040499-288-k227759.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend? [end] [republish]
Teen Fiction"Mana ada teman tapi mesra-mesraan anjir." "Ada. Tuh buktinya." - 03/10/21 19/12/21 note: 'konten dewasa' untuk kekerasan dan bahasa kasar, mohon untuk tidak ditiru.