Begitu menginjakkan kaki di sekolah, Filemon sudah menjadi sorotan. Ah biasanya juga begitu, tapi kali ini karena bekas memar di wajahnya. Semua jadi khawatir.
"Bilang aja pada kepo!"
Seperti saat ini, meja Filemon dan Haga dikerumuni oleh teman sekelas mereka.
Filemon tentu tidak peduli. Lihatlah ia malah asik memainkan jari-jari Haga yang berada di paha pemilik jari itu. Sesekali meremas paha itu juga tentu saja.
Sedangkan Haga? Ia mulai memerankan perannya dalam judul drama, "Aku si tampan menjadi korban penculikan!"
"Lo beneran, Ga?"
"Iyalah! Ngapain juga gue bo'ong?"
"Tapi kok bisa?"
Satu seringai lolos dari bibir Haga.
"Ya gue juga nggak yakin sih, apa karena pesona gue ya?"
"Anjing, lo buluk gini kok main pesona segala!"
"Ye nggak percayaan lo."
"Jelaslah, percaya sama lo itu sesad!"
"Kurang asem lo asu."
Haga mendelik kesal. Dengan matanya yang menyipit sinis, mulutnya yang nyolot menyumpahi serapah teman sekelasnya, mampu membuat mereka yang melihat jadi gemas sendiri. Rasanya mereka ingin menyomot-nyomot pipi Haga yang ikut bergerak lucu mengikuti irama bibirnya itu.
Tapi...
Filemon menatap mereka tajam dengan rahang yang mengeras.
Seketika mereka menelan ludah yang hampir menetes. Lalu meringis kaku melihat raut wajah Filemon. Dan saat itu juga mereka membubarkan diri.
"Menyeramkan!"
Haga menatap Filemon bingung karena remasan di pahanya yang sedikit kuat (baca = sangat kuat).
"Lo kenapa, Mon?"
Seakan tersadar, remasan itu berubah menjadi elusan lembut.
"Nggak."
"Ihh!"
Filemon tertawa kecil dibuat Haga, sampai-sampai perempuan di kelas mereka menahan jeritan. Saat itu juga tangan Haga menutup mulut Filemon.
"Jangan ketawa sembarangan, Emon!"
Haga hanya trauma, pernah sekali ia diterror fansnya Filemon hanya untuk meminta rekaman suara tawa Filemon. Aihh membayangkannya lagi bikin merinding saja.
Melihat Haga yang seperti membayangkan sesuatu membuat Filemon tidak suka, ia cemburu dengan apa yang dibayangkan Haga, rasanya posisinya mulai tergeser. Ia benci itu!
Dan dengan lancangnya ia menjilat telapak tangan Haga yang masih menutup mulutnya. Haga tersentak kaget.
Mau saja Haga menarik tangannya namun sudah lebih dulu Filemon menahan lalu kembali menjilat telapak tangan Haga sembari menatap wajah Haga yang sudah memerah.
Haga menggigit bibir bawahnya gugup begitu merasakan seluruh pandangan anak kelas kearahnya.
"Hukumanmu karena melarangku tertawa."
Sebenarnya itu hanya alasan asal Filemon, ia hanya terlalu malu mengatakan kalau ia cemburu dengan yang dibayangkan Haga. Padahal ia sendiri tidak tahu apa yang dibayangkan Haga tadi.
Haga menarik tangannya lagi, berhasil.
Melihat Haga yang akan protes Filemon segera berbisik di telinga Haga.
![](https://img.wattpad.com/cover/287040499-288-k227759.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend? [end] [republish]
Teen Fiction"Mana ada teman tapi mesra-mesraan anjir." "Ada. Tuh buktinya." - 03/10/21 19/12/21 note: 'konten dewasa' untuk kekerasan dan bahasa kasar, mohon untuk tidak ditiru.