Haga menatap bangga ke papan skor pertandingan. Tim futsal sekolah mereka menang dan masuk final.
Lalu dengan semangat Haga menuju kantin membeli minum untuk Filemon. Saat ia ingin mengambil botol minuman tersebut ada tangan lain yang juga mengambil.
Haga sontak melihat pemilik tangan tersebut. Matanya langsung membesar dan berbinar.
"Eh, Haga?"
"Eca bukan?"
Eca tersenyum senang saat tahu Haga mengingatnya. Haga juga ikutan tersenyum. Sepertinya ikut mengikut milik pasangan Tio-Tiar, menular ke Haga.
"Kamu sekolah di sini?"
"Iya, gue sekolah di sini."
"Sama Filemon?"
"Iya sama Emon."
Sedetik kemudian Haga tersadar, begitu melihat Eca yang tersenyum malu-malu. Jangan bilang...
"Aku suka sama Filemon, Ga."
Tuhh kan...
Haga tertawa masam.
"Terus kok lo bilang ke gue? Ke Emon langsung dong harusnya."
"Aku... malu, Ga."
Eca tersenyum samar. Haga paham.
"Yaudah ayok duduk bareng gue aja, nanti lo bisa ambil kesempatan buat dekat Emon."
Seketika Eca tersenyum lebar lalu mengangguk antusias. Haga ikutan tersenyum. Meskipun tiba-tiba debaran dadanya menjadi tidak enak untuk didengar.
"Ah apaan dah nih jantung. Kalo Emon punya pacar, gue juga pasti bakal bisa punya. Akhirnya Haga akhirnya."
Mengabaikan rasa tidak enak tersebut, Haga menuntun Eca untuk duduk di tempat ia tadi bersama Tio juga Tiar.
"Gue ke Emon bentar ya, Ca? Yo jaga Eca bentaran ya."
Eca dan Tio mengangguk.
Haga menghampiri Filemon yang sedang duduk bersama teman setimnya. Sebenarnya banyak sedari tadi berdatangan untuk memberi Filemon minum tapi Filemon mengabaikan dan memilih memainkan HPnya. Dan terpaksa minuman tersebut beralih ke temannya yang lain.
"Nih!"
Filemon menerimanya dengan senyum kecil, lalu meneguk minuman tersebut dengan kasar. Jujur ia sudah sangat haus tadi, terlebih lagi tadi Haga lama.
Tangan Haga terulur mengusap air yang menetes di dagu Filemon lalu naik ke bibir. Entah kenapa Haga hanya ingin merasakan tekstur bibir Filemon yang basah.
Filemon menatap Haga tapi tidak mencoba menghentikan bahkan dengan sengaja ia membuka bibirnya, lalu tanpa sadar Haga memasukkan jari telunjuknya ke dalam mulut Filemon. Membiarkan jarinya dihisap, diemut seperti permen.
Kegiatan tersebut yang berlangsung sekitar dua menitan terhenti akibat bunyi nyaring peluit wasit, membuat Haga tersentak lalu tanpa sengaja menusuk lebih dalam.
Uhuk-uhuk
"Eh... "
Haga segera menarik keluar jarinya lalu menepuk-nepuk pelan punggung Filemon.
"Aduh, ketusuk ya? Maaf, Emon."
Filemon meminum kembali minumannya, lalu menatap Haga yang menatapnya penuh khawatir. Ia tersenyum kecil.
"Nggak apa-apa."
"Sakit nggak?"
"Nggak apa."
Haga memajukan langkahnya membuat perutnya tepat dihadapan wajah Filemon. Lalu dengan lembut menuntun kepala Filemon agar tenggelam diperut berisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend? [end] [republish]
Teen Fiction"Mana ada teman tapi mesra-mesraan anjir." "Ada. Tuh buktinya." - 03/10/21 19/12/21 note: 'konten dewasa' untuk kekerasan dan bahasa kasar, mohon untuk tidak ditiru.