Begitu Filemon sampai di lapangan, ia menjadi pusat perhatian. Semua mata tertuju padanya tapi yang ditatap mengedarkan pandangan mencari sosok Haga.
Di sana tepat di bangku penonton ia melihat Haga yang sedang dibujuk atau dipaksa. Menurut Filemon dipaksa.
Seorang perempuan yang tidak dikenal Filemon namun kita mengenalnya. Eca. Ecalah yang sedari tadi mencoba membujuk Haga untuk ke rumah sakit memeriksakan pergelangan tangannya. Namun Haga menolak, jika ia setuju entah apa yang akan terjadi. Baik ke dirinya ataupun ke Eca sendiri. Haga tidak ingin itu.
Pandangan Haga bertemu dengan Filemon. Filemon menatapnya tajam. Lebih tepatnya ke arah tangannya yang masih ditarik-tarik oleh Eca.
Entah kekuatan dari mana atau Haga yang melemah karena tatapan Filemon, Eca berhasil menariknya berdiri lalu menyeretnya keluar dari area lapangan. Haga berontak, memohon untuk dilepaskan tapi Eca mengabaikan. Ia tetap keras kepala untuk membawa Haga ke rumah sakit.
"Astaga, Ca. Lo bakal mati kalo gini."
"Ca, plis, Ca. Nggak usah bawa gue ke rumah sakit!"
"Udah deh, Ga. Ini demi kamu juga."
"Lo nggak paham situasi, Ca!"
"La la la la..."
"Ck... sialan!"
Tenaganya sudah habis demi menahan sakit akibat perbuatan Filemon tadi, ditambah lagi untuk berontak tadi. Oh ayolah Haga lelah. Jadi jangan salahkan ia atas apa yang akan terjadi. Kini ia hanya pasrah saja. Ia serahkan semuanya kepada yang di atas. Setidaknya ia telah berusaha mengingatkan Eca.
Filemon terdiam sesaat begitu Eca berhasil menyeret Haga. Tangannya terkepal kuat, dengan langkah lebar ia mengejar Haga. Namun langkahnya terhenti ketika Sagas berhenti di hadapannya.
"Lo mau kemana? Kita bakal tanding!"
"Minggir, gue mau nyusul Haga!"
"Profesional anjing! Kita bakal tanding lo nggak bisa pergi. Lo tau kan kita nggak punya pemain cadangan!"
"Gue nggak peduli! Sekarang lo minggir!"
"Nggak bakal!"
"Minggir sialan!"
"Ngg..."
Bugh
Satu bogeman mentah mendarat mulus di pipi Sagas membuat Sagas tersungkur di lapangan. Memalukan.
Cuih
Filemon meludah sinis, mengabaikan semua pandangan lalu pergi menyusul Haga.
Di parkiran, Haga sudah naik ke boncengan Eca. Dengan segera Eca melajukan motor vespanya. Sengaja mengebut karena melihat Filemon sedang berlari ke parkiran dan telah melihat mereka.
Filemon kesal, ia telat menghentikan Haga.
"Perempuan sialan!"
Dengan emosi yang memuncak ia menendang motor yang terparkir di situ lalu beruntut mengenai motor lainnya yang terparkir sebaris. Semua baik pemilik motor ataupun tidak menganga takjub. Ada sekitar 11 motor yang menjadi korban.
Belum cukup meluapkan emosinya, Filemon menarik seseorang yang dekat dengan posisinya lalu menghajar seseorang itu. Seseorang itu tidak sempat melawan, Filemon terlalu barbar.
"Filemon!"
Filemon menghentikan tinjuannya, menatap sumber suara. Matanya berbinar.
"Berikan kunci mobil, Pah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend? [end] [republish]
Fiksi Remaja"Mana ada teman tapi mesra-mesraan anjir." "Ada. Tuh buktinya." - 03/10/21 19/12/21 note: 'konten dewasa' untuk kekerasan dan bahasa kasar, mohon untuk tidak ditiru.