Chapter 17: Thank You

830 183 9
                                    



"PEH!" Seruan Mikey menghentikan tindakan orang-orang. Termasuk (Name) dan Hanma.

Tapi itu hanya sesaat sebelum akhirnya mereka kembali fokus pada lawan masing-masing. Disisi lain Hanma langsung memalingkan wajahnya – enggan menonton hal itu lebih lama, ia lebih memilih memandangi (Name) yang ada didepannya.

"Apa yang akan kau lakukan?" (Name) membuka pembicaraan tiba-tiba – masih dengan pandangan mengarah pada Peh dan Mikey.

"Hm?"

Dia memberi lirikan sesaat pada Hanma lalu kembali membuka mulutnya, "Maksudku itu loh, Peh yang kau cuci otak sedang berbaikan dengan Mikey sekarang. Apa yang akan kau lakukan sekarang?" Katanya sambil menunjuk kearah Peh dan Mikey.

Hanma mengedikkan bahunya, "Sangat disayangkan memang, tapi itu bukan sesuatu yang harus ku khawatirkan tuan putri."

(Name) ber-oh lalu mengangguk, "Jadi bukan kau," gumamnya tapi masih dapat ditangkap oleh Hanma.

"Huh? Apa maksudmu putri?" Hanma sontak bertanya; mencoba menyingkirkan dugaan apa pun yang ada dikepalanya.

"Orang yang merencanakan ini, bukan kau."

Ekspresi diwajah Hanma menjadi kaku seketika. Puas dengan reaksi Hanma, (Name) langsung berbalik pergi dari sana.

"Eh- tunggu, tuan putri kau mau-"

"OORAA!!"

Hanma mencoba mengejarnya, tapi tiba-tiba datang dari arah yang berlawanan orang-orang Mobius dan Toman yang berkelahi; menghalangi pandangan Hanma pada (Name) yang semakin jauh dari gapaiannya.

"Sialan! Minggir kalian!"

Tapi terlambat. Meski orang-orang itu sudah tak lagi menghalangi jalannya, (Name) sudah tak dapat lagi dia temukan.

***

Senjata tajam tak seharusnya diberikan pada orang yang sudah kehilangan akal sehatnya. Atau akan ada seseorang yang menumpahkan darah karenanya.

Aku terlalu meremehkan situasi ini ...

Sejak awal kenapa aku menyerahkan masalah ini pada Fushiguro? Lihatlah sekarang, yang seharusnya jadi korban Kiyomasa hanya satu malah jadi tiga.

"Hah ... Aku terlalu lengah," aku merobek bagian Yukata menjadi beberapa bagian lalu mulai menghentikan pendarahan pada luka Hanagaki – salah satu korban Kiyomasa.

"Baji-san kau tidak ha-RUS! Ugh!!" Aku pura-pura tuli dan mengabaikan rintihan Hanagaki. Menurut cerita Hinata, Takemichi menghentikan serangan buta Kiyomasa dengan tangannya 'langsung'!

Sekarang pisau itu tertancap ditangannya. Melihatnya saja membuatku ngilu, apa lagi mencoba menariknya keluar? Lagi pula kalau ku gegabah menariknya keluar yang ada pendarahannya semakin parah.

Sekarang beralih ke korban kedua. Fushiguro.

Dia menggigit bibir untuk menahan perih dari luka sayatan dilengan kanannya. "Baji ... kau marah ya?"

Apa aku marah? Oho, tentu saja Iya!

"Aduh-!" serunya saat aku dengan 'sengaja' menguatkan ikatan kain pada sayatan ditangannya. Lukanya memang tak separah luka Hanagaki, tapi tetap saja itu tak bisa dianggap remeh.

"Haha ... wajah mu jelek tuh, (Name)."

Tuh, kan? Sudah kuduga dia bakal bilang begitu. Korban ketiga tentu saja Kenny. Lihatlah mukanya itu, padahal dia jelas sedang menahan sakit dipinggul atasnya, tapi malah sok terlihat kuat. Jadi ku tekan lukanya

Happy Ending For You  (Tokyo Revengers x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang