Chapter 27: Mitsuketa

450 112 14
                                    

Hewwooo~

Aaaaakkkh rasanya udah lama banget gak up.

aku benci sekolah ... aku benci magang ... aaah pengen hancurin dunia ...

pengen ikut ngerumbling sama eren :v

dahlah

kembali kecerita!

Semoga kalian menikmati chapter kali ini!

Jangan lupa tinggalkan vote dan komen yaw~

Salam damai ✌ Isa desu!

.

.

Enjoy~

.

.


Ekspresi diwajah ku berubah seketika. Apa yang barusan dia bilang?

"Keisuke? Keluar dari Toman?"

Mikey menggigit bibirnya dan menatap kebawah dengan tatapan gelap; tak menjawab pertanyaan ku sebelumnya.

Aku berkedip tak percaya. Sedikit meragukan apa yang Manjiro katakan. Keisuke keluar dari Toman? Geng yang terbentuk karenanya? Geng yang dia bangga-banggakan dan terus bersikeras menolak ketika aku memintanya untuk keluar, sekarang malah keluar dengan sendirinya?

Hmm sus sekali.

"..."

Pasti ada sesuatu nih. Aku menutup mata lalu mengangguk paham.

"Baiklah, terima kasih sudah memberitahu ku. Omong-omong didalam masih ada Omelet, mau?

"Hm?"

Wajahnya jelas mengatakan 'apa yang kau katakan?' tapi aku tetap tersenyum dan menunggu responnya dengan sabar.

"Bagaimana? Tidak mau? Aku sudah kenyang, jadi sayang kalau dibuang begitu saja. Kalau kau tidak mau, ya mau bagaimana lagi?"

Aku mengedikkan bahu dan berniat menutup pintu sampai Manji menahan pintunya.

"(Name) ... apa yang meminta Keisuke untuk keluar dari toman adalah kau?"

"..."

Beraninya, kalau dia keluar dengan kakinya jangan salahkan aku dong!

"Hm? Kenapa aku?"

"Karena kau juga keluar dari Toman ...."

"... lalu apa hubungannya dengan Keisuke?"

"Tentu saja karena kau adik-"

"Adiknya? Hah, jika dia memang mendengarkan adiknya ini, maka sejak dulu Keisuke sudah keluar dari Toman. Mikey.

Jika tidak ada keperluan lagi pintunya ku tutup nih."

Dia tertegun sejenak sebelum lagi-lagi menahan pintu yang hendak ku tutup.

"Maaf .. Aku lapar ... Omeletnya, aku mau makan."

"..."

.

.

.

"Jadi ... kita baikan nih?"

"Um ya."




***




Dunia tetap berjalan sebagaimana mestinya meski (Name) merasa ada yang kurang. Tentu saja ia sudah terbiasa bersiap-siap dipagi hari tanpa Ibunya, tapi pagi tanpa melihat wajah berantakan saudaranya membuat pagi (Name) terasa kurang lengkap.

Happy Ending For You  (Tokyo Revengers x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang