Chapter 19: Will

866 155 4
                                    


Tak lama setelah kejadian 3 agustus, Kenny mendatangi ku dan memintaku untuk mengantarnya kerumah Megumi. Aku ragu untuk mengantar anak-anak ini- oh, apa sudah ku bilang?

Bukan hanya Kenny yang ingin mengunjungi Megumi, tapi hampir semua anggota Toman. Ya, mungkin mereka benar-benar berterima kasih padanya karena sudah menyelamatkan wakil komandan mereka.

Jadi aku mengabari Megumi dan dia mengatakan kalau hanya mau menemui Kenny saja. Pada akhirnya, Kenny menunjukkan rasa terima kasihnya dengan mentraktir apa pun yang Megumi inginkan. Meski itu hanya segelas kopi hitam.

Tapi kabar gembiranya adalah ... biasanya butuh waktu 5 hingga 7 hari untukku benar-benar pulih total dari demam setinggi itu, tapi kali ini aku sembuh kurang dari 2 hari! Ini rekor tercepat!

Jadi untuk merayakan ini, aku akan mengunjungi semua festival musim panas bulan ini sampai akhir!

Hei, apa gunanya uang yang kutabung selama 2 tahun ini jika tak dipakai? Toh, mereka juga meminta ku untuk sering-sering menggunakan uang untuk diriku sendiri.

Oh iya. Kalau gak salah sebentar Kazutora dibebaskan, dan ulang tahun Manji sudah dekat. Apa yang harus kulakukan ya?

"Es mu mencair tuh," Keisuke tiba-tiba mengambil es krim dari tangan ku dan mulai memakannya. Aku membiarkannya dan kembali menyandarkan diri dipagar pembatas. Langit siang ini sangat cantik untuk diabaikan begitu saja.

"Nee, Keisuke."

"Hm? Apa?"

"... sebentar lagi Manji ultahkan?"

"Ehm."

"Kazutora juga sebentar lagi dibebaskan."

Keisuke tiba-tiba menjatuhkan es krim vanila tadi. "Hei! Apa yang kau lakukan?! Kalau gak mau lagi mending balikin ke aku. Iih padahal masih banyak ...."

Aku merengut kesal lalu masuk kedalam dan mengambil kain pel untuk membersihkan sisa es krim yang dijatuhkan oleh Keisuke.

Bahkan setelah aku kembali, Keisuke masih memasang ekspresi kosong diwajahnya sambil memandang keluar. Apa aku mengatakan hal yang salah? Aku yakin hubungannya dengan Kazutora masih baik-baik saja. Kami selalu mengirimi suratnya bersama, jadi apa masalahnya?

"(Name)!" Dia tiba-tiba berbalik dengan senyum lebar, "Ayo jemput Kazutora!"

Aku balas tersenyum lalu mengangguk, "Ikou!"


***


Angin membuat surai rambut hitam milik pemuda itu beterbangan. Dinikmati angin itu sejenak sebelum tiba-tiba tersentak atas panggilan dari dua suara yang saling bersinkronisasi tak jauh disampingnya.

""Kazutora!""

Matanya melebar dan tatapannya mengikuti asal dari suara yang menyambutnya. Disana, si kembar Baji yang ia kenal tersenyum sambil melambaikan tangan mereka padanya.

Jantungnya berdebar, matanya memanas kemudian penglihatannya mengabur. Pipinya basah oleh air mata saat ia menjatuhkan tasnya dan berlari pada dua orang yang masih mau berdiri disampingnya.

"Okaeri, Kazutora!" Ucap si kembar bersamaan.

"Um..." Kazutora menangis dipelukan mereka. "Tadaima..." Gumamnya dengan suara serak dan basah karena menangisi cahaya terakhirnya.

.

.

.

Selama di sekolah Reformasi, hal yang paling sering Kazutora ingat adalah kenangan masa kecilnya. Cukup aneh jika kalian mengingat kembali bahwa masa kecil pemuda itu bisa dikatakan kurang bahagia– tidak, memangnya anak itu punya kenangan masa kecil?

Happy Ending For You  (Tokyo Revengers x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang