Chapter 20: Siblings

909 157 3
                                    


Ulang tahun Manjiro lima hari lagi. Aku memutuskan untuk melukis dirinya yang dari masa depan sebagai hadiah ulang tahunnya.

Tapi akan kupastikan tak membuat Manjiro dari masa depan yang kulihat. Aku akan melukis Manjiro yang hidup normal dimasa depan.

Tak banyak perbedaan ku buat dari dirinya yang sekarang.

Aku hanya membuatnya menjadi sedikit lebih tua. Lalu rambutnya akan ku mirip dengan yang kulihat dari masa depan, tapi yang ku lukis akan sedikit lebih berantakan dibanding rambut klimisnya yang pernah kulihat. Wajahnya cerah ceria tanpa beban hidup disana. Matanya akan ku buat tertutup rapat karena tersenyum lebar. Dan tentu saja, tinggi badannya akan kulebihkan sedikit dari yang sekarang.

Aku ingin melukiskan manjiro yang masih memiliki semangat kekanakkannya, tapi juga memiliki aura orang dewasa yang layak. Aku sempat bingung harus mewarnainya dengan apa, tapi akhirnya aku memutuskan untuk melukis gambar hitam ptuih saja.

Butuh waktu lama untuk melukisnya, terutama karena akhir-akhir ini aku disibukkan dengan berbagai kegiatan dan urusan masa depan itu. Tapi, tepat semalam sebelum ulang tahunnya, aku berhasil menyelesaikan hadiahnya.

***

Manji menyukainya. Dia bahkan sampai menggantung lukisan itu didinding depan tempat tidurnya.

"Agar aku bisa melihat lukisan mu setiap kali aku bangun!" Itu yang dikatakannya sambil berkacak pinggang. Dan setelah itu Kenny membalasnya dengan mengatakan.

"Bilang saja kau ingin melihat wajah mu setiap pagi, dasar narsis."

Dan mereka kembali bertengkar. Butuh waktu sampai akhirnya aku bisa keluar dari sana dan berjalan menuju kesekolah.

Ingat apa yang kukatakan beberapa hari yang lalu? Aku ingin tahu apa yang akan kulakukan untuk kedepannya.

Setelah membaca buku kehidupanku, aku menyadari kalau aku memiliki lebih dari satu hobi. Aku menyukai bintang, bulan, dan langit malam.

Aku juga suka melukis apa pun yang menurutku layak untuk diingat.

Aku menyukai semua binatang peliharaanku.

Aku menyayangi keluarga dan teman-temanku dan aku suka menghabiskan waktu ku bersama mereka.

Aku suka berdiam diri ditepi jalan hanya untuk memandangi bunga yang namanya bahkna tak ku kenal.

Masih ada banyak hal yang ku suka dan banyak pula hal yang ingin ku lakukan kedepannya. Dan entah kenapa, sejak memasuki SMA aku mulai jarang melakukan itu semua.

Membaca buku kehidupan ku membuat ku sadar kalau ada lubang kosong didalam diriku yang sekarang.

Jadi aku memutuskan untuk melakukan semua yang dulu selalu kulakukan dan yang ingin ku lakukan.

Dan itu akan dimulai dari melukis.

***

""Melukis?""

Miwa dan Megumi mengucapkan itu bersamaan. Aku mengangguki ucapan mereka dan meminum susu kotak vanila ku.

"Aku tidak tahu kau bisa melukis," Miwa berdiri dan berjalan kesamping ku dengan senyum nakal dibibirnya. "Jadi apa yang mau kau lukis sampai-sampai nona 'aku bisa melakukannya sendiri' meminta bantuan teman-temannya, hm hm?"

Aku menggigit bibirku karena malu dan mendorong pelan bahunya. "Tolong berhenti menggodaku. Lukisan yang ingin ku buat cukup besar, butuh setidaknya 2 orang untuk menyelesaikannya dengan cepat. Dan juga aku ingin mendokumentasikannya."

Happy Ending For You  (Tokyo Revengers x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang