Celaka

59 1 0
                                    

Tidak disangka, hari lain yang tidak diduga...

"Kabuto aku harus segera kerumah sakit" Urushi berkata, hampir panik.

Sementara itu Kabuto diam, bingung dengan tingkah Kakaknya.
"Ada apa?" dia bangkit dari tempatnya.

Urushi menghela nafas agak kasar, bagaimana ya...
"Ibu-"

Kabuto memotongnya dengan cepat.
"Ibu kenapa?!"

Kabuto mulai mendekati yang lain dan melihat wajahnya yang tampak khawatir.
"Ibu-...ibu telah tiada-"

Kabuto membuka matanya lebar-lebar, sempat mencerna apa yang Urushi katakan. Kabuto harap itu mimpi, tapi saat dia merasakan sesak. Tidak, itu bukan mimpi.

Segera dunia di sekelilingnya hitam. Kabuto tidak sadarkan diri.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Saat beberapa jam, Kabuto bangun. Dan tampaknya dia berada di kamarnya dengan kain hangat di dahinya.

Dia melihat sekeliling, dia tidak sendirian, ada orang berambut hitam panjang sedang duduk di samping pintu dan yang satu lagi sedang duduk disampingnya, rambut putih hampir menyerupai rambutnya sendiri.

Saat melihat kesamping pria itu tersenyum padanya.
"Kau sudah bagun, syukurlah" suara itu, milik Kimimaro.

Kabuto melihat pria yang satunya lagi. Orochimaru tidak salah lagi. Dia bersandar, dan mungkin tertidur. Tapi bukanya dia masih harus dirumah sakit? Kabuto yakin dia belum sepenuhnya pulih. Jadi dia bangun, namun dihentikan oleh Kimimaro.

"Kau masih harus istirahat" katanya, menahan yang lain untuk bangun.

Dengan suara yang tersisa Kabuto bertanya kepada Kimimaro.

"Mengapa kalian disini?"

Kimimaro menautkan alisnya,
"Tentu saja kami tidak bisa diam saja mendengar kabar ini"

Kimimaro melihat kembali ke Kakaknya yang tampaknya kelelahan, di tambah dia belum pulih sepenuhnya. Namun seperti apa yang dikatakan Kimimaro sebelumnya, mereka tidak bisa diam saja mendengar apa yang baru dialami Kabuto...

Sedangkan itu Orochimaru terbangun mendengar percakapan didepanya. Masih meyimak apa yang terjadi, dia mengawasi keduanya dalam diam.

Kabuto mengingat-ingat apa yang terjadi, dan saat itulah ingatan percakapan antara Urushi dan dia kembali membanjirinya.

"A-apa benar ibuku...sudah...?" sampai disitu Kabuto tidak melanjutkannya.

Melihat ini Orochimaru mendekati keduanya, Kabuto melihat keduanya yang menganguk. Mengatakan bahwa kejadian itu benar-benar terjadi.

Dan saat itulah Kabuto duduk, menyebabkan kain di dahinya jatuh begitu saja, dan karena kacamatanya sudah dilepas, itu bukan masalah lagi.

"I-ini bukan mimpi, kan?" dia menatap keduanya yang masih tidak hilang kontak mata denganya.

Bukan jawaban yang diberikan keduanya. Mereka tetap diam, dan saat itulah Orochimaru mendekatinya dan memeluknya dengan satu tanganya, jelas. Orochimaru tidak bisa mengerakan tangan satunya lagi.

Kabuto menatap Kimimaro yang tiba-tiba memalingkan mukanya. Bukan apa, Kimimaro sendiri tidak ingin ikut menangis didepan Kabuto.

Masih tidak ubah posisi Orochimaru mengencangkan pelukanya. Dan saat itulah Kabuto menangis, mengetaui jika barusan yang terjadi...semuanya benar...

Orochimaru menghela nafas, melihat ke arah Adiknya sejenak. Kimimaro hanya tersenyum ragu-ragu padanya.

Tanpa diduga, Kabuto membalas pelukannya, dan selanjutnya. Orochimaru mengusap kepala Kabuto, mencoba menenangkanya.

All About Her [orokabu] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang