Buugh..
Aran langsung menendang punggung orang yang sedang mengancam Pucho dengan pisau tajam.
"Aran"gumam Pucho.
"Om mending om masuk ke dalam mobil biar Aran yang lawan mereka"
"Nggak Aran. Ayo kita lawan mereka gak mungkin kamu melawan nya sendirian"
"Mau jadi jagoan lu bocah ingusan"ucap orang yang tadi ditendang Aran.
"Bacot lo. Sini lawan gue"
Seketika orang orang yang ada dibelakang Aran langsung maju menyerang.
Dan terjadilah aksi baku hantam yang menegangkan antara Pucho, Aran dan enam orang berbaju hitam. Aran yang notabennya jago bela diri dengan gampang melumpuhkan lawan nya begitupun dengan Pucho. Namun sangat disayangkan salah seorang yang berbaju hitam melemparkan pasir ke area wajah Aran dan berhasil mengenai kedua bola mata Aran.
"Akhh"ringis Aran mengucek kedua bola matanya.
"Nyari gara gara sama gue tau rasa kan lo. Pegang dia!"titah orang itu.
Tangan Aran dipegang oleh dua orang anak buah yang menitah nya tadi.
"Lepasin gue"berontak Aran.
"Diem lo bocah atau gue tusuk lo pake pisau kesayangan gue"
Pucho masih adu jotos dengan lawan di hadapan nya ia berhasil melumpuhkan dan membuat lawan nya terhenyak ke aspal dengan kasar.
Sedangkan Aran terus memberontak agar di lepaskan. Setelah beberapa kali dirinya berontak akhirnya Aran lepas dari dua cengkraman tangan.
Tidak ingin menyianyiakan kesempatan Aran langsung memukul kedua orang yang mencengkram nya tadi.
Pucho merotasikan tubuh nya membelakangi lawan yang dilumpuhkan nya tadi. Ia melihat Aran yang tengah melawan dua orang dan satu orang menggenggam pisau ditangan nya di belakang Aran. Pucho sontak panik saat orang yang menggenggam pisau hendak menusuk Aran.
"Arann"teriak Pucho.
Aran tidak mendengar teriakan Pucho ia terus adu jotos dengan dua orang yang sempat mencengkram tangan nya tadi. Saat Pucho ingin menggampiri Aran ia digagalkan dengan lawan yang tadi ia lumpuhkan beranjak berdiri dan menahan pergerakan Pucho.
"Main main ni bocah sama gue"ucap orang yang menggenggam pisau.
"Arann arah belakang"teriak Pucho yang berhasil di dengar Aran.
Namun sayang seribu sayang saat Aran membalikan badan ke arah belakang..
Jlebb
Pisau tajam menusuk perut Aran. Kini baju Aran sudah berlumuran darah.
"Akkhhh"ringis Aran memegang perut nya yang sudah berlumuran darah.
"Gue gak pernah main main sama ucapan gue"ucap orang yang menusuk Aran.
Aran kini sudah kehilangan keseimbangan ia berlutut diatas aspal yang kasar dengan tangan memegangi perut nya yang berlumuran darah.
"Akkhh sakit banget"
"Cabut"ucap orang yang menusuk Aran.
Merekapun (orang orang berbaju hitam) langsung pergi meninggalkan tempat kejadian.
Pucho langsung berlari menggampiri Aran yang sudah tergeletak diaspal.
"Rann.. Arann.."Pucho menepuk pelan pipi Aran.
Namun tidak ada sahutan Pucho merengkuh tubuh Aran dan membawa nya ke dalam mobil dengan tujuan ke rumah sakit.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Zahran
Teen Fiction[On Going] ⚠️DILARANG KERAS PLAGIAT!! Cerita ori dari pemikiran sendiri. [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ---- "Dia adalah sosok laki laki yang tidak akan pernah bisa tergantikan." ©Copyright√ AnggiAgeeee