Kini Aran sudah berada diruangan nya. Ia masih duduk dikursi roda yang didorong oleh Chika."Yaudah Ran kita balik dulu. Cepet balik lo terus sekolah, traktir kita"ujar Soleh berpamitan.
"Heuhh elo Leh"Aldo merangkul tengkuk leher soleh ke dalam ketiak nya.
Soleh melepaskan rangkulan Aldo lantas menyengir kuda."Yakan pj, sesuai tradisi setelah jadian"
"Makan mulu lo. Pantes di bilang rakus"sahut Zee.
"Oke gue traktir, tenang aja lo"ucap Aran masih duduk di kursi roda.
"Chik. Ran. Kita balik dulu"pamit Zee yang diangguki Aran di iringi senyuman dari Chika.
Zee dan Aldo sudah lebih dulu pergi. Sementara Soleh, Sebelum benar benar pergi dari ruangan, ia berbisik ke telinga Aran."Ran tiati. Anak orang jangan lo apa apain"bisik Soleh namun masih terdengar oleh Chika."Heh gue denger ya"
"Siapa tau Chik, Aran hilaf"kata Soleh cengengesan.
"Gak mungkin. Aran bukan elo"
"Gak ada yang gak mungkin Chik. Hilaf kan manusiawi. Ciee, dibelain tuh sama ibu negara nya"
"Udah lo sana pulang"usir Aran karena sudah kesal dengan tingkah Soleh.
Soleh pun pergi setelah merasa puas dengan aksi jail nya.
"Aku bantu"Chika membantu Aran berdiri lantas duduk diatas ranjang.
"Makasih"Aran tersenyum menatap Chika.
"Bunda kapan pulang?"
"Paling sebentar lagi"
Tak lama dari itu, Shani pun datang dengan membawa sebuah kantong keresek putih ditangan nya."Ehh Chika, kamu langsung ke sini sayang? Gak pulang dulu kerumah"Chika menyalimi tangan Shani.
"Iya bunda. Tadi Chika bareng temen temen Aran ke sini nya"
"Oyaa? Terus mana mereka?"
"Udah pulang bun"jawab Aran.
"Yaudah sekarang kalian makan, bunda bawa makanan dari luar"Shani meletakan makanan tersebut di atas nakas.
Telpon Shani berdering, ia langsung mencari benda pipih itu di dalam tas nya."Sebentar ya, bunda angkat telpon dulu"Shani keluar dari ruangan lantas mendekatkan ponsel itu ke telinga nya."Hallo"
"Chika makan dulu, kamu pasti belum makan"
"Kamu juga belum makan kan?"Aran menggeleng.
"Yaudah aku suapin"Chika membawa sekotak makanan yang dibawa Shani tadi.
Chika menyuapi Aran dengan telaten. Saat suapan selanjutnya itu sampai ke mulut Aran, Aran menahan tangan Chika yang otomatis kegiatan tersebut langsung terhenti.
Aran mengambil lembut sendok itu dari tangan Chika."Kamu juga harus makan"Aran menodongkan sendok itu ke mulut Chika.
Chika tidak membuka mulut nya, ia malah memandang wajah Aran."Ayo, pegel nih dianggurin"Aran menggerakan sendok yang dipegang nya.
Seketika Chika membuka mulut lantas menerima suapan dari Aran dan mengunyah nya secara perlahan.
Setelah selesai menerima telpon dan berbicara dengan orang di sebrang sana, Shani kembali masuk ke dalam ruangan Aran."Sayang, bunda tinggal dulu sebentar"
"Mau kemana lagi bun?"Aran bertanya.
"Ada sedikit masalah dirumah"
"Masalah apa bun?"
"Nanti bunda ceritain. Sekarang bunda harus segera pulang ke rumah"
"Titip Aran ya cantik"pesan Shani kepada Chika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Zahran
Teen Fiction[On Going] ⚠️DILARANG KERAS PLAGIAT!! Cerita ori dari pemikiran sendiri. [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ---- "Dia adalah sosok laki laki yang tidak akan pernah bisa tergantikan." ©Copyright√ AnggiAgeeee