Kini tinggalah Aran dan Chika berdua. Chika masih berdiri di tempat tadi."Kamu gak pegel berdiri terus?"Chika diam menatap Aran."Udah sini duduk"lanjut Aran menepuk pinggir ranjang nya.
Sejenak keheningan tercipta antara mereka berdua."Kenapa kamu gak nolak perjodohan kita Aran?"Chika memecahkan keheningan.
Aran berusaha untuk duduk dari tidurnya."Kenapa harus nolak kalau jodohnya kamu Chika. Awshh.."ringis Aran memegang luka diperutnya.
Chika yang melihat Aran meringis lantas mendekat."Udah kamu tiduran aja. Luka kamu masih basah"
Aran masih memegangi luka yang ada diperutnya. Terlihat dari wajah Aran yang menahan sakit, Chika ikut ngilu melihat nya."Sakit banget ya? Aku panggilin dokter aja"Chika khawatir lantas segera melangkahkan kaki nya untuk memanggil dokter.
Namun saat Chika akan beranjak pergi Aran menahan tangan nya."Udah disini aja. Aku gak papa"
"Ngga itu pasti sakit. Aku panggilin dokter"
"Disini aja Chika. Ini gak terlalu sakit"Aran meyakinkan.
"Sini aku bantu"Chika membantu Aran untuk duduk bersandar.
"Chika tolong lepasin ini, risih banget rasanya"Aran menunjuk selang yang masih terpasang dihidung nya.
Chika menuruti permintaan Aran lantas melepas selang itu dengan hati hati. Chika duduk dikursi yang berada dekat dengan nya.
"Jadi gimana?"tanya Aran yang membuat Chika bingung.
"Gimana apanya?"
"Jawaban kamu"
Chika melamun menatap manik mata Aran."Sebenarnya aku udah mulai suka sama kamu Aran. Bahkan bisa dikatakan sekarang aku takut kehilangan. Tapi aku gak mau cepet cepet nikah. Masih banyak hal hal yang ingin aku gapai"batin Chika.
Aran melambai lambaikan tangan nya di hadapan wajah Chika."Chika. Chik"
Seketika lamunan Chika buyar."E-ehh I-iya?"
"Kok malah melamun. Jadi gimana jawaban kamu?"
Chika masih setia menatap kedua manik mata Aran."Aku terima"
Nampak dari surai wajah Aran yang bahagia mendengar nya."Tapi.."gantung Chika.
Aran mengernyitkan kedua alis nya."Tapi apa?"
"Aku mau batalin perjodohannya"
"Kenapa dibatalin?"
"Aku masih mau sekolah Ran. Aku mau gapai cita cita aku dulu"
"Tapi kenapa harus dibatalin Chika?"
"Ya karna itu Aran. Aku gak mau cepet cepet nikah, pun kita juga masih sekolah"
Aran meraih tangan Chika."Kita bicarain ini sama orang tua kita, biar mereka ngasih solusi untuk perjodohan ini"Chika mengangguk.
"Kan sekarang kita udah official nih, Gimana kalau kita jalan jalan"usul Aran masih setia menggenggam kedua tangan Chika.
"Nggak"tolak Chika tegas.
"Ko nggak si?"
"Kamu tu ya lupa apa gimana? Kamu masih sakit, luka kamu juga belum kering jangan aneh aneh"Aran terkekeh mendengar nya.
"Ciee protektif banget mbak nya"Aran mencubit gemas hidung mancung Chika.
"Ihh iseng banget si"Chika mencubit pelan pinggang Aran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Zahran
Teen Fiction[On Going] ⚠️DILARANG KERAS PLAGIAT!! Cerita ori dari pemikiran sendiri. [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ---- "Dia adalah sosok laki laki yang tidak akan pernah bisa tergantikan." ©Copyright√ AnggiAgeeee