Perhaps Love [END]

13. Pernyataan hati

Haiii, I'm back! Maaf banget udah lama gak update. Mungkin beberapa dari kalian ada yang udah lupa, maka dari itu jika berkenan temen-temen bisa baca part sebelumnya buat menyegarkan ingatan. So...

Happy Reading!
-
-
-
-
-

[silakan, putar playlistnya]
-

"Perlakuan lo ke gue bikin gue suka sama lo!"

"Perhatian lo bikin gue ngerasa gue harus milikin lo seutuhnya!"

"Pelukan lo saat gue sedih...," Lira menarik napasnya, "gue nggak kuat, Nat. Gue sakit setelah lo sama Meydina!"

Pecah. Rahasia yang Lira simpan rapat-rapat ia bongkar sendiri.

"Gue ... gue mencoba untuk bertahan, tapi gue nggak bisa. Gue nggak mau ngerusak siapapun,"

"Pertemanan, kalian, bahkan diri gue sendiri!"

Lira mengatakan semuanya. Hal yang dirinya tahan selama ini ia katakan semua. Masa bodo dengan efek apa yang akan terjadi. Salah sendiri Nathan memancingnya. Ia bukannya tidak mau bersabar atau bertahan, tetapi ia bukanlah orang yang mampu menahan semuanya. Dirinya tidak mau menjadi Lira yang hanya meratapi kesedihan sendiri, menyimpannya emosinya dalam-dalam seperti dulu sampai semua dunianya hancur berkeping-keping.

"Sorry, Nat, gue nggak bisa profesional sebagai sahabat."

Lira menghembuskan napasnya kasar. Setelah mengatakan isi hatinya, ia berpikir untuk segera pergi dari hadapan sahabatnya itu. Sebab, laki-laki itu tidak merespon seluruh ucapan atau ekspresi Lira.

Nathan hanya menunduk seraya menggigit bibirnya. Menahan diri untuk mengatakan apapun kepada Lira. Dirinya takut. Pernyataan cinta dari Lira membuatnya merasa dilematis. Di sisi lain dirinya merasa bahagia, karena ternyata sahabatnya pernah merasakan hal yang sama sepertinya. Namun, di satu sisi bayangan wajah Meydina menghiasi otaknya. Bersama Meydina juga membuatnya sangat bahagia.

Tbc.