♕︎𝗙𝗥𝗢𝗦𝗧𝗙𝗜𝗥𝗘♕︎

575 42 1
                                    

Besok pagi | 07.00 AM

"Makan yang banyak!" Titah Gale tak santai. Bagaimana tidak? Glacier menolak makan dari kemarin malam hingga pagi ini.

Sekarang ini Glacier tengah sarapan dengan disuapi oleh Taufan, karena memang dasarnya paksaan. Ketika disuapi Gale atau Strom tadi pun tak mau, ketika dengan Taufan ini baru mau.

"Kak Gale diam! Papa...kak Gale marah-marah.." Taufan tersenyum mendengar aduhan dari Glacier, dia kemudian beralih menatap Gale yang memasang ekspresi seperti 'mulai dah nih anak'.

"Gale, jangan marahi Glacier seperti itu." Gale hanya menghela nafas pasrah, lalu mengangguk mengiyakan. Pandangannya beralih pada Glacier yang menatapnya, dengan pandangan mengejek.

"Kak frost sama Daddy mana kak? Kok tidak kelihatan?" Acara lempar tatap itu usai, setelah Glacier menyadari kakaknya yang satu tak balik-balik, bahkan daddy-nya tak kelihatan dari semalam.

"Daddy ada yang diurus, kak frost lagi kerja." Glacier mengangguk, menerima jawaban dari kakaknya. Lalu kembali membuka mulut, menerima suapan dari papanya.

"Kwak gwale twidak, ker..ja?" Tanya Glacier dengan makanan penuh didalam mulutnya, dan diakhir kalimat dia menelan makanan itu.

"Hey!! Jangan makan sambil berbicara! Sudah berapa kali kakak katakan?" Tegur Gale, dan menghiraukan pertanyaan adik angkatnya. Taufan yang mendengar keributan kecil dari kedua anaknya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya, maklum.

"Kakak tidak kerja, karena memang tak ada perkerjaan lah." Jawab Gale santai, pandangannya kembali pada handphone yang ia genggam. Glacier menggerutu sebal mendengar balasan kakaknya.

"Meskipun tak ada pekerjaan, kakak harus disiplin dong!! Kakak in-" ucapan Glacier terpotong, ketika pintu ruangannya terbuka dan menampilkan dua sosok alpha dengan wajah babak belur.

Gale langsung meletakkan handphonenya, ketika tau siapa mereka. Gale menatap keduanya bengis, tangannya bahkan sudah terkepal erat.

"Apa yang kalian mau lagi? Tak cukup kah? Masih kurang? Atau ingin kubuat pingsan hah?" Serbu Gale tanpa ampun, kedua alpha itu hanya bisa tersenyum canggung. Inilah sisi Gale yang tak pernah mereka ketahui.

"Maaf Gale, bisa kami bicara sebentar dengan glace?" Tanya alpha yang lebih tua. Gale langsung menggeleng, tangannya terangkat menunjuk pintu ruangan kamar sang adik, yang berada dibelakang kedua alpha tersebut.

"Pintu keluarnya masih disana, tak ada kesempatan kecuali cier sendiri yang meminta dan menyelesaikan. Daddy, papa, aku bahkan Strom sudah diam dari awal. Kita diam bukan berarti tak berbuat apa-apa. Jadi silahkan pergi Mr. Frost dan Mr. Carter yang terhormat." Frostfire dan Supra, selaku kedua alpha yang masuk kedalam ruangan Glacier, dibuat diam. Gale itu periang yang sangat amat mengundang tawa, tapi jika melihat Gale marah seperti ini itu..lumayan menakutkan.

"Tapi-" belum juga Frostfire memberi alasannya, sudah dulu disela oleh omega yang tengah duduk diranjang rumah sakit.

"Tak apa kak, mungkin penting. Biarkan dulu, eumm...bisa tinggalkan kita bertiga saja, pa? kak?" Balas Glacier. Gale berbalik, manatap adiknya tak setuju.

"Aku akan menemani kalian." Sebenarnya, Gale itu posesif terhadap keluarganya. Sedangkan Strom, dia ketat dengan keluarga dan orang terdekat.

"Sudah Gale, biar mereka selesaikan." Lerai Taufan yang sedari tadi tidak ada yang menganggap nya disitu. Gale pasrah, ia kembali berbalik lalu menatap nyalang kedua alpha yang berstatus sahabatnya.

"Jangan macam-macam! Atau kepala kalian aku penggal." Frost serta Supra mengangguk cepat, ingat perkataan keluarga ThunderStrom itu tak main-main? Yaps! Jujur, dulu diumur Gale yang baru genap 18 tahun dia sudah membunuh 2 orang yang bermain-main dengannya. Polisi tau? Negara tau? Tau, cuman dasarnya saja halilintar mantan bandar narkoba, jadi mereka sedikit tunduk.

•F G S• (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang