♕︎𝗧𝗘𝗧𝗔𝗣 𝗗𝗜𝗦𝗔𝗡𝗔♕︎

249 20 0
                                    

Setelah Glacier mengobati frost dengan telaten, walau dia menahan ketakutan dalam dirinya, dia tetap memaksa.

"Sudah mendingan?" Tanya Glacier dengan membawa secangkir teh hangat. Disebelah frost sudah ada Supra yang memijit pelan kepala frost. Di karena kan tadi frost mengasuh kepalanya pusing, jadilah dia memijit pelan kepala alpha dominan itu.

"Sudah." Jawab frost dengan nada pelan, Supra hanya diam dengan tangan yang masih setia memijat kepala frost. Mata Supra sedari tadi memperhatikan Glacier yang menyiapkan makanan dan obat untuk frost. Dibuat babak belur sampai minum obat? Sebenarnya obat yang dibawa Glacier tadi hanya obat pereda nyeri, namun dikarenakan frost mengaduh pusing dan waktu dia pegang dahi frost, badannya panas. Jadilah dia harus minum obat.

"Makan dulu, habis itu minum obat." Supra membantu frost duduk, lalu mengambil alih mangkok yang Glacier berikan padanya untuk menyuapi frost.

"Makan sendiri emang gak bisa?" Tanya Supra kesal, walau begitu tetap meyuapi frost dengan telaten. "Tanganku saja remuk, hampir patah. Bagaimana bisa makan sendiri?" Tanya Frost dengan nada ketusnya, tapi tetap memakan makanan yang disuapi Supra.

Sedangkan disisi lain..

"Gale, itu Glacier tak apa?" Tanya sori pada Gale yang melamun, entah apa yang dia lamunkan. "Hm? Kamu tanya apa?" Tanya Gale dengan wajah linglung menatap Sori.

"Gale! Kamu seharian ngelamun terus. Jangan gini, kak Strom juga sama. Kalau gini kalian gak bisa jaga Glacier!" Galen disebelah Gale ikut emosi. Setelah kejadian tadi, Strom dan Gale sudah seperti kehilangan fokusnya.

"Iya iya, udah ini enggak lagi. Ayo tidur aku mengantuk." Gale mendorong tubuh sori dan Galen secara bersamaan untuk berbaring di ranjang. Memang sedari tadi ketiganya sudah berada didalam kamar dan duduk di atas ranjang bersama.

Gale berada ditengah, Galen dan sori ada disisi kanan dan kirinya. Dia tidak tidur, tetapi diam sembari menatap langit-langit kamar dengan perasaan campur aduk.

"Tidur!" Galen yang memang sadar bahwa Gale sedari tadi masih melamun langsung menegurnya. Sedangkan sori diam melihat keduanya, karena memang Gale tidak bisa ditegaskan olehnya kecuali Galen.

"Kalian tidur dul-" belum selesai Gale berbicara, sori langsung meraup bibir merah gelap milik Gale membuat Gale terkejut. Namun menit berikutnya, dia membalas dengan lumatan lumatan kecil. Galen hanya melihat, walau sebenarnya dia juga ingin.

Gale melepas dahulu tautannya dengan sori, namun baru melepaskannya dia sudah merasakan bibir Galen yang basah karena tadi dia menjilatnya ketika Gale dan sori berciuman. Mau tak mau Gale membalas ciuman Galen sama dengan yang ia lakukan pada sori.

Beberapa saat kemudian Galen melepas ciumannya dengan Gale, manatap Gale dibawahnya dengan tatapan tajam bak pisau. "Lo mikir apa hah? Kalo ada yang ganjal itu bilang! Gue sama Sori bingung kalo Lo gak bilang gitu!" Gale tersenyum ketika mendapat bentakan dari Galen. Galen yang melihat senyuman dari Gale membuatnya mendengus sebal, Begitu juga sori.

"Ada apa? Katakan Saja. Jika kau pikirkan sendiri bukannya selesai malah menjadi." Sori menimpali, Gale menoleh kearah sori yang menatapnya dengan tubuh yang ia miringkan, lalu tangannya menyanggah kepalanya.

"Besok yah? Kita tidur, hari ini banyak banget masalahnya." Balas Gale dengan menatap bergantian Galen dan sori. Mereka berdua menghela nafas pasrah kemudian mengangguk dan kembali pada posisi awal mereka berbaring, bedanya sekarang mereka memeluk Gale yang berada ditengah-tengah mereka.

"Night." Ucapan Gale disusul kecupan di dahi Galen dan sori.

'harusnya kalian tak masuk dalam masalah ini.' pikir Gale sebelum menyusul kedua kekasihnya dalam mimpi.

Sisi Glacier..

"Aku letakkan dulu didapur, lalu aku temani sampai kalian tidur." Glacier beranjak dari tempatnya sembari membawa nampan yang berisikan piring kotor dan gelas kotor. Obat-obatan yang dia bawa, sengaja ditinggalkan agar tak bolak balik mengambil ketika waktunya minum.

Sebelum Glacier keluar, Supra dan Frost mengatakan sesuatu yang sama, yaitu. "Tetap disana, tunggu kami. Jangan mundur kearah lain." Perkataan itu lolos dari kedua bibir alpha yang ada dibelakang. Perkataan yang dikatakan dengan lirih..

Glacier membalikkan badannya lalu tersenyum teduh sembari menjawab. "Aku tidak akan mundur kecuali kalian minta. Aku tidak akan pergi kecuali kalian minta. Aku tetap disana Karena kalian memintanya. Susul aku ditempat itu, lalu kita mulai awal yang baru." Frost dan Supra tersenyum, mereka yang umurnya lebih tua kenapa tak bisa berfikiran dewasa? Sedangkan omega dihadapannya ini yang lebih muda sudah lebih dewasa dari mereka. Memang benar kata orang, dewasa itu tak pandang umur. Tetapi memandang bagaimana cara kita berfikir.

"Yasudah kalian berbaring dulu, aku ingin meletakan ini didapur agar besok bisa langsung aku cuci." Keduanya mengangguk, dibalas senyuman dari Glacier. Glacier keluar, dan sekarang hanya ada dua alpha yang sudah ada di setiap sisi kanan dan kiri. Tempat ditengah mereka itu untuk Glacier.

GLACIER THUNDER STROM POV

Aku keluar kamar dengan perasaan campur aduk, marah, kecewa, sedih, kesal, intinya campur aduk. Aku kecewa dengan diriku yang masih mencintai mereka sedangkan aku saja takut untuk mereka sentuh, aku sedih melihat mereka hanya karenaku jadi kena imbasnya, aku marah pada diriku sendiri kenapa bisa selemah ini, aku kesal kenapa semua orang seperti menyalahkan mereka karena aku juga ada salah disini! Aku tokoh, pemeran utama disini! Kenapa semuanya seolah-olah menyalahkan frost dan Supra?

"Padahal disini juga salah ku, kenapa aku selemah ini?" Monolog Glacier dengan tangan sibuk meletakkan piring dan gelas kedalam tempat cuci piring. Setelahnya membasuh tangan sembari menghela nafas pelan.

Setelah mengelap tangannya dengan tisue kering, Glacier hendak kembali kedalam kamar kedua alpha yang ia janjikan untuk tidur bersama, namun harus tertunda karena ada sesuatu yang menghalangi langkahnya

"Ada apa kak? Tidur sana, sudah larut begini.." Tanya Glacier dengan sosok sang kakak pertama yang berdiri didepannya dengan tatapan datar.

"Jangan tidur dengan mereka, tidur dikamar mu." Glacier tersenyum kemudian mengangguk kecil, sepertinya kakaknya salah paham? "Iya iya. Hanya nunggu mereka terlelap lalu aku tidur dikamar." Mendengar penjelasan sang adik akhirnya Strom pergi tanpa mangatakan apapun, membuat Glacier menggeleng dengan terkekeh kecil.

Glacier kembali melanjutkan langkahnya lalu masuk kedalam kamar yang ada dua alpha yang sedang, tidur? Glacier terkekeh, ternyata hanya ditinggal sebentar sudah tertidur.

Glacier menutup pelan pintu kamar, lalu berjalan kearah kamarnya yang untungnya disebelah kamar kedua alpha itu. Tadi sempat dia lihat ruang kosong ditengah kasur, bisa dia tebak itu untuk dirinya.

"Untuk saat ini kita lihat dahulu okey?" Monolog Glacier dengan senyuman tanpa arti.

TBC..

No coment.

•F G S• (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang