♕︎𝗦𝗨𝗗𝗔𝗛 𝗦𝗘𝗠𝗕𝗨𝗛 𝗞𝗢𝗞♕︎

256 21 0
                                    

Setelah pemeriksaan rutin dan bimbingan konseling, Glacier dinyatakan sudah baik-baik saja. Namun masih tetap harus kontrol, dia juga diberi obat untuk mengontrol omeganya yang sering sangat memberontak.

"Nah! Mumpung lagi kumpul semua, kita makan malam diluar saja yah?" Jika kalian bertanya jam berapa disana. Disana sudah jam enam sore, tadi membujuk Glacier dari jam setengah lima sore.

"Bilang saja papa malas masak." Taufan mendengus, anaknya ini cenayang yah? Kenapa bisa tau jika dia sedang malas?

"Gak boleh gitu fan, makan diluar itu juga gak sehat." Taufan melotot ke arah Halilintar yang tersenyum tanpa beban, membuat dia bertambah kesal. "Yasudah kalian bertiga sana yang masak! Papa dan Glacier tinggal makan!" Halilintar dan si kembar melotot kecil, lalu serentak menatap Taufan yang menatap mereka dengan tatapan bengis yang lebih masuk ke menantang. Kalau sudah begini siapa juga yang berani menantang sang nyonya besar keluarga Thunder Strom?

"Hehe, iya. Ayo makan di luar, di tempat biasa saja." Gale memecahkan suasana yang tadinya tegang. Glacier hanya bisa menggelengkan kepalanya disebelah sang papa. Kalau kalian lihat-lihat pasti Glacier kecil sendiri.

"Tapi Glacier ingin makan, makanan Rusia." Semua disana serentak menatap Glacier dengan pandangan berbeda-beda. Halilintar yang melongo, Taufan yang menatap tak percaya, sedangkan si kembar menatap adiknya melotot. Sampai hampir keluar itu bola mata si kembar.

"Tak biasanya." Ujar Taufan, Glacier cuman nyengir dengan watadosnya. Membuat disana mendengus, namun tetap menuruti apa yang diinginkan sang bungsu.

Sesampainya di restoran ala Rusia..

"Glacier sepertinya pernah kemari.." monolog Glacier sendiri, yang dapat didengar semuanya. Taufan, Halilintar, dan si kembar mengerutkan alisnya Bingung. Mereka tak ingat pernah membawa Glacier kemari..

"Aaahh... Glacier ingat! Dulu ngerayain ulang tahun Glacier yang ke-15 disini bareng Daddy arms dan baba!" Walau nada bicara Glacier mengucapkan itu dengan riang, tetap masih ada nada lirih disana.

Mereka berempat diam, mereka tak berniat membuat Glacier mengingat masa kelamnya, mereka juga tak tau.

"Kita cari restoran lain Saja." Tapi sebelum Taufan menyeret Glacier, Glacier sudah menggeleng dengan senyum di wajahnya. "Semakin menahan semakin sakit. Semakin aku menghindar juga semakin sakit. Disini saja, Glacier bisa!" Mereka berempat tersenyum, senyum kaku. Mereka yang sudah dewasa saja belum pernah berfikir seperti itu, belum pernah merasakan apa yang Glacier rasakan. Kenapa Glacier yang jauh lebih muda sudah merasakan semua itu? Terlebih... Dia dipaksa dewasa oleh waktu.

"Tapi kalau ada apa-apa bilang yah?" Glacier mengangguk dengan senyum cerah. Kakaknya selalu ada, mereka bertiga memang bukan satu darah, tapi satu keluarga. Karena kata orang-orang, keluarga itu bukan dilihat dari DNA.

Mereka pesan makanan cukup banyak, yang pasti sudah bisa kalian tebak siapa yang bisa menghabiskan itu.

.

"Uahhh!!! Kenyang!!!" Kalian pasti tau kan siapa?. Glacier dengan tak sopannya bersendawa, yang membuat papanya melotot kearahnya. Yang dibalas cengiran oleh Glacier.

"Peace!!" Taufan yang melihat anaknya itu, hanya bisa mendengus sebal. Kenapa lah dia bisa punya anak seperti ini?

"Papa! Besok kan kita libur kerja. Besok mau ditemani belanja tidak?" Taufan semakin dibuat pusing dengan sifat Gale yang tiba-tiba seperti anak kecil, kenapa pula begini?

"Nah iya! Sekalian liburan keluarga gitu.." Strom yang biasanya diam pun menimpali. Yang ada dipikiran Taufan sekarang hanya 'ini pada kenapa?' kurang lebih seperti itu.

•F G S• (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang