♕︎𝗛-5 𝗠𝗘𝗡𝗨𝗝𝗨 𝗔𝗟𝗧𝗔𝗥♕︎

229 19 0
                                    

Sudah tiga bulan sejak perundingan itu. Lima hari lagi mereka menikah, dan Lima hari itu pula mereka tak bertemu. Sebenarnya mereka tak diizinkan bertemu selama seminggu sebelum pernikahan.

Supra dan Frost sibuk dengan berbagai macam urusan. Apalagi mereka kesusahan mana yang pas tuxedo untuk Glacier, kan mereka tidak boleh bertemu...

Taufan bilang 'sudah kalian beli dulu, setelahnya konfirmasi ke papa. Lalu biar papa pilihkan bersama glacier.' dan diangguki keduanya.

"Daddy!!!" Halilintar tersenyum melihat anaknya buru-buru menuruni tangga. Begini-begini Glacier juga sibuk, dia kebagian untuk urusan cincin dan undangan. Siapa saja yang diundang itu terserah sang omega.

"Daddy bagus ini atau ini." Tunjuk Glacier yang langsung meminta pendapat sang Daddy. Padahal Halilintar baru saja pulang kerja. Kenapa tak ambil cuti? Dia ambil cuti ketika H-3 anaknya.

"Yang biru langit bagus." Glacier merengut tak suka, papanya bilang silver bagus, Daddy-nya bilang yang biru langit bagus, si kembar juga beda pendapat. Strom bilang silver bagus, dan Gale mengatakan biru langit yang bagus.

"Ini mana yang bagus sih? Aku bingung!" Halilintar tertawa karena anaknya bingung. Dia mengambil kedua kartu undangan itu, lalu menyatukannya.

"Kenapa tidak biru silver?" Glacier seketika sumringah, dia langsung menghubungi yang berkesangkutan lalu mengatakan apa yang dikatakan Daddy-nya. Halilintar sibuk? Iya. Semuanya sibuk, karena pernikahan mereka ini langsung jadi satu dengan resepsinya.

"Dua undangan dad?" Tanya Glacier pada Halilintar, Halilintar mengangguk mengiyakan. Yang satu untuk undangan pernikahan, yang satu untuk undangan resepsi.

"Yang undangan pernikahan biru silver, yang undangan resepsi merah kelam." Glacier meninggalkan Halilintar begitu saja. Halilintar pun maklum, karena dia tau anaknya lumayan sibuk.

"Sayang.." Halilintar menoleh dan mendapatkan Taufan dengan apron yang masih melekat ditubuhnya.

"Glacier sibuk banget?" Taufan yang mendengar perkataan itu keluar dari mulut suaminya tersenyum. Dia mengambil tas dan undangan yang tadi Halilintar ambil untuk memberikan Glacier solusi.

"Mau bagaimana lagi? Kedua kekasihnya itu memberikan list siapa saja yang diundang. Dari keduanya total 980 orang, belum lagi Glacier, aku, kamu, dan sikembar." Halilintar tertawa mendengarnya, karena yah... Dia pastikan bisa sebanyak 980 itu juga termasuk rekan kerja orang tua mereka.

"Kau sudah memberinya list juga?" Tanya Halilintar. Taufan mengangguk sembari tangannya yang lembut melepas dasi suaminya.

"Iya, dan total semuanya ada 3.600 orang yang datang. Itu di resepsi, untuk yang pernikahan hanya sekitar 300 mungkin?" Halilintar mengangguk paham. Tentu dia tak terkejut, rekan bisnisnya, rekan bisnis anaknya, rekan bisnis Taufan, teman-teman Glacier, dan banyak lagi.

Bukan hanya rekan bisnis yang diundang, karena pasti teman lama Halilintar, Taufan, si kembar juga diundang.

"Banyak banget itu, hotelnya cukup?" Tanya Halilintar, Taufan tertawa mendengarnya. Tentu tak cukup! Mereka sampai harus menyewa dua hotel berbeda hanya untuk pernikahan anak bungsunya. Lantai lima teratas untuk resepsi. Karena memang disitu tak ada kamar sama sekali, hanya ruang kosong yang besar untuk acara pernikahan, syukuran, dan lainnya, jika waktu bersamaan.

Sisanya? Sisanya untuk menginap, karena mereka akan menikah di Islandia. Tiket penerbangan? Semua sudah di tanggung oleh para pengantin.

_________

Hari silih berganti, semuanya semakin sibuk. Frost dan Supra sudah berangkat ke Islandia lebih dahulu, karena katanya ada beberapa masalah. Glacier? Dia juga sibuk, karena dia yang menghandle di Malaysia.

•F G S• (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang