𖠾02𖠾

21 10 1
                                    

Nana mengipasi dirinya, berusaha untuk tidak gugup. Tidak seperti sahabatnya yang terlihat tidak peduli akan apa yang ia rasakan. Ia menatap sahabatnya yang sangat santai. Jullia sejak tadi hanya duduk di kursinya sembari menghabiskan satu botol yogurt yang dibelinya sebelum ke sekolah.

Jullia sudah terbiasa dengan situasi yang sedang terjadi. Ia sering memposting gambar penggemarnya di Twitter, jadi untuk apa gugup baginya? Ia masih tidak habis pikir kenapa Nana begitu gugup, padahal mereka tidak sedang mengajukan naskah atau mengajukan lamaran pekerjaan di studio animasi seperti sebelumnya. Jullia bahkan sangat ingat betapa gugupnya Nana ketika mengajukan diri di studio animasi yang sama dengannya saat magang. Mempublikasikan karya ini bahkan tidak setimpal menurut Jullia.

"Udah belom? Lama bener. Gue publikasiin juga ni lama-lama." Jullia kembali bersuara setelah lima menit menunggu Nana selesai menghela napas.

Setelah menghela napas yang entah sudah kesekian kalinya sejak ia gugup, Nana akhirnya mengangguk. Halaman terakhir dari storyboard yang ia buat, terlihat sangat luar biasa setelah diselesaikan oleh Jullia. Benar-benar di atas ekpetasinya.

Nana mengangguk mantap. "Oke, gue siap!"

Jullia menggeleng keheranan melihat sikap dari Nana itu. Dalam hitungan detik, tangannya sudah memencet layar, dan komik strip fiksi penggemar Another Life sudah dipublikasikan di Twitter.

Dalam beberapa menit, like dan retweet mulai mendatangi akun Jullia. Jullia yang menggunakan Jully sebagai nama penanya, berhasil dikenal sebagai fan artist yang memiliki art style semi-realistis.

Jullia kembali menyalin link itu, dan menaruhnya di bio Instagram sehingga bisa dilihat oleh orang-orang. Nana juga melakukan hal yang sama, ia mulai me-retweet komik yang mereka buat bersama, menyebarkannya ke teman-teman media sosial mereka, hingga akhirnya bel masuk berbunyi, menghentikan kegiatan mereka. Tidak ada di antara mereka berdua yang sadar, jika tujuan dari Nana benar-benar sampai ke komikus Ethanios.

𖠾𖣇𖠾𖣇𖠾𖣇𖠾

Satu remaja laki-laki yang tengah menyesap susu kotaknya sejak bel istirahat berbunyi, ia memperhatikan gambar yang lewat di beranda twitternya. Remaja itu bernama Tora, ia dengan cepat me-retweet gambar tersebut, dan menyalin link-nya. Jari-jarinya bergerak lincah di atas layar ponsel pintar, dan menyebarnya di sebuah grup whatsapp.

Jari-jari Tora terus bergerak, menekan huruf demi huruf di ponsel pintarnya. Ia terus menanti respon dari kedua temannya, Andi dan Evan. Tora merapikan rambutnya, merasa bersemangat dengan gambar yang kali ini ia temukan.

 Tora merapikan rambutnya, merasa bersemangat dengan gambar yang kali ini ia temukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Terpaksa Melanjutkan Komik Karena Salah Akun✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang