Komik yang hiatus selama hampir satu tahun akhirnya kembali dipublikasikan di platform. Terlepas dari semua yang sudah terjadi belakangan hari itu, penantian Jullua terhadap postingan yang akan dipublikasikan oleh Evan akhirnya bisa ia lihat dengan rasa senang yang menggebu-gebu. Postingan tersebut akan ada di Instagram dan juga Twitter milik Evan.
Jullia yang masih duduk di atas kursinya sembari mendengarkan lagu Jepang dan tangan yang masih bergerak di atas tablet seolah-olah tidak dapat dihentikan oleh badai mana pun. Sisi positifnya yang begitu membuat suasana di rumahnya sedikit lebih nyaman untuk ditinggali.
Mulutnya tidak berhenti sedikit pun dalam bersenandung. Dalam aktivitasnya yang seperti itu, ia mendapatkan pesan dari Evan sebelumnya. Permintaan maaf serta kabar gembira yang membuatnya jadi begitu. Ia merasa seperti sudah diselamatkan walau hanya diraih sedikit saja.
Pagi-pagi sekali saat Nana kembali ke rumahnya, perasaan Jullia sudah semakin membaik, jadi bagi Nana ia sudah tidak perlu berada di sisi Jullia untuk menenangkan gadis itu.
Pena yang masih bergerak di atas tablet itu akhirnya berhenti. Sang pemilik tangan kini meraih satu botol tempat minum yang berisikan air dingin. Ia bergerak dari tempatnya, mengambil handphone, kemudian berbaring di atas kasurnya.
Jarinya bergerak di atas layar, lantas membuka aplikasi komik yang ada di handphone-nya. Jarinya kini bergerak lagi ke arah bagian bawah layar, dan menekan layar yang bertuliskan hari sabtu. Komik berjudul Another Life dengan sampul komik berwarna hijau, serta efek asap dan beberapa karakter yang menghadap ke arah belakang.
"Ini cover spoiler banget!" Jullia tertawa, kemudian mulai membuka bab pertama dari musim ketiga yang sudah di upload.
Senyuman merekah di wajahnya, meskipun ia sudah melihat komik itu terlebih dahulu ia tidak sedikit pun merasa bosan. Ia merasa sangat bangga pada dirinya sendiri. Bahkan sebuah pikiran untuk tidak dibayar sempat berlalu di kepalanya. Ia benar-benar senang.
Berbeda dengan Jullia yang sangat senang, Evan yang tengah membaca komiknya yang baru saja di upload sibuk mencoret-coret di selembar kertas. Menandai tiap panel dan beberapa catatan, layaknya baru menyadari hal yang salah.
"Untung nggak banyak banget." Evan menghela napas lega, kemudian menepuk dadanya pelan.
"Woi! Istirahat dulu sini. Kasian matanya." Andi berseru kencang.
Tora dan Andi sudah memiliki niat dari awal untuk menetap di studio Evan sampai komik terbarunya dipublikasikan.
Evan mengerakkan kakinya, memindahkan tubuhnya dari kursi yang berada di sudut ruangan, kini duduk di sebelah Tora. Tangannya meraih sebotol minuman berkarbonat, dan meminumnya dengan sangat cepat.
"Untuk selanjutnya, semangat, Van. Kita bakal di sini buat bantuin lu. Kita bakal naik turun bersama kayak kunci mayor, terus kita bakal bareng juga kayak kunci minor. Jadi lu bisa bertumpu ke kita." Andi bersuara lagi, menatap Evan dengan senyuman yang sangat lebar.
Di belakang kursinya, terdapat tas gitas listrik berwarna coklat, serta beberapa kantong plastik yang tidak diketahui apa isinya.
Tora hanya tertawa mendengarkan hal yang disebutkan oleh Andi meskipun dirinya tidak sedikit pun mengerti maksud dari kalimat itu.
"Apa tu artinya?" Evan membalas. Tangannya meraih makanan ringan dan mulai mengunyahnya sembari menunggu Andi menjelaskan maksud dari perkataannya barusan.
"Kunci mayor itu kebahagiaan dan kebajikan. Kunci minor di saat kita sedih atau bahkan putus asa. Ya intinya apa pun yang terjadi, gue ama Tora bakal ada buat lu. Jadi, semangat," jawab Andi dengan bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Melanjutkan Komik Karena Salah Akun✅
TeenfikceEthan, komikus yang sudah lama hiatus kembali muncul di permukaan sosial media karena kesalahannya me-retweet sebuah postingan gambar penggemar milik artist bernama JULLY. Kesalahannya semakin terasa fatal setelah editor mulai menelponnya dan menje...