Ethan, komikus yang sudah lama hiatus kembali muncul di permukaan sosial media karena kesalahannya me-retweet sebuah postingan gambar penggemar milik artist bernama JULLY.
Kesalahannya semakin terasa fatal setelah editor mulai menelponnya dan menje...
Jullia menatap layar laptopnya, ia telah menyelesaikan satu bab komik. Ia mencatat waktu yang ia gunakan, dan memperhatikannya kembali. Tiga hari termasuk waktu yang sebentar baginya dalam mengerjakan komik selama satu bab.
"Kalau dipikir-pikir, ngerjain di tempat Evan, waktunya banyak kehabis buat ngobrol atau istirahat, sih," gumamnya.
Ia melenguh Panjang, kemudian menatap layar hp-nya. Jullia tergerak saar Evan mengirim pesan padanya. Jarinya dengan cepat menyentuh layar hp-nya, kemudian membuka pesan tersebut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jullia menghela napas lega, setidaknya, ia bias mengerjakan bab selanjutnya di rumah. Karena Evan menyebutkan Tora di pesannya, Jullia jadi teringat apa yang ia ucapkan kemarin.
Ia bisa mengerti jika ia bukanlah orang yang bijak, ia sendiri masih sering merasa iri dengan Nana yang dengan mudah bisa mengerti animasi. Padahal baginya, ia lebih dulu yang belajar hal demikian.
"Terima kasih, ya?"
Jullia memasukkan hp-nya ke saku celana dan beranjak dari tempat duduknya keluar dari kamar. Ia menatap Gio yang tengah berkutat dengan laptop dan sibuk mengetik tanpa hentinya. Sejenak saat melalui Gio, Jullia bisa melihat dengan jelas tulisan yang ada di sana. 'Laporan Hasil Penggunaan puff pastry' adalah judulnya.
Jullia memilih tidak mengeluarkan suara apa pun saat menatap itu. Ia dengan cepat meraih sebotol minuman berkarbonat. Kakinya berhenti bergerak saat mendengar bel rumah berbunyi. Mengingat Gio yang sedang sibuk dengan laptopnya, ia pasti tidak akan mau membukakan pintu itu, begitulah pikir Jullia.
Jullia buru-buru kembali ke ruangan depan, dan membuka pintu rumahnya. Ia sungguh tidak menyangka jika Nana datang ke rumahnya, Mengingat Evan yang anggota OSIS sedang sibuk di sekolah.
"Masuk dulu. Bukannya anak OSIS lagi sibuk?" Jullia bersuara sebelum Nana sempat mengeluarkan kalimat apa-apa.
"Jullia, sahabatku sayang. Ingat diriku mengambil bagian apa?"
Jullia mengerutkan dahinya. "Euu ... politik politikan sekolah atau semacamnya?"
Nana mengangguk. "Politik sekolah dan semacamnya. Ingat Evanmu tercinta bagian apa?"
"Itu eh, bagian acara atau event sekolah?"
Nana mengangguk lagi. "Jadi kegiatannya hari ini, tidak ada hubungannya dengan gue." Nana menepuk pundak Jullia, merasa sudah terpecahkan satu alasan mengapa dirinya mendatangi rumah Jullia.
Jullia mengambil hp-nya di saku sembari kakinya tetap berjalan menuju kamarnya, dengan Nana yang mengikuti dari belakang. Julia menatap pesan Nana yang sebenarnya sudah bisa ia tebak sendiri kenapa Nana ke rumahnya.