Ethan, komikus yang sudah lama hiatus kembali muncul di permukaan sosial media karena kesalahannya me-retweet sebuah postingan gambar penggemar milik artist bernama JULLY.
Kesalahannya semakin terasa fatal setelah editor mulai menelponnya dan menje...
Dalam satu hari, kekuatan sosial media bekerja dengan cepat. Sebuah video seorang pelaku yang menutupi bagian mata mengeluarkan pernyataan maaf atas perbuatannya. Kemudian, tweet susulan dari pengirim menfess.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam itu, saat Evan tidak menyetujui apa-apa dengan Gilang, ia berhasil menyelesaikan masalah yang sudah menimpa Jullia, sehingga tugasnya berkurang sedikit.
Evan melenguh panjang di atas kursinya. Guru mata pelajaran desain grafis yang tengah memberikan materi di depan kelas, tidak ada sedikit pun materi yang masuk ke dalam otaknya.
Ia malah memikirkan bagaimana Gilang bisa mengetahui kecelakaan yang menimpa Reina karena dirinya yang tengah menyelesaikan kasus dari ketua OSIS.
"Karena anak itu sempat tinggal kelas, dan umurnya jauh lebih tua dari pada gue."
Saat itu Evan baru berumur enam belas tahun saat ketua OSIS sebelum Jihan menjadikannya anggota yang berada di dua kubu. Ketua OSIS itu bernama Rangga.
Sejujurnya Syarifah sangat tidak suka sikap Rangga yang selalu semena-mena dalam menyelesaikan kasus para siswa SMK Crea Sakti. Tapi karena permasalahan bisa selesai dengan cepat tanpa pihak sekolah yang dirugikan, Syarifah tetap diam dan menerima hasil laporan sebagai pembina OSIS.
Kasus yang pertama kali menjadi kasus yang sangat berbahaya serta aneh untuk dilalui oleh anak SMK. Tidak ada banyak yang tahu jika masalah ini Mulai banyak dialami oleh anak SMK yang hanya ingin terkenal, tapi melalui jalur yang salah.
"Bermain di kelab malam itu bukan sikap seorang pelajar. Merokok mungkin masih bisa diberi keringanan, tapi untuk Bermain di tempat seperti ini, tentu saja terdengar cukup aneh. Siapa yang bisa mengira seorang pelajar bisa masuk?" Rangga mengeluarkan suaranya saat Evan masih menatap mall yang bahkan terlihat sudah tutup melihat sudah berapa jam yang berlalu.
"Kenapa tidak lansung saja di D.O? Pas kelas sepuluh, kan, dia udah pernah ketauan ngelakuin hal negatif? Apa, sih, waktu itu kasusnya?" Evan membalas, tatapannya kini tertuju pada Rangga yang sibuk Bermain gim ponsel.
"Menonton film pornografi. Kasus dia udah banyak. Mulai dari cabut sekolah, merokok, merusak fasilitas sekolah yang tadi, sama yang ini. Bermain di kelab malam. Capek juga ngurusin berandalan kayak gini. Untung Jihan ngasih tau," balas Rangga. Ia menggeser-geser layar handphone-nya, lantas memastikan handphone tersebut.
"Duit selalu menutup semuanya." Rangga menambahkan kalimatnya sebelum Evan bertanya kembali.
"Kepala sekolah kita mendukung kita buat mencari oknum yang bermasalah. Mau itu staff guru ataupun siswa. Cuman, karena semuanya tertutup, jadinya susah buat ngeluarin mereka. Ditambah, tidak ada yang mau melakukan hal merepotkan seperti itu. Makanya gue berinisiatif buat melakukan ini. Walaupun tugas sekolah numpuk."
Rangga berasal dari jurusan tataboga, dan Semua orang bisa mengenali Rangga hanya dengan suaranya. Evan cukup mengenali Rangga Sebagai kakak tingkat yang sangat cerewet. Berbicara dan akan terus berbicara sampai setiap akar dari cerita yang ia ceritakan tersampaikan.