chapter 9

38 9 9
                                    


"Terimaksih telah mengantarku chifuyu san" (name) sedikit membungkukkan badannya dan menampilkan senyum nya pada chifuyu.

"Tidak masalah (name) chan" keheningan melanda mereka. Satu kata yang menggambarkan mereka saat ini, yaitu canggung.

Entahlah, kenapa mereka jadi canggung seperti ini setelah mereka jalan bersama?
"A-ah i-itu saya kedalam dulu chifuyu san" ucap (name) dengan gugup, dan mulai membalikkan badannya. 

"Oh y-ya" chifuyu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dan tersenyum canggung.

"Chifuyu san" (name) berhenti disaat ia ingin memutar kenop pintu. Ia membalikkan badannya dan berhadapan ke chifuyu seperti semula.

"Terimakasih" (name) tersenyum dengan sangat lebar, sehingga menunjukkan deretan giginya. Chifuyu yang melihatnya hanya bisa terpaku, ia tak menyangka jika bisa melihat senyum lebar (name).

"I-i-iya ti-tidak masalah" chifuyu memalingkan wajahnya yang sudah bersemu merah. (Name) hanya menganggukkan kepalanya dan memasuki tokonya atau bisa disebut rumahnya juga.

Chifuyu yang sebelumnya memalingkan wajahnya, sekarang melirik ke arah pintu yang sudah tertutup rapat.

"Ughhh baiklah waktunya pulang" chifuyu membalikkan badannya dan mulai berjalan pulang.

"Wah, aku tak menyangka bisa sedekat ini dengannya. Kukira akan susah untuk mendekatinya" gumam chifuyu seraya berjalan dengan hati yang senang.

"Ah...soal tadi itu...." Chifuyu menjeda kalimatnya, lalu menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Mungkin hanya perasaanku saja" lalu ia melanjutkan perjalanan dengan menampilkan senyum lebarnya yang tak pernah luntur.

Chifuyu telah sampai dirumahnya, ia siap siap untuk mandi. Setelahnya chifuyu merebahkan dirinya.

"Hari yang menyenangkan, kuharap bisa jalan jalan bersama (name) chan lagi" gumam chifuyu dengan wajah yang gembira.

"Hahhh...begini ya yang dirasakan seseorang kalo udah jatuh cinta" wajah chifuyu memerah. Ia sepertinya sudah sangat jatuh hati pada (name).

"Ughhh apa sih yang kupikirkan, tidur saja lah" chifuyu menarik selimutnya untuk menutupi tubuhnya agar merasa hangat, dan mulai menutup matanya.

—skip—

Matahari telah terbit burung burung telah melakukan aktifitasnya pada pagi hari. Pemuda kuning yang masih berbaring dikasurnya mulai membuka matanya dan mendudukan dirinya dibibir kasur.

Chifuyu mulai berdiri, mengambil handuk dan berjalan kearah kamar mandi.

20 menit berlalu, chifuyu telah bersiap dan mulai turun kebawah.
" Oh baji san"
"Oh cipuy, ayo kita langsung berangkat saja kalau begitu"
"Ya baji san".

"OI puy, kau....kemarin jalan bersama (lastname) chan kan?" Tanya baji dengan seringai yang tercetak diwajahnya.

Chifuyu yang ditanya hanya dapat membeku ditempatnya, dengan wajah yang memerah.

"Hooo~ aku benar rupanya.
Kupikir kau tidak jadi ikut karena kau ada urusan. tak kusangka kau malah jalan bersama (lastname) chan."

"Awalnya kukira aku hanya salah lihat, ternyata itu beneran kau" Baji mengatakannya dengan wajah yang menurut chifuyu sangat menjengkelkan.

"Ti-tidak a-aku tidak—" perkataan chifuyu terpotong ketika lengan yang lebih besar darinya merangkulnya.

"Tak apa cipuy, aku memahami mu kalau kau menyukainya" baji mengatakannya seolah hal itu mudah sedangkan chifuyu yang mendengarnya saja sudah meronta ronta untuk melepaskan rangkulannya dari baji.

"TIDAK, AKU TIDAK MENYUKAINYA!" chifuyu berteriak saat mengatakannya, sehingga perhatian beberapa orang jatuh kepadanya.

"Cipuy, aku tau kau menyukainya. Kenapa tidak jujur saja, tenang aku pasti akan membantumu" seketika wajah chifuyu memucat saat baji mengatakan hal itu.

Apa maksudnya? Membantunya untuk mendekati (name) ? Baji saja tidak punya pacar, dan sekarang dia ingin membantu chifuyu?

Chifuyu hanya menghela napas kasar, ia pasrah sekarang jika baji memaksanya begini.

Tapi memang dia tidak dapat mengelak soal perasaannya kepada (name) lagi.

Flashback

"Hahh..." Baji menghela napas kasar, ia telah lelah menunggu chifuyu yang tidak sampai sampai.

"Oi baji, dimana chifuyu? Katanya dia ikut" kata pemuda berambut lilac.
"Entahlah, katanya dia lagi diperjalanan, coba kau telfon dia mitsuya" mitsuya takashi, nama pemuda berambut lilac tersebut.

"Kenapa harus aku? Kan kau yang lebih dekat dengan chifuyu" mitsuya mendudukkan dirinya di bangku dekat baji.

"Tch, minta tolong saja tidak mau" baji mulai memnyalakan handphone nya dan menelfon chifuyu.

"Oi chifuyu dimana kau?"
'Baji san, aku tidak jadi ikut jalan denganmu dan yang lain nya'
"ha!? Kenap—"
"O-OII"

"Tch, kenapa tidak ngomong dari tadi kalo tidak jadi ikut. Mana main mutus telfon aja nih anak" baji kesal, karena sejak tadi ia tunggu malah chifuyu tidak jadi ikut, penantiannya selama ini sungguh sia sia.

"Oi gimana?" Tanya mitsuya penasaran.
"Chifuyu tidak jadi ikut".

Twitch

Perempatan imajiner muncul di pelipis mitsuya 'apa apaan chifuyu, dari tadi ditunggu malah bilang tidak jadi' batin mitsuya.

Baji berdiri dari duduknya dan mulai meninggalkan mitsuya. "Oi mau kemana?" Tanya mitsuya.

"Ha!? Mau kekamar mandi, kenapa? Mau ikut?"
"Najis, mana mau aku ikut"
"Nijis mini mii iki ikit" baji mulai berjalan meninggalkan mitsuya.

Sedangkan mitsuya hanya bisa menampilkan senyum paksaannya.

Saat baji ingin menuju pintu kamar mandi, ia melihat pemuda berambut kuning yang sama persis seperti chifuyu sedang bersama perempuan.

"Ha? Itu chifuyu? Gak salah lihat kan?" Baji  mengucek ngucek matanya, ia khawatir jika yang dia lihat itu bukan chifuyu. Apalagi kalau saat manggil malah bukan chifuyu, kan malu.

"Gila beneran chifuyu, sama siapa tuh dia" baji mulai mendekat kearah mereka berdua didekat semak semak.
"Hooo~ ternyata ini yang buat chifuyu tidak jadi ikut" ia menyeringai melihat mereka yang sangat dekat, senyumnya sungguh mengerikan sampai sampai anak kecil yang berada didekat baji ingin menangis.

"Yah sudah lah, aku tak usah menganggunya"





Tbc...

Dandelion - [Tokyo Revengers AU! X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang