"Hay Win apa kau sudah selesai memasaknya?" Tanya Bright yang baru keluar dari kamar mandi ,hari ini Win dan Bright sedang menginap di sebuah tempat villa yang di rahasiakan oleh Bright sedikit orang yang tahu tentang tempat tersebut.
"Sudah, kau sudah lapar?" Tanya Win kepada Bright dan di balas anggukan olehnya, ingin bersiap untuk merapikan makanan tersebut untuk di siapkan untuk hidangan malam ini namun tidakkan Win di ganggu oleh Bright yang melingkarkan tangannya di perut sang empunya.
"Bright...."
"Tunggu sebentar Win.. aku masih menikmati suasana seperti ini," katanya mempererat pelukannya ,Win yang tadinya memegang sebuah piring berisi makanan langsung di letakan kembali.
"Winn apa lengan mu sudah tidak sakit lagi?" Tanyanya Kepada Win dan di balas gelengan olehnya.
Tok
Tok
Tok
Bunyi pintu yang di ketuk oleh seseorang yang berada di luar Sedangkan orang yang berada di dalam rumah itu merasa terganggu terutama untuk Bright.
"Mnck...." Kecapnya kesal sedangkan Win yang melihat Bright kesal hanya menggeleng dan tersenyum.
"Kurasa itu pemilik villa ini Bright," kata Win yang langsung berjalan pergi menuju suara ketukan tersebut, dan dengan terpaksa Bright melepaskan pelukannya
Tersebut dengan raut kesal.Setelah Win pergi dari dapur itu Bright lah yang langsung merapikan semua makanan itu untuk di hidangkan bersama pada malam hari ini.
"Tunggu," gumamnya sendiri merasakan ada yang janggal.
"Bukanya pemilik villa ini sedang pergi keluar kota?," Katanya bingung lalu segera lah Bright menaruh piring-piring yang ia pegang tadi ,namun sebelum itu terdengar suara sebuah tembakan.
DOR!!!!!!!!!....
PRAKKKKK!!!!!!!...
Tanpa pikir panjang Bright buru-buru keluar dari dapurnya meninggalkan pecahan piring yang baru saja ia jatuhkan.
"WIN!!!!!"
"WIN!!!!"
Teriaknya di setiap langkah larinya hingga ia berada di sebuah ruang tamu dimana tempat pintu masuk itu berada ia melihat Win yang tergeletak di atas lantai sambil menekan dadanya yang terus mengeluarkan cairan pekat merah dan di sana juga ada sang ayah yang memegang sebuah pistol dengan tubuh yang berantakan dan sebuah borgol setengah rusak yang hanya tergantung di pergelangan kirinya.
"WIN!!!!!!!........"
Teriaknya begitu kencang dan langsung saja ia berlari untuk mendekati tubuh lemah tersebut dengan Win yang setengah sadar melihat Bright yang berlari ke arahnya.Langsung saja setelah ia mendekati Win langsung ia bawa tubuh lemah itu kedalam pelukannya dan menahan luka Win agar tidak terlalu banyak mengeluarkan cairan-cairan darah tersebut.
Sedangkan Profesor hanjoon yang melihat darah Win yang terus keluar sangat banyak sekali sampai dimana darah tersebut terus mengalir mengenai sepatu profesor hanjoon, profesor hanjoon yang melihat darah tersebut mengenai sepatunya langsung saja ia menunduk dan menyentuh darah itu dengan tangannya.
"Darahhh ini darah ini seharusnya ku dapatkan sejak dulu hiks...hiks...hiks..
Dan andai saja pada saat itu, AKU TIDAK MEMERINTAHKAN ANAK KU UNTUK MENANGKAPNYA MUNGKIN SEKARANG IA AKAN BERSAMA KU!!! HIKS....HIKS..."
katanya seperti orang gila dengan menangis tersedu-sedu."KAU!!!! APA YANG KAU LAKUKAN!!!..."
"SEHARUSNYA AKU YANG BERTANYA APA YANG KAU LAKUKAN BRIGHT???
KAU ADALAH ANAK KU SEHARUSNYA KAU BERSAMA KU BUKAN BERSAMA MANUSIA ITU!!!!!" Teriaknya Kepada Bright sedangkan Bright yang di perlakukan oleh sang ayah tersebut hanya menatap tajam ,kesadaran bahwa di depannya sekarang yang ia lihat bukalah lagi ayahnya melainkan sebuah musuh yang harus ia basmikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FILAX
FantasyEND Di tahun 1991 terjadi pembunuhan masal pada manusia yang memiliki golongan darah Filax dan tindakan itu semua di pimpin oleh profesor hanjoon yang memerintah kan anak buahnya di penjuru negeri untuk mencari Manusia berdarah Filax hingga saat t...