Jangan lupa untuk Vote dan spam komen 🐰
Haechan menatap surat yang di berikan oleh Winwin tadi. Lalu membukanya.
For you Hyung.....
Setiap malam,di setiap hembusan napas. Aku selalu bertanya kepada Tuhan, kenapa kalian membenciku?
Sampai akhirnya aku tahu alasan mengapa kaliaan membenciku, karena aku lahir di dunia ini Eoma dan Appa meninggal.
Maaf hyung....
Aku hanya bisa menyampaikan kata itu lewat tulisan saja.
Hyung,,,,aku harap kalian membaca ini. Semoga.
Aku menyangngimu hyung.....
Walaupun kalian tak sayang kepada ku. Tapi tak apa aku memang pantas di benci.
Terimakasih sudah sempat membaca surat ini hyung.
Haechan tersenyum pedih. " Anak itu benar-benar membuat ku terharu,"
"Aku jadi ingin bertemu dengan dia," ujar Haechan,dia masih tidak mempercayai bahwa Jisung telah meninggal.
"Eoh... Haechan kau membaca surat itu?" tanya Jaemin, membuat Mark, Renjun, Jeno,dan Chenle menatap Haechan heran.
"Aku hanya membacanya saja kenapa kalian marah?" tanya Haechan bingung.
"Haechan kau benar-benar gila,kau percaya sandiwara yang di buat Winwin hyung itu?" tanya Renjun tak percaya.
"Aku hanya membacanya bukan berarti aku percaya."
Sedangkan Jeno menatap Chenle dalam diam. "Apakah hasil tes mu sudah keluar?" tanya Jeno ke Chenle.
"Ah,,,, itu hasilnya sudah keluar dan benar aku mengidap tumor otak,"sahut Chenle cepat.
"Boleh hyung lihat hasilnya?"
Chenle mendadak kaku lalu berjalan kekamar untuk mengambil hasil tes itu.
"Kenapa kau begitu penasaran?" tanya Jaemin ke kembaranya.
"Tidak,aku hanya ingin memastikan itu benar atau tidak."
Tak selang berapa lama kemudian Chenle membawa sebuah hasil tes.
"Jeno apa kau tak cukup percaya bahwa Chenle sakit itu?" tanya Mark tida suka.
Jeno menatap Mark dengan datar. "Aku hanya ingin melihat hasil tes saja apakah itu masalah?"
Jeno lalu mengambil hasil tes itu,dan membacanya.
Brak!
Jeno membanting hasil tes itu kemeja itu membuat mereka menatap Jeno bingung.
"Kau kenapa Jeno?!" tanya Jaemin.
"Dia pembohong!" kata jeno sambil menunjuk Chenle.
Jeno mengambil hasil tes itu lalu menunjukkan ke mereka. "Lihat yang tertulis disini,"
Mereka melihat itu. Yang tertulis di sana adalah nama.
Park Ji-Sung
"Apa ini Chenle? Cepat jawab?" tanya Mark dengan lantang.
"Jawab! Chenle tidak sudah diam saja?!" bentak Haechan.
"IYA! AKU BERBOHONG!"
Plak!
Mark melayangkan tamparan keras itu ke Chenle.
"Keterlaluan kamu!"
"Jadi yang di katakan Winwin hyung itu benar,kalau Jisung sudah meninggal." ujar Jaemin dengan nada sedih.
"Kenapa kau melakukan ini Chenle?" tanya Jeno.
"Karena aku tidak mau kaliaan menyangngi anak sialan itu!"
Mereka semua di buat geram oleh kelakuan Chenle.
"Kau keterlaluan Chenle,"
💚💚💚
Lima bulan sudah berlalu perang dingin di antara mereka berlima dan Chenle pun masih terjadi.
"Jeno apakah kau sudah mendapat jawaban dari Winwin hyung dimana letak makam Jisung?" tanya Mark.
"Belum hyung."
Sudah lima bulan lamanya mereka mencari letak makam Jisung tapi tidak menemukannya, mereka juga sudah bertanya ke Winwin tapi di abaikan olehnya.
"Ini salah kita semua, andai kita memperlakukan Jisung seperti adik kita."
"Adik kecil kita."
Chenle sudah muak karena mereka terus-menerus membahas tentang Jisung. Chenle lalu masuk ke kamar Jisung.
"Kau ini hidup–mati pun merepotkan,"kekeh Chenle.
Chenle menatap sebuah amplop berwarna putih karena penasaran dia membuka nya.
Chenle Hyung
Aku tidak tahu kau akan membuka nya surat ini atau tidak.
Hyungku yang paling lucu, mempunyai suara miri lumba-lumba.
Hyung jangan membenciku lagi,ya!
Karena semakin kau membenci orang itu kau bisa menyangi orang itu.
Chenle Hyung aku menyangngimu.
Tertanda adikmu
💚💚💚
Chenle memutuskan untuk bertemu Yayang.
"Yang!"
"Kenapa kau?"
"Dimana letak makam Jisung?"
Yayang terkekeh." Kenapa kau? Baru menyadari kesalahan mu?"
"Yang dengan kau bersikap seperti itu Jisung akan kecewa,"
"Kau tahukah Jisung sangan menyangi hyung nya," kata Chenle.
Yayang mengehela napas." Itu adalah sifat Jisung yang aku benci,"
"Makam Jisung berada di samping makam orang tuamu,"kata Yayang. Membuat senyum Chenle mengembang.
"Goumawoo!"
💚💚💚
Chenle akhirnya memberitahu semua hyungnya di mana letak makam Jisung."Kita bodoh tidak bisa menebak letak makam Jisung,"kata Jeno berjongkok di dekat makam Jisung.
Mark mengelus batu nisan." Maafkan hyung karena semasa hidupmu selalu mendapatkan caci,maki,dan pukulan dari hyung,"
"Hyung menyesal karena tida bisa menjadi hyung yang baik untuk mu, pasti Eoma dan Appa marah kepada kita,"ujar Renjun membuat mereka terdiam.
"Selama kau hidup belum pernah merasakan kasih sayang dari kami,benar jika kami egois,"sahut Haechan.
"Maaf karena semasa kau hidup hyung belum pernah memeluk mu,"ujar Jaemin.
"Andai waktu bisa di putar kembali hyung pasti akan memberikan kasih sayang kepada mu," kata Mark dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Meski itu fana."
"Jika terlahir kembali aku mau kau tetap menjadi adiku, adik kecil ku yang manis,"kata Chenle.
"Maafkan hyung karena tidak bisa melindungi mu,"sesal Jeno.
Hati mereka sakit melihat ini, andai saja mereka merawat Jisung dengan baik pasti Jisung masih ada di sisi mereka.
"Selamat tidur adik kecil hyung,"
=TAMAT=
💚💚💚
Minggu 31 Oktober 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Hyung ✔️
FanfictionIni adalah kisah singakat Jisung dengan ke-enam Hyung,dimana luka dan tangisan beradu menjadi satu. Kepo! Ayo baca! ⚠️ Warning ⚠️ •plagiat! Silahkan menyingkir •Jika ada kesamaan itu cuman kebetulan semata!