chapter - 02

2.5K 275 3
                                    

LISA POV

seharusnya aku sudah pulang, tapi Miss Hanna mencegahku pulang dengan alasan ingin mendiskusikan ide untuk rutinitas baru dengan ku.

sekarang 20 menit setelah latihan, dan aku hanya ingin mengambil barang barangku lalu pulang dan tidur. semua orang sepertinya sudah pulang, aku segera ke ruang ganti untuk mengambil tasku. setelah aku membuka pintu dan masuk, aku mendongak dan apa yang aku lihat membuatku tenggorokan ku tercekat, aku menahan nafas.

aku melihat Jennie tanpa baju, ralat hanya mengenakan sport bra. aku tidak bisa fokus pada apapun selain punggung nya yang seksi dan otot ototnya yang beriak saat dia bergerak, tetapi yang menarik perhatianku adalah memar keunguan diseluruh punggungnya dan lengannya.

dia dengan cepat segera berputar dan menghadap ke arah ku dan aku melihat memar lagi di dada dan perutnya. apa yang terjadi dengannya?

aku membiarkan mataku menjelajahi tubuhnya dan ketika sampai dimatanya, itu terbuka lebar dan dia terlihat, takut?

"h-hai Lisa." aku mendengar dia bekata dan segera membungkus tubuhnya dengan handuk.

"Jennie, ada apa denganmu?"

"oh, tidak apa apa, hanya kalah saat berkelahi." katanya jelas berbohong. lihat masalahnya, Jennie itu seksi, dia ramping dan berotot dan secara alami memiliki kulit seperti susu dan tinggi sekitar 5'7'  (jennie dibuat tinggi disini) rambut hitam legam yang lembut dan bergelombang dan mata biru yang menakjubkan yang pernah aku lihat dalam hidupku.

melihatnya saja sudah membuat bibirku kering dan jantungku berdegup kencang. Namun kali ini hatiku hancur melihatnya seperti itu, dan yang bisa ku pikirkan sekarang hanyalah siapa yang telah melakukan itu padanya.

aku bersenandung dan berkata oke , lalu menuju lokerku untuk mengambil tas. Dia tidak berbicara lagi saat berjalan ke kamar mandi. Begitu dia didalam aku mendengar air mengalir.

aku mengeluarkan ponselku dan menelpon Rosie. Rosie atau Chaeyoung adalah sahabatku dan dia kekasih dari sahabatnya Jennie, yaitu Jisoo. Rosie tidak menjawab panggilanku, dan aku segera mengirimi nya pesan agar menelpon ku secepatnya.

Beberapa saat kemudian aku sampai dirumah, masih menunggu Rosie menelpon ku. setelah menyapa keluarga ku, aku bergegas ke kamar, menjatuhkan tubuhku ditempat tidur yang sudah aku rindukan.

20 menit kemudian, aku merasakan kasurku bergetar, ternyata Rosie menelponku dan aku segera menjawab.

"hallo, dimana kamu? apa kamu bersama Jisoo?"

"hallo juga untukmu bitch!"

"aku serius Chipmunk."

"oke oke, aku dirumah dan ya chu ada disini."

"datanglah kerumahku sekarang dan ajak Jisoo, aku perlu bicara dengan kalian berdua!"

"apa kamu baik baik saja?"

"datanglah."

"baiklah, sampai jumpa 10 menit lagi." katanya dan aku menutup panggilan.

aku tidak yakin Jisoo tahu tentang memar Jennie. dia selalu mengenakan kemeja lengan panjang saat latihan dan tidak ada seorang pun diruang ganti kecuali kami berdua. lamunanku buyar saat mendengar pintu terbuka dan itu Rosie bersama Jisoo. air mataku menggenang ketika memikirkan itu.

"jadi, ada apa kita harus datang sekarang? kamu menangis? ada apa?"  Rosie mulai panik

"Chu?"

"ya lis?" dia bertanya menatapku dengan cemas.

"Apa kamu tahu kalau Jennie dipenuhi memar di punggung, lengan, dada, dan perutnya? mungkin kakinya juga tapi dia masih menggunakan celana basket panjang saat aku masuk."

"um....."

"jadi kau tahu? apa yang terjadi? dan siapa yang melakukannya?"

"woah whoa tenanglah Lis." katanya dan meletakkan tanganya dibahu ku dengan tatapan sedih.

"bagaimana aku bisa tenang?! calon kekasihku penuh memar!" mataku membelalak dengan pengakuan yang aku buat dalam kepanikan ku.

"jadi, kau juga menyukai nya?" dia mengatakan dengan seringai terpampang di wajahnya. aku menoleh ke Chaeyoung dan dia juga menyeringai.

"Eumh itu.."

"dia sepertinya juga jatuh cinta padamu Lisa."

"REALLY?!"

"yahh!! Manobal tenanglah."

"jadi,memarnya?"

"aku tidak bisa memberitahu mu, itu bukan hak ku. Tapi aku bisa memberitahu mu bahwa itu tidak mudah dengannya. dia akan menjaga mu pada jarak yang aman. jadi, jangan menyerah padanya oke?"

aku mengangguk dan untuk saat ini aku mencoba mengabaikan, mungkin besok disekolah aku akan bertanya padanya.
sisa malam ini kami hanya bersantai dan menonton tv.



•••



Keesokan pagi nya disekolah aku bergegas mencari Jennie agar aku bisa berbicara dengannya sebelum bel masuk.  ketika aku melihatnya senyum terbit diwajahku, tetapi apa yang selanjutnya terjadi membuat darahku mendidih dan aku merasa gelombang kecemburuan dan kemarahan ku bergejolak. pelacur sekolah itu berjalan dibelakang Jennie dan melingkarkan tangannya di pinggang nya. Aku berbalik menghindari pemandangan itu dan aku menabrak Chaeyoung.

"Hey! Kamu mau pergi mana Lis?" dia bertanya dengan Jisoo tepat disampingnya.

"uh–tidak kemana mana." kataku mencoba mendekatinya. Mereka berdua melihat kebelakang ku mencoba melihat apa yang ku hindari dan Jisoo memberiku senyuman kecil.

"jangan khawatir Lis, dia tidak menyukai nya, tapi wanita jalang itu, dia tidak menerima faktanya dan dia tidak akan meninggalkan Jennie sendirian. kamu mau membantu?"

Aku menatapnya bingung, mengapa dia berpikir aku bisa membantu. "bagaimana caranya?"

Jisoo memberitahu ku, dengan berpura pura menjadi kekasih Jennie, dan mungkin gadis centil itu akan meninggalkan Jennie sendirian. Setelah merenungkan sejenak, aku berbalik dan berjalan ke arah Jennie, ketika dia melihatku aku memberinya kedipan cepat dan mengalihkan perhatianku ke gadis pengganggu itu.

"permisi, bisakah kamu berhenti menyentuh kekasihku?" kataku dan rahang Jennie jatuh, itu membuatku tersenyum.

"sejak kapan kamu dan Jennie bersama?" dia bertanya sambil menatapku.

"bukan urusanmu, sekarang pergilah."  kataku sambil tersenyum sendiri.

Dia berbalik meninggalkanku dan Jennie dengan menggumamkan apapun untuk dirinya sendiri.
Aku berbalik menghadap Jennie dan rahangnya masih terbuka. Perlahan mendekat ke wajahnya aku menggunakan jariku untuk menutup mulutnya dan berbisik ditelinganya.

"tutup mulutmu manis, jika tidak kamu akan menangkap lalat." aku mendengar nafasnya tercekat di tenggorokan nya membuatku tersenyum. aku berbalik dengan cepat dan berjalan kembali ke arah Chaeyoung dengan seringai lebar diwajahku, membuatku merindukan rona merah yang menghiasi pipi Jennie.

"kamu dewi seks kecil, kamu mungkin membuat sesuatu mengeras di sana." kata Jisoo sebelum tertawa terbahak-bahak. Memerah seperti orang gila, aku memutar mataku kearahnya.

"aku harus memeriksa kekasih mu setelah pertemuan kecil tadi. Bye guyss!!" Chaeyoung dan aku mengucapkan selamat tinggal saat Jisoo berjalan kearah Jennie.





-to be continued-

ini ceritanya dikit kok, ringan juga

SCAR'S OF MY PAST - JENLISA [G!P]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang