JENNIE POV
Aku mengkhawatirkan Lisa. Dia menjadi lebih sering sakit akhir akhir ini. Kami belum masuk sekolah sejak hari Senin dan sekarang hari Rabu. Aku dan Lisa juga melewatkan pertandingan kemarin. Bahkan jika aku bisa hadir aku tetap tidak bisa ikut dengan keadaan patah tulang.
Seorang pengacara kemarin menelpon ku mengatakan bahwa ayahku akan dipanggil ke pengadilan dalam sebulan dan aku harus ada disana sebagai saksi. Tentu saja aku setuju, aku akan melakukan apa saja untuk menjauhkan nya dari Lisa.
Lamunanku buyar ketika mendengar bunyi microwave. Aku mengambil mangkuk lalu menuangkan popcorn tadi, setelah selesai aku kembali ke ruang tamu tempat dimana Lisa sedang berbaring. Lisa mendengkur pelan, aku mengeluarkan ponselku untuk memotret salah satu ciptaan Tuhan yang begitu indah, dia begitu lucu.
Aku meletakkan popcorn di meja dan menarik Lisa kepangkuan ku serta membumbui wajahnya dengan ciuman. Dia membuka matanya, menguap sebelum tersenyum padaku.
"Hai honeyy" sapaku sambil tersenyum padanya "Bagaimana tidur siangmu?"
"Bagus, aku sangat lelah." jawabnya kemudian menutup mata lagi. Aku sudah pernah mengatakan ini sebelumnya bahwa aku bisa hidup seperti ini selamanya. Satu jam kemudian Lisa terbangun, menguap lagi dan menggosok matanya dengan manis sebelum menatapku.
"Hai." sapanya dengan suara serak ciri khas orang bangun tidur.
"Hai juga lovee." kataku. Dia meregangkan tubuhnya dan turun dari pangkuan ku. Setelahnya kami makan malam bersama dan memutuskan untuk pergi ke pasar malam. Beberapa jam terlewatkan dan kami pulang cukup larut, aku melihat Lisa menguap lagi.
Akhir akhir ini selain dia sering muntah dia juga sering mengantuk. Dia terlihat sangat lelah meskipun tidur sepanjang hari. Setelah berganti pakaian dan naik ke ranjang, aku mencium keningnya dan mengatakan bahwa aku sangat mencintai nya.
•••
Lisa tinggal bersamaku selama 3 hari.
Itu hal yang sama kecuali kami harus ke sekolah dan Lisa harus menyemangati pertandingan hari ini. Aku duduk bersama tim ku dibangku cadangan, karena aku kapten tim jadi harus ada disana mendukung tim nya.
Lisa harus pulang hari ini, orangtua nya menelpon dan mengatakan Lisa perlu menghabiskan waktu dirumahnya sendiri.Disini lah aku sekarang duduk sendiri di balkon. Aku memutuskan untuk menelpon Jisoo untuk menanyakan apakah dia ingin datang kesini. Jisoo bilang dia akan datang 10 menit lagi. Saat dia sudah datang dia langsung masuk karena dia memiliki kunci cadangan yang aku berikan beberapa waktu yang lalu. Kami menonton beberapa film dan hanya menikmati kebersamaan kami.
"Aku senang kamu baik-baik saja dan bebas dari si brengsek." Jisoo berkata sambil tersenyum padaku, "aku selalu takut saat kamu berada disini sebelumnya." lanjutnya.
"Terima kasih Chu, aku senang sekarang bisa bebas. Aku sangat menyayangimu kau tahu itu kan?" Tanyaku.
"Ya aku tahu, tapi ingat kita punya kekasih Jen." aku memutar mataku. Tenang dia hanya bercanda.
"Ah! Ada apa dengan Lisa?" Tanya nya yang membuat ku kaget karena suaranya yang cukup keras. "Dia selalu menguap dan terlihat sangat lelah."
"Aku tidak tau Chu, mungkin dia lelah bermain." jawabku.
"Brengsek" aku hanya tertawa menanggapi jawabannya.
•••
LISA POV
Ya Tuhan, kenapa aku sering muntah. Chaeyoung akan kesini, karena Jisoo harus pergi bersama keluarganya. Saat aku sedang memuntahkan isi perutku, Chaeyoung berjalan mendekati ku.
"Ada apa denganmu Lis?"
"Entahlah, aku tidak tahu Chae, aku selalu muntah saat akan tidur." Aku berdiri dengan kaki gemetar. Dia tidak mengatakan apapun, dia hanya menatap ku dengan ekspresi memikirkan suatu hal.
"Lis aku akan segera kembali." setelah mengatakan itu Chae pergi meninggalkan ku sendiri dikamar. Aku berbaring di tempat tidur. Setelah 15 menit, dia datang kemudian mengambil sesuatu dari dalam tas nya. Mataku membelalak, Sebuah testpack ia sodorkan kepadaku. "Cobalah."
Aku pergi ke kamar mandi, setelah 5 menit, aku mendengar Chae mengetuk pintu kamar mandi, "apa hasilnya?"
"Entahlah, aku takut melihat hasilnya, bisakah kamu melakukan nya untuk ku?" Tanya ku. Dia mengangguk lalu melihat hasil nya.
"Yahhh, aku tidak tahu apakah ucapan selamat pantas ku ucapkan." katanya sambil menunjukkan testpack itu. "So, kapan kamu akan memberitahu Jennie?" Aku tidak menjawab, hanya menatap alat bergaris dua ditanganku. Orangtua ku akan membunuhku. Aku menoleh ke arah Chaeyoung dan dia tersenyum lembut padaku.
"Kau tahu, dia akan senang tentang hal ini kan?" Tanya nya dengan hati hati.
"Kami terlalu muda, kami belum boleh punya bayi. Orangtua ku akan membunuhku. Bagaimana jika Jennie tidak menginginkan bayi ini? Bagaimana jika dia tidak ingin bayi dari ku? Apa yang harus aku lakukan?"
"Tenang kan dirimu Lis. Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah memberitahu Jennie."
Aku memutuskan untuk memberitahu Jennie sekarang. Aku menarik Chaeyoung keluar kamar, berpamitan pada Mommy bahwa aku akan segera kembali. Sebelum sampai di mobil Chaeyoung menghentikan ku. "Kamu harus mengatakan ini sendiri Lisa."
"Hanya temani aku ke rumahnya, please." mohonku. Dia mengangguk lalu memeluk ku erat.
•••
Saat ini aku sudah sampai dirumah Jennie. Aku harus melakukan ini kataku pada diriku sendiri. Aku keluar mobil bergegas menuju pintu utama dan menekan bel. Jennie membuka pintu dan tampak terkejut dengan kehadiran ku.
"Honeyy, apa yang kamu lakukan disini?" Tanya nya. Aku berjalan melewati nya dan menduduk kan Jennie disofa ruang tamu sebelum aku mondar mandir di hadapannya.
"Ada apa? Kamu membuatku gugup Lisa." katanya. Aku berhenti, berbalik menghadap Jennie kemudian menarik nafas dalam dalam sebelum mengatakan...
"Aku hamil"
-to be continued-
Eh ponakan baru🤭Kira² gimana tanggapan Jennie?
KAMU SEDANG MEMBACA
SCAR'S OF MY PAST - JENLISA [G!P]✓
Fanfiction[JENTOP] Jennie Ruby Jane Kim dan Lisa Manoban sama sama memiliki perasaan satu sama lain. Mereka saling kenal dari sekolah namun tidak benar benar berteman meskipun sahabat mereka berkencan. sangat jelas bahwa Jennie menyukai Lisa tetapi ada sesua...