SCAR'S OF MY PAST - JENLISA [G!P]✓

chapter - 14

JENNIE POV

"Aku hamil."

Apa yang baru saja dia katakan? Apa aku tidak salah dengar?

"Bisakah kamu mengulangi?"

"Aku hamil." dia mengatakan itu dengan air mata mengalir. Melihat dia menangis membuatku sadar dan aku bergegas mendekati nya lalu memeluknya. Saat masih diperlukanku Lisa bergumam meminta maaf kepadaku.

"Honeyy, tidak ada yang perlu kamu sesali." aku memberitahunya dan mencium bagian atas kepalanya. Lisa menarik diri menatapku.

"Kamu, tidak marah?" Tanya nya sambil mengamati wajahku.

"Apa? Aku tidak marah honeyy, kenapa aku harus marah?" Aku bertanya balik, kenapa Lisa bisa berpikir seperti itu?

"Kita terlalu muda, bagaimana kalau aku gagal menjadi seorang ibu? Bagaimana jika kamu memutuskan tidak ingin bersamaku lagi, bagaimana jika kamu pergi–"

Aku memotong ucapannya dengan menempelkan bibir ku ke bibirnya. Setelah Lisa diam aku mulai berbicara, "Kita memang masih muda tapi kamu tidak perlu khawatir aku akan meninggalkan mu, aku milikmu dan akan selamanya milikmu, aku mencintaimu Lisa."

Matanya yang semula penuh ketakutan kini berubah berbinar dan berkaca-kaca, "No no honeyy, ku mohon jangan menangis, maafkan aku, ini semua salahku."

"Diam Jen, ini air mata bahagia, persetan dengan hormon hormon ini dan kata kata manismu yang bodoh membuatku menangis."  Dia mengatakan itu sambil tersenyum lebar.

Aku tertawa dan menciumnya lagi sebelum mengajaknya duduk di sofa. "Apa yang akan kita lakukan?" Aku bertanya sambil jari-jariku bergerak merapikan rambutnya.

"Kita harus memberitahu orang tuaku." Lisa berkata membuat tubuhku menegang.

"Ya Tuhan! Mereka akan membunuhku." kataku mulai panik.

"Bukan membunuhmu, mungkin Daddy akan memotong–" Lisa tidak menyelesaikan ucapannya dan melirik ke selangkangan ku kemudian dia tertawa.

"Tidak ada yang lucu honeyy." kataku sambil memutar mata malas padanya.

"Ayo ikut denganku kita harus selesaikan ini sekarang daripada menunggu." ajaknya lalu bangkit dari sofa.

"Sekarang? Kamu benar-benar akan pergi sekarang?" Tanyaku benar-benar panik.

"Ya, ayo." Aku hanya pasrah, kami berdua berjalan keluar, sebelum berangkat aku mengunci pintu rumah.

•••

"Mommy! Daddy!" Lisa berteriak saat sudah sampai di depan pintu rumahnya.

Mommy Lisa sedang berada di dapur dan Daddy nya sedang duduk di sofa. Kami meminta Mommy Lisa untuk ikut duduk bersama Daddy karena ada sesuatu yang akan kami beritahukan kepada mereka. Begitu orang tua Lisa sudah duduk, aku dan Lisa saling memandang.

"Aku hamil." Lisa berkata seolah-olah itu hal biasa. Mommy nya jelas terkejut dan mata Daddy Lisa melebar.

"Kamu? Apa?!" Daddy Lisa berteriak, tapi Mommy Lisa memegang tangan suami nya Sambil menggeleng. Daddy Lisa menghela nafas dalam dalam.

"Ini adalah tanggung jawab yang besar, aku tidak yakin kalian bisa menangani ini." Daddy Lisa berucap saat dia sudah bisa mengontrol emosi nya.

"Dad kami menyadari itu, kami masih muda, dan itu tidak direncanakan, itu terjadi begitu saja.
Aku minta maaf karena mengecewakan Daddy, tapi kami bisa menangani ini." Lisa berkata kepada ayahnya sambil cemberut.