6. Cerita

836 82 1
                                    

Saat ini mereka sudah ada di ruang tamu rumah besar Gojo. Gojo sengaja meminta para pelayannya untuk tidak berada didekat mereka supaya (Name) bisa lebih leluasa untuk bercerita.

"Baiklah (Name) kau bisa bercerita sekarang. Kenapa kau menangis hm?" tanya Gojo lembut.

"Maaf, maaf sudah membuatmu dalam bahaya," ucap (Name) sambil terisak.

"Hei, ini bukan salah mu, memang kau ada hubungan dengan orang-orang itu?" tanya Gojo seraya mengelus lembut puncak kepala (Name).

(Name) mengangguk, dia mengusap air matanya menggunakan punggung tangannya.

"Mereka orang-orang dari keluarga ku."

Tentu saja jawaban (Name) itu membuat Gojo terkejut.

"Tunggu, keluarga mu?" tanya Gojo memastikan.

(Name) kembali mengangguk. "Namaku yang sebenarnya adalah Itsuka (Name)."

"Apa? Itsuka?" tanya Gojo terkejut.

"A-apa sensei akan marah padaku?" tanya (Name) kembali meneteskan air mata.

Gojo tersenyum lembut dan menarik (Name) kedalam pelukannya.

"Tidak, aku tidak marah, ini bukan salah mu." Gojo melepas pelukannya dan mengusap sisa-sisa air mata diajak cantik (Name).

"Apa kau anak dari tuan Itsuka Shio?"

"Bagaimana sensei bisa tau nama ayahku?" tanya (Name) bingung.

"Baiklah biar aku ceritakan. Jadi dulu ada 4 keluarga Jujutsu terbaik, yaitu Zen'in, Kamo, Gojo dan Itsuka. Tapi kurang lebih 17 tahun yang lalu keluarga Itsuka menghilang begitu saja bak ditelan bumi, jadi hanya tinggal 3 keluarga saja. Dan sekarang kau muncul sebagai anak keluarga Itsuka, jika para tua bangka itu tau ini pasti akan menjadi berita yang menggemparkan." jelas Gojo.

"Apa yang semua sensei ceritakan itu benar?" tanya (Name) memastikan.

"Tentu saja, untuk apa aku berbohong padamu. Baiklah sekarang ceritakan padaku, apa kau kabur dari rumah hm?"

(Name) mengangguk, "Aku sudah lelah dikurung di sangkar emas itu." ujar (Name) dengan lesu.

"Dikurung?"

"Ayah dan ibuku terlalu over protektif padaku dengan alasan aku anak semata wayang mereka. Jika aku ingin keluar rumah maka mereka akan menyuruh puluhan penjaga untuk menjagaku. Mereka sangat membatasi pergerakanku. Aku tidak kekurangan kasih sayang, aku juga tidak kekurangan uang tapi aku hanya kekurangan kebebasan. Aku ingin bebas seperti orang lain." cerita (Name) panjang lebar.

Gojo tampak berusaha mencerna semua perkataan (Name). Apa (Name) alasan keluarga Itsuka menghilang. Lalu mengapa mereka sangat menjaga ketat (Name), ada apa dengan (Name).

"Baiklah, aku sedikit paham dengan apa yang kau ceritakan (Name)-chan."

"Lalu bagaimana kau bisa kabur?" tanya Gojo penasaran

"Entahlah, aku rasa waktu itu waktu seakan berhenti." jawab (Name).

"Waktu berhenti? Apa (Name) memiliki teknik kutukan itu?" batin Gojo.

"Apa kau tidak mau kembali ke orang tuamu? Mereka pasti khawatir (Name)." bujuk Gojo.

(Name) langsung menggeleng cepat, "Tidak, aku tidak mau dikurung lagi." tolak (Name).

Tapi kemudian wajahnya tampak lesu.

"Aku sebenarnya merindukan mereka. Mereka sangat menyayangiku tapi mereka terlalu protektif padaku itu yang tidak kusuka dari mereka." ucap (Name) sedih.

"Ya sudah terserah kau. Sekarang kau bisa anggap ini rumahmu sendiri."

"Terima kasih Sensei." ucap (Name) nada keceriaan terdengar dalam ucapannya.

(Name) langsung memeluk Gojo dan Gojo pun membalas pelukan (Name).

"Panggil aku Satoru, (Name)." pinta Gojo.

(Name) menggeleng dalam pelukan Gojo, "Tidak, itu tidak sopan."

"Kenapa?"

"Coba kutanya berapa umur Sensei sekarang?" tanya (Name) sambil mendongakkan kepalanya.

"Emm, biar kuingat dulu. Umurku 32 tahun."

"Astaga, bahkan Sensei sudah pantas menjadi ayahku."

"Hei aku tidak ingin menjadi ayahmu." ujar Gojo tak terima.

"Lalu Sensei ingin menjadi apa?"

"Apa lagi kalau bukan..... kekasihmu." ucap Gojo, dia membisikkan kata terakhirnya tepat disamping telinga (Name).

(Name) pun reflek mendorong Gojo.

"Ap-apa yang Sensei katakan?!" pipi (Name) kini telah bersemu merah karena malu.

"Jadi... Kau tidak mau memanggilku Satoru?"

(Name) menggeleng.

"Ayolah panggil aku Satoru walau hanya sekali." pinta Gojo.

Dia memohon didepan (Name), kemudian melepas penutup matanya.

"Panggil aku Satoru (Name)-chan.." pinta Gojo dengan wajah imut.

"Sial, kenapa guru konyol ini menjadi sangat imut." pikir (Name).

Tapi (Name) tetap kekeuh dengan keputusannya.

"Tidak!"

"Hiks, kau sangat jahat!"

"Tidak terjadi apapun?"



"Tuan, saat ini nona muda sedang berada dikediaman tuan Gojo."

"Terus awasi mereka, jangan biarkan (Name) kenapa-napa!"

"Baik tuan."

"Gojo ya?... Kenapa (Name) bisa berada disana?"

Tbc.

Lose [GojoxReader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang