10. Name?

851 66 2
                                    

"Sensei, kau ingin memakan apa? Biar aku masakan."

"Ada pembantu disini (Name) kau tidak perlu memasak." larang Gojo.

"Tidak apa-apa sensei, aku ingin memasak sesekali. Sudah lama aku tidak memasak."

"Masaklah apapun, akan ku makan." ujar Gojo.

(Name) mengangguk dan segera menuju dapur, melihat bahan apa yang bisa dia masak.

"Apa mau saya bantu nona?" tawar dalah seorang pelayan.

"Tidak perlu, aku bisa sendiri."

(Name) mulai mengambil bahan-bahan yang dia butuhkan. Dan mulai mencuci serta memotongnya.

(Name) ingin memasak chiken katsu untuk makan siang nanti.

"Aw,"

Saat sedang memotong ayam tanpa sengaja jari telunjuk (Name) tergores pisau. Darah segar mulai mengalir disana.

Gojo yang mendengar pekikan (Name) langsung berlari menuju dapur. Albino itu melihat jari (Name) yang terluka dan langsung mengemutnya.

(Name) bisa merasakan lidah Gojo yang melumat jarinya didalam sana.

"Udah gak usah masak! Biar pelayan yang lanjutin." Gojo benar-benar khawatir jika (Name) terluka walau hanya sedikit.

"Hahaha, ini hanya luka kecil, sensei."

"Tidak! Aku bilang tidak ya tidak!"

Albino itu menarik (Name) ke sofa ruang tamu dan menyuruhnya duduk disana.

"Pelayan ambilkan kotak obat!" perintah Gojo.

Salah seorang pelayan langsung mengambil kotak obat dan menyerahkannya pada majikannya.

Gojo mulai membersihkan tangan (Name) dan mengoleskan obat disana tidak lupa Gojo juga menempelkan plaster dijari telunjuk (Name).

"Astaga, sensei, tidak perlu diplaster juga tidak apa-apa, ini hanya luka kecil."

"Luka kecil jika dibiarkan bisa menjadi luka besar."

(Name) tersenyum melihat perlakuan Gojo padanya, sepertinya albino itu sangat takut jika (Name) kenapa-napa.

Pelayan kembali mengambil kotak obat itu dan menaruhnya ditempat semula.

Sedangkan Gojo, dia ikut duduk disebelah (Name). Albino itu menepuk-nepuk pahanya, (Name) yang mengerti pun bangkit dan beralih duduk dipaha Gojo.

Gojo memeluk pinggang ramping (Name) dan menenggelamkan wajahnya diceruk leher (Name). Dia memeluk (Name) sangat erat seolah olah benar-benar takut kehilangan (Name).

"Kau tahu? Aku sangat khawatir jika kau kenapa-napa (Name)." ujar Gojo yang berada dipeluk (Name).

Tangan (Name) terangkat, mengusap pelan surai putih milik albino itu.

"Aku tidak papa, sensei. Kau jangan khawatir." ucap (Name) untuk menenangkan Gojo.

Beberapa saat keheningan menyelimuti mereka sampai pada akhirnya suara ketukan pintu mengalihkan perhatian mereka.

Tok tok

"Kau tetap disini, biar aku lihat siapa yang datang." ucap Gojo. (Name) turun dari pangkuan Gojo dan duduk ditempat semula.

Ceklek

"Selamat siang tuan Gojo." sapa seorang pria berumur sekitar setengah abad.

Albino itu mengamati sepasang suami istri didepannya, rasanya dia pernah melihat mereka.

Lose [GojoxReader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang