13 : 13

3.7K 434 20
                                    

Kantin yang mulanya ramai seketika sepi, Hening karena kedatangan empat gadis cantik dan juga empat lelaki tampan.

Avandy yang memeluk pinggang Adira posesif beserta para sahabatnya yang berjalan dibelakang mereka.

Brughh

"awsh.." ringis seorang perempuan setelah ia menabrak bahu Avandy, entah sengaja atau tidak.

Avandy dkk beserta Adira dkk seketika berhenti namun tangan Avandy tak lepas dari pinggang kekasihnya.

Mereka hanya menatap datar gadis yang terjatuh tepat di samping Avandy, termasuk seluruh para murid yang di kantin itu memperhatikan gadis yang terduduk dilantai dengan was-was.

"bolehkah kamu membantuku" ujar gadis itu dengan mata berkaca-kaca "i-ini sakit"

Datar. Itulah expresi Avandy dan Adira beserta para sahabatnya, tak ada satupun yang membuka suara untuk membalas ucapan gadis dihadapannya itu.

"kak Avandy ini sakit, dan maaf aku tak sengaja menabrak kamu" ucap gadis itu lagi dengan tangan yang ter-ulur memegang tangan kiri Avandy.

Gak punya malu lo!

Lo gak lihat hah didepan lo itu siapa

Ck pegang-pegang tangan pacar orang

Jatuh gitu aja anjing, napa bisa sakit

Awas lu ye ngerusak kapal gue! gak aman lo

Yaaa bener, tangan kotor lo gak pantes megang tangan suci Avandy

Cuma Adira yang pantes bersanding woiiii haha

Upik abu sama berlian beda jauh tsaayy!

Perempuan yang masih menyentuh tangan Avandy itu tak sengaja merematnya, karena mendengar orang-orang yang membully nya.

"mengapa kalian berbicara seperti itu, aku tidak sengaja"

Adira diam menatap perempuan itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Sedangkan Avandy semakin mengeratkan pelukan pada pinggang Adira, seperti meminta tolong untuk melepaskan dari gadis didepannya itu.

Edgar jengah melihat perempuan itu yang hanya menangis dan memegang tangan sahabatnya "apa kau tak bisa berdiri sendiri?" dengan nada datarnya.

"apa kakimu patah?" sahut Nathan.

"butuh ambulance?" tanya Jeslyn.

"apa kau membutuhkan brankar?" tanya Bianca.

"eum.. kursi roda?" sahut Ria.

"jangan manja gadis, tidak ada yang akan membantumu" ujar Gavin.

Adira yang melihat itu tersenyum miring, sedangkan Avandy yang melihat Adira begitu hanya mampu menelan ludahnya kasar.

"Rinai Putri" suara Adira rendah dan mencekam seketika membuat semua orang terdiam. Gadis yang dipanggil itupun semakin menundukkan kepanya tak berani melihat mata Adira, namun juga tak melepaskan tangannya dari Avandy.

"Rinai lepaskan tanganmu" suruh Adira dengan nada yang sangat dingin.

Mendengar suruhan Adira gadis yang dipanggil itu mendongak menatap Adira dengan berani " k-kenapa kamu menyuruhku melepaskannya, aku hanya meminta bantuan kak Avandy!"

"apa dia meresponmu?" tanya Adira menatap manik dalam gadis itu.

Tak mendapat jawaban dari gadis itu Adira dengan tega menendang tangan Rinai yang memegang tangan Avandy hingga terlepas membuat badan Rinai jatuh.

Jiwa Bersama (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang