16 : 16

3.4K 401 42
                                    

- Happy Reading -

Malam menjelang pagi, bulan berganti matahari. Suasana yang sepi tak seperti biasanya yang selalu terlihat berisi, candaan, tawa menggema, sindiran, cacian, semua tidak ada.

Hening. Itulah keadaan mansion SMITH, meskipun semua berada didalam rumah tidak ada satupun yang berbicara.

Saat ini seluruh keluarga kecuali Adira dkk sedang berada di ruang makan, belum ada sama sekali yang menyentuh makanan mereka. Mendengar suara langkah sepatu dari arah tangga, mereka semua menoleh dan melihat empat gadis yang sudah siap dengan seragam sekolahnya, tatapan yang diberikan sangat tajam tidak seperti kemarin malam yang terlihat rapuh. Seolah-olah keluarga ini tidak terjadi apa-apa.

"A-adira dan kalian, sarapanlah dulu sebelum berangkat." ujar Dady Adira dengan kaku.

Adira dan sahabatnya yang tadi terus berjalan seketika menghentikan langkahnya, "Tidak perlu Saya dan yang lain ingin segera berangkat, seseorang menunggu kami." balas Adira tanpa menoleh.

"Permisi" senyum miring tercetak di wajah Bianca.

Mereka tidak membawa kendaraan karena mereka dijemput oleh Avandy dan sahabatnya

"Sudah lama menunggu?" tanya Adira kepada Avandy saat sampai didepan lelaki itu.

Avandy memeluk Adira erat, "Tidak sayang!"

"Baiklah ayo berangkat!" ucap Adira kepada semua temannya yang dibalas anggukkan.

Mobil yang mereka kendarai adalah mobil yang cukup sampai 10 orang.

Avandy menyetir sedangkan disebelahnya Adira dan dibelakang para sahabatnya.

"Apa kalian ada masalah?" tanya Gavin tiba-tiba, "Sepertinya mood kalian sedang tidak baik-baik saja" lanjutnya hati-hati.

"Hmm tidak apa-apa" balas Ria tersenyum tipis.

Para lelaki diam tak ingin membuat suasana buruk menjadi sangat buruk, mereka tau apa yang terjadi.

Avandy menggenggam tangan Adira bermaksud menenangkan. "Are you okey, Babe?"

Mendapat perlakuan manis dari kekasihnya Adira hanya tersenyum. "I'am okey."

Lelaki itu hanya menganggukkan kepalanya mengerti.

Aku tidak bisa melihat senyummu itu Ara, matamu kosong, senyummu palsu, ragamu disini namun pikiranmu entah dimana. Aku tau apa yang terjadi Ara.

Saat sampai diparkiran sekolah mereka turun satu persatu dengan Avandy yang membukakan pintu kekasihnya, melingkarkan tangannya di pinggang Adira.

Ingin melangkah namun mobil berhenti tepat didepan mereka, saat tau siapa orang itu Adira dan Avandy beserta sahabatnya mendatarkan wajah tak berminat.

Mereka Samuel dkk termasuk abang twins Adira.

"Hai kak" sapa Anna kepada Jeslyn.

"Ck"

"Adira lo mau kekelas? Gue anter" tanya Raka tiba-tiba kepada Adira dan tak memperdulikan Anna yang kini diam.

"Barengan aja" sahut Riki.

Empat gadis itu diam-diam tersenyum miring, lebih tepatnya miris.

"Ayo kekelas" ucap Raka memegang tangan Adira sebelah kiri karena di kanannya terdapat Avandy yang memperhatikan mereka.

Adira menyentak kasar tangan Raka, "Berani sekali memegang tanganku, bukannya sudah kukatakan jangan sesekali tangan kotormu itu menyentuh kami Raka!" desisnya tajam.

Jiwa Bersama (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang