19 : 19

3.8K 412 69
                                    

- Happy Reading -

Seusai masalah tadi, kini Avandy membawa Adira ke rooftop sekolah diikuti enam orang dibelangkangnya.

"Ara tidak ada yang sakit kan?" tanya Avandy mengulang.

"Tidak Ada Al" jawab Adira tersenyum menenangkan. "Apa kalian tidak marah?"

"Untuk apa kami marah kepada orang yang benar Adira" balas Nathan yang diangguki mereka semua.

"Gimana bisa kalian yakin jika aku yang benar? Kalian tidak ada disana. Sedangkan tempat duduk kita sama stand bakso lumayan jauh?"

Ria menjelaskan semuanya kepada Adira, dari siswi adik kelas yang memberitahu mereka.

Flasback On.

Setelah Adira pergi memesankan mereka makanan, kini mereka saling berbincang ringan membahas masalah lomba yang akan diadakan.

"Apa kalian berniat mengikuti lomba antar kelas?" tanya Gavin kepada tiga gadis yang sedang berdiam diri.

"Ah.. mungkin tidak" balas Ria, "Bagaimana dengan kalian?"

"Tidak tau juga"

"Menurutku jika kalian mengikuti lomba, pasti akan menang" ucap Edgar sedikit melebihkan.

"Kami akan menuruti Adira, jika dia mau. Kami akan ikut saja" jelas Bianca.

Avandy hanya mendengar apa yang mereka obrolkan saja, tidak ada niat untuk ikut berbicara. Ia membuka ponsel dan memencet aplikasi yang bernama POU, bukan-bukan aplikasi milik lelaki itu namun lebih tepatnya milik kekasihnya itu.

"Apa kau sudah tidak suka permainan untuk laki-laki Al?" kekeh Nathan karena tak sengaja melihat.

Avandy yang mendengar menoleh seketika dan menatap Nathan dengan kesal, "Ini bukan punyaku ya, ini punya Ara!"

Saat Nathan akan berucap, siswi lebih cepat menyela.

"K-kak permisi.." siswi tadi gugup dengan nafas yang tak beraturan karena berlari.

"Ada apa?" tanya Jeslyn datar dan dingin.

"A-anu, kak Adira--" belum selesai menjelaskan Avandy lebih dulu menggebrak meja.

"Kenapa Adira?!" tanyanya khawatir.

"ItukakAdiraributsamamuridbaru" ucap siswi itu cepat karena gugub dan kaget.

Untung saja mereka menyimak dengan baik, dan langsung pergi mencari keberadaan Adira.

"Astaga nyeremin banget mereka, sereman mereka daripada tikus dirumah" lirih siswi yang tadi gugup setengah mati dengan mengelus dada ratanya.


Saat bertemu gadis yang mereka cari, mereka terkejut melihat Adira yang sedang menjambak rambut siswi baru itu. Dan tidak ada sama sekali yang membela gadis yang sedang Adira kukung.

Jiwa Bersama (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang