14. Masalah Awal

2.3K 212 215
                                    

Maaf baru bisa update sekarang hehehe 😁

Typo atau kesalahan dalam penulisan akan di update kapan kapan 😌





















Warning!!!! 🔞🔞


















Mata Saeron terus menatap Renjun yang tertidur pulas di atas ranjang, entah lelaki itu tertidur atau tidak Saeron hanya ingin memperhatikannya saja, kakinya melangkah ingin meninggalkan kamar tapi di panggil oleh Renjun tiba tiba.

"Sae..." panggilnya lirih.

Saeron berhenti berbalik menatap Renjun, keningnya berkerut menatap lelaki itu.

"Sae.. lo gak ingat gue ya?" rancaunya.

"Ngomong apa sih ni orang" ujarnya ketus berjalan mendekat pada Renjun "orang mabok emang gini kali ya? ganteng ganteng suka mabok" ledeknya.

Tiba tiba Renjun menarik pergelangan tangan Saeron membuat gadis itu memekik karna terkejut, badannya jatuh menimpa dada Renjun.

"Akh!" Keluh Renjun karna badan Saeron jatuh menimpa tubuhnya.

"Issshhh" desisnya kesal memukul tangan Renjun.

Renjun hanya tersenyum mendengar desisan Saeron "aku mencintaimu Sae" ungkapnya.

Mata Saeron melotot terkejut, bagaimana bisa lelaki itu mengatakan kalimat tak masuk akal, mereka baru kenal tapi Renjun mengatakan mencintainya.

"Gila lo!" pekiknya.

Renjun bangkit membalikkan posisi mereka berdua, tadinya Renjun berada di bawah Saeron di atas, sekarang berbalik Renjun berada di atas Saeron di bawah, matanya menatap setiap inci wajah Saeron membuat gadis itu menutup matanya takut.

"Cantik, kamu cantik sama seperti dulu" bisiknya di depan wajah Saeron.

Mendengar kata dulu mata Saeron terbuka "apa maksudmu?" tanyanya.

"Aku Injun Sae.. kamu lupa?"

Berbicara dengan orang mabuk benar benar membuat gila.

"Injun?"

"Ah.. kamu lupa, aku sedih sayang" ujarnya dengan raut wajah sedih.

Jemari Renjun mengelus pipi gadis di bawahnya dengan lembut hingga singgah pada bibir Saeron.

"Lo mau apa?" tanyanya mewanti.

"Aku ingin" gumamnya terus menatap bibir kecil Saeron.

"Renjun jangan gila!" pekiknya.

Tiba tiba kata kata Chenle tadi terlintas di bayangan Saeron, inilah mungkin yang di maksud Chenle. Badannya berontak berusaha bangkit tapi dengan cepat Renjun cegah.

"Please... aku ingin mencicipinya" ujarnya, dengan perlahan wajahnya mendekat tapi Saeron memalingkan wajahnya ke samping.

Usaha yang sia sia bagi Saeron karna tetap saja Renjun mengikuti arah wajahnya, bibir keduanya telah menempel satu sama lain.

"Brengsek!" batinnya.

Meski hanya menempel Renjun tersenyum tanpa sadar membuat Saeron muak melihatnya, tanpa kode atau aba aba Saeron mendorong Renjun sekuat tenaga hingga lelaki itu terhempas ke sebelahnya, Saeron berlari menuju pintu tapi dengam cepat tangan Renjun memegang duluan handle pintu kamarnya, jemarinya bergerak memasukkan kunci hingga berbunyi 'klek' artinya pintu kamar terkunci.

"Kamu itu kenapa sih!" teriaknya.

"Ssttt... aku cuma ingin dekat lagi denganmu Sae"

Kakinya terus berjalan mengikuti Saeron yang mundur ke belakang hingga mentok jatuh terduduk di atas ranjang.

Mama {Huang Renjun}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang