Happy Reading 🤗
Sekali ngeselin tetap ngeselin, itulah yang Renjun rasakan karna Nakyung terus terusan mengikutinya, kalau begini terus hubungannya dengan Saeron akan semakin menjauh di tambah Saeron yang enggan bertemu dengannya sampai hari wisuda.
Ingin menghalalkan segala cara tapi tetap saja wanita jadi jadian itu terus mengikuti Renjun, walaupun jaraknya tidak dekat tapi pasti masih berada di area yang sama.
Sekarang Renjun sedang berada di kantor untuk menyelesaikan pekerjaannya, sejak semalam ia terus lembur dan dirinya sudah mewanti wanti pada satpam agar tidak ada yang boleh masuk ke dalam ruangannya, sementara itu Jian yang pergi jalan jalan dengan Saeron terus terusan mengajak sang Mama ke tempat kerja sang Papa.
"Jangan hari ini ya... nanti deh ketemu Papa"
"Kenapa Mama gak mau? berantem ya sama Papa?" tanyanya dengan nada suara pelan karna sedih.
"Enggak sayang"
"Jian gak mau ke tempat kerja Papa sendirian, pasti nanti Jian di cuekin, kalau ada Mama Jian ada temannya, ayolah Mama..." rengeknya terus menerus.
Saeron menghela nafas berat, sebenarnya tak masalah untuk bertemu Renjun, tapi dirinya merasa masih jengkel akan kelakuan lelaki itu dengan mantannya, tapi apa ia berhak untuk cemburu berlebihan seperti ini, hubungannya dengan Renjun hanya sebatas dekat, dekat dalam artian dirinya dan Jian yang menggapnya sebagai Mama.
"Mama gak mau ya?" pertanyaan dari lelaki kecil itu kembali muncul.
"Bukan gitu sayang"
"Yaudah deh gak papa, Jian tau Mama sama Papa lagi marahan" katanya lalu membuang muka ke arah jendela mobil di sebelahnya "gak papa Jian sendiri, udah biasa kok" gumamnya pelan tapi masih bisa di dengar oleh Saeron.
Hal hal seperti ini yang membuat Saeron tak bisa menolak Jian, ia terlalu sayang pada lelaki kecil ini, tutur kata sedih bahkan kecewa membuat Saeron luluh begitu saja.
"Mama ikut ke atas nemenin Jian sampai Papa selesai" finalnya.
Dengan cepat Jian memalingkan wajahnya ke arah Saeron dengan tersenyum, tapi sedetik kemudian senyum itu kembali pudar.
"Kalau Mama gak suka Jian gak papa kok sendiri"
Keningnya mengerut, ia baru sadar sejak kapan Jian berbicara sedewasa ini, apakah ia yang terlalu sibuk dengan skripsinya kemarin atau Jian memang tumbuh dengan sangat baik.
"Ngambek ya... Mama udah mau lo nemenin Jian, kenapa di tolak lagi?"
"Nanti Mama terpaksa"
Anak Renjun sekarang semakin dewasa di mata Saeron.
"Mama maksa lo.. mau ikut masa gak boleh"
"Mama nyebelin! tadi nolak terus! sekarang maksa mau ikut!" serunya dengan kesal.
Ia hanya tersenyum melihat sang anak kesal karna kelakuannya.
🦊🦊🦊
Lama Jian dan Saeron berdebat dengan satpam karna Renjun katanya tak bisa di ganggu hari ini.
"Pak, ini Jian anaknya Renjun!" katanya dengan ngotot.
"Iya saya tau buk... tapi pak Renjun sedang tidak mau di ganggu saat ini, bapak sendiri yang bilang meskipun keluarga bapak gak mau terima siapapun"
Ia mendengkus kesal dengan kata kata Renjun, sebegitu sibukkah lelaki itu sampai Jian anak sendiri tidak boleh masuk.
"Mama... Jian mau pulang" rengeknya menarik narik baju Saeron.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama {Huang Renjun}
Fanfiction"Papa bilang, kalau papa punya teman perempuan tidur dikamar, itu pasti Mama" ucapnya dengan polos yang membuat Saeron gemas. "Good Morning Mama" sapa pria mungil itu sambil terseyum. Dedek dedek jangan mampir book ini buat 🔞 Orang dewasa 😌