Saeron tidur pulas sejak tadi malam, ini seperti mimpi baginya kasur empuk, selimut halus dan guling yang hangat, tidurnya semakin indah. Tapi setelah beberapa kali meraba guling Saeron merasakan gulingnya memiliki mata dan hidung.
"Namanya juga mimpi" batinnya.
Tanpa sengaja tangannya memencet hidung gulingnya dan terdengar suara seseorang mengaduh kesakitan.
"Aduh...!"
"Hah!" matanya terbuka, di tatapnya langit langit kamar yang terasa asing baginya, rasa pusing di kepalanya ternyata belum hilang, perlahan badannya bangkit tapi matanya menangkap tangan mungil yang melingkar di perutnya.
"Ini siapa?" tanyanya bingung terduduk.
Pria kecil itu perlahan mengucek matanya sadar dari tidurnya.
"Mama.." rengeknya pelan bangkit dari tidurnya.
"Hah!" Saeron terkejut matanya ke sekeliling kamar mencari sosok mama yang di panggil pria kecil ini.
"Mama" panggilnya lagi tapi kali ini menatap ke arah dirinya lalu memeluknya.
"Gue?" tunjuknya pada diri sendiri.
"Gue itu apa Mama?" tanyanya polos dipelukan Saeron dengan mata mengerjap.
Saeron sadar pria kecil di depannya masih anak anak "ah..! maksudnya itu aku" jelasnya.
Pria kecil itu mengangguk.
"Ini dimana?" tanyanya pada pria kecil di sebelahnya.
"Di rumah Papa" jawabnya.
Kening Saeron mengerut bingung, sesekali ia menampar pipinya berharap ini hanya mimpi.
"Kenapa memanggilku Mama?" tanyanya pada pria kecil yang memeluknya sedari tadi.
"Papa bilang, kalau papa punya teman perempuan tidur dikamar, itu pasti Mama" ucapnya dengan polos yang membuat Saeron gemas.
"Good Morning Mama" sapa pria mungil itu sambil terseyum.
"Oh tidak..!" batinnya berteriak.
"Ini gak bener, masa gue punya anak? kapan nikahnya" batinnya lagi.
Ceklek
Pintu kamar terbuka menampilkan sosok lelaki yang di sebut Papa oleh anak itu.
"Jian!" panggilnya.
Merasa Papanya akan marah Jian memeluk Saeron lebih erat lagi membuat gadis itu refleks memeluk Jian.
"Mama..." cicitnya dengan nada takut.
"Berapa kali Papa bilang, jangan masuk kamar Papa, keluar!" usirnya dengan nada sedikit meninggi.
Merasa tak terima Saeron menatap tajam pada lelaki itu "bisa gak nada suaranya jangan tinggi gitu, dia masih anak anak" protesnya.
"Lo gak usah ikut campur dia anak gue"
Saeron merasa tak asing dengan sosok Papa ini seperti pernah melihatnya tapi dimana? beberapa kali ia berusaha mengingatnya.
"Gue Huang Renjun"
Saeron ingat "Ah...! bener, lo si Huang itu kan, pacarnya si nakyung sombong"
"Panggil Renjun bukan Huang"
"Lo udah punya anak sama nakyung?" tanyanya.
"Sembarangan!"
"Jadi ini anak siapa?" tunjuknya pada Jian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama {Huang Renjun}
Fanfic"Papa bilang, kalau papa punya teman perempuan tidur dikamar, itu pasti Mama" ucapnya dengan polos yang membuat Saeron gemas. "Good Morning Mama" sapa pria mungil itu sambil terseyum. Dedek dedek jangan mampir book ini buat 🔞 Orang dewasa 😌