Bonus (Setelah Menikah)

1.5K 119 8
                                    

Maaf kalau ada typo dan semacamnya ya, aku malas baca ulang lagi panjang banget soalnya wkwkwk







Happy Reading 🤗












Kehidupan keluarga kecil Renjun begitu bahagia, semua terasa lengkap karna mereka telah memiliki Jian, tapi tak menutup kemungkinan Renjun menginginkan anak dari sang istri dan dirinya nanti, semua keinginan itu muncul begitu saja.

"Kamu udah fikirkan kita bakal honeymoon kemana?" tanya Renjun.

"Aku ikut kamu aja, gak harus keluar negeri dalam negeri juga gak papa"

"Gimana kalau bali?"

"Jian ikut!" serunya saat mendengar kata bali.

"Gak boleh!" tegas Renjun.

Anak itu langsung merunduk saat mendengar suara lantang dari Renjun, ia merasa bersalah karna refleks menegaskan Jian tidak boleh ikut.

"Maaf sayang, maafin Papa, Jian boleh ikut tapi nanti ya... lain kali" jelasnya dengan nada lembut.

Si kecil itu hanya mengangguk menatap nasi di piringnya, Jian bangkit dan berlari membawa tas di tangannya menuju pintu keluar rumah, lelaki kecil itu marah sepertinya karna Jian memang tidak suka kalau di bentak atau di tolak.

"Jun... kamu kenapa? Jangan terlalu kasar sama Jian, dia masih kecil"

"Aku minta maaf ya, aku kelepasan tadi"

"Kalau kamu gak focus gak usah ke kantor dulu, kamu kecapekan kayaknya"

"Gak bisa sayang, semua harus selesai karna aku gak mau nanti waktu kita honey moon ada yang ganggu"

Saeron tersenyum.

"Yaudah, terserah kamu aja, jangan terlalu capek pokoknya, aku keluar dulu mau antar Jian sekolah"

Renjun mengangguk sambil tersenyum pada sang istri, setelah kepergian Saeron ia kembali memikirkan Jian yang akhir akhir ini sering ia marahi.

"Maaf kak, ternyata aku sedikit susah nerima kehadiran Jian, padahal kemarin aku berdebat dengan Papa tentang hak asuh Jian yang harus jatuh ke tanganku"

Perasaan Renjun campur aduk, ia terus menerus berfikir sepertinya ia menyayangi Jian bukan sebagai anak tapi sebagai keponakannya.

🦊🦊🦊

Lelaki kecil itu terus merenung menatap ke arah luar kaca di sampingnya, Saeron melihat raut wajah Jian yang terlihat sedih, Jian sudah besar sedikit banyaknya pasti mengerti akan rasa sakitnya sekarang.

"Masih kesal sama Papa?" tanyanya membuka percakapan.

"Sedikit Mama" cicitnya pelan.

"Nanti Mama marahi Papa setelah pulang ya"

wajahnya beralih menatap ke arah Saeron.

"Gak usah Ma... Papa memang gak sayang Jian lagi"

"Kenapa ngomong gitu?"

"Jian tau semuanya kok"

"Papa sayang Jian kok, Mama juga"

"Cuma Mama yang sayang Jian, Papa enggak lagi"

Ini yang Saeron takutkan setelah mereka mengadopsi Jian, Renjun kesusahan menempatkan posisinya sebagai orang tua Jian yang sesungguhnya, jika dulu Renjun sangat mengayomi Jian itu karna lelaki kecil itu keponakannya dan dirinya berperan sebagai Papa pengganti yang tidak sah.

Mama {Huang Renjun}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang