22. Jauh

1.5K 198 88
                                    

Hallo......




Happy Reading 😊





















Sebulan berlalu setelah Renjun dan Saeron bertemu itu adalah pertemuan terakhir keduanya, ia tak menyangka ucapan Renjun bukan hanya gertakan atau semacamnya, tak ada lagi suara Jian yang memanggil Mama saat anak itu bertengkar dengan Papanya, sekedar menghubungi Saeron saja Renjun dan Jian tak pernah lagi, pernah papasan di campus tapi Renjun mengambil jalan pintas lain agar tak bertemu dengannya, sedikit sakit tapi itu kemauan Saeron hatinya bimbang saat Jian dan Renjun mulai menjauhinya.

"Beneran gak pernah dihubungi lagi?"

"Gak pernah sama sekali, mungkin guenya gak dibutuhin lagi kali ya" jawabnya miris, berharap apa ia dari Renjun.

"Bukannya bagus kan, lo gak capek capek lagi nurutin kemauan anak sama bapaknya, lo bisa focus untuk sidang mendatang, Renjun jadwal wisudanya gelombang pertama loh..."

Benar apa yang Hina katakan, untuk apa repot memikirkan Renjun dan Jian, harusnya ia senang bisa bebas lagi seperti dulu dan bisa focus untuk sidang mengejar ketertinggalan karna membagi waktu mengurus Jian kemarin.

"Tapi rasanya ada yang hilang" gumamnya pelan.

"Jatuh cinta lagi ya?" tebak Hina.

"Enggak kok" elaknya.

"Jadi... wisuda Renjun nanti dateng gak?"

"Menurut lo Na... dengan Renjun yang udah menjauh dari gue, dia masih mau ya nerima sesuatu dari gue?"

"Kenapa enggak"

"Gue ragu"

"Yaudah, kalau gitu gue aja yang dateng"

"Kok gitu" protesnya.

"Ya iyalah gue dateng pacar gue wisuda juga bego..."

Saeron terdiam, siapa pacar Hina? kenapa dirinya tak tau menahu soal sahabatnya.

"Pacar lo siapa Na?"

"Jaemin" jawabnya enteng lalu menyeruput es jeruknya.

"Serius!" tangan Saeron memukul punggung Hina tak percaya.

"Ya serius, lo sih terlalu focus ke Jian sama Renjun, guenya di lupain" ujarnya sinis pada Saeron.

"Ahhh...." rengek Saeron "akhirnya di tembak juga sama Jaemin, ceritain dong bestie..."

"Dengerin ya... jangan di potong nih"

"Cepetan... penasaran nih gue!" serunya antusias.

"Gue di tembak pas dia selesai sidang kemaren, katanya sih niatnya selesai wisuda tapi dia mau kayak orang orang tu foto bareng ayank pas wisuda, makanya di tembak selesai dia sidang"

"Aaa.... so sweettt banget" clingy Saeron gelendotan di lengan Hina.

"So sweet apanya, gue ngasih dia bunga eh bunganya dibalikin buat nembak gue, kan gak modal tuh laki"

Saeron tertawa mendengar penjelasan terakhir Hina, Jaemin memang susah untuk di tebak makanya kelakuannya selalu random gitu.

"Gitu gitu lo terima juga kan... cie... cie..." godanya menyenggol nyenggol pundak Hina dengan sikutnya membuat sahabatnya mesem mesem sendiri.

"Ah! udah ah Sae... lo jangan goda gue lagi" kesalnya karna kentara malu.

Saeron lagi lagi tertawa melihat Hina tapi tawanya langsung berhenti begitu melihat Renjun yang sedang di kantin membeli minuman mineral.

Mama {Huang Renjun}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang